Part 23

330 16 3
                                    

Pranggg!!!!

Suara pecahan barang dan keributan lainnya terdengar disebuah mansion kediaman Lazuard. Suara bising itu membangunkan seorang gadis yang sedang tertidur pulas seraya memeluk boneka teddy bear kesayangannya.

Agelsha mengerjapkan matanya memijit dahinya pelan karena masih merasakan pusing dikepalanya akibat minuman sialan semalam. Agelsha bangun dari tidurnya mencerna apa yang sedang terjadi dilantai dasar. Suara teriakan itu semakin terdengar jelas. Agelsha segera bangkit dari ranjang seraya mengenakan sandal rumahannya dan sedikit berlari kelantai dasar.

"ANDA TIDAK BISA SEENAKNYA MEMBUAT KEPUTUSAN SEPERTI INI" suara teriakan Nathan menggema saat Agelsha sudah hampir diujung tangga.

Jantung Agelsha berdegup cepat saat melihat bundanya yang sedang menangis ditenangkan oleh pelayan dan kakaknya sedang menatap tajam kakeknya. Agelsha menatap papanya bingung kenapa papanya hanya memperhatikan Nathan bukannya melerai.

"Kakak" teriak Agelsha yang membuat semuanya menoleh.

Agelsha menatap Nathan bingung, raut wajah Nathan seakan sedang menahan emosi yang sangat besar. Agelsha menghampiri bundanya dan memeluknya erat.

"Kakak kenapa bun?" Tanya Agelsha lirih.

Nancy tersenyum getir menatap Agelsha lembut.

"Kembali ke kamar Agelsha" ucap Nancy seraya menggelengkan kepalanya.

Agelsha mengerutkan dahinya. Apa maksud bundanya menyuruh dirinya pergi.

"Bun.." Agelsha menggeleng.

"Ruri ajak Agelsha ke kamar" suara berat papanya memerintah salah satu pelayan dirumah ini.

"NO!" Nathan menggeleng keras

"Agelsha harus tau semua ini" teriak Nathan marah

"Tau apa?" Agelsha menatap kakaknya bingung.

"NATHAN!" bentak papanya menatap Nathan tajam.

Nathan menatap Agelsha penuh ekspresi.

"Lo mau diasingkan sama kakek"

Deg..

"NATHAN!" bentak kakek dan papanya.

Agelsha membeku ditempat. Diasingkan? Apa maksudnya?. Sekilas ingatan Agelsha tentang mimpi dia dibawa paksa kakeknya menjauh itu akan menjadi kenyataan? Apa ini Tuhan?.

Agelsha menatap kakeknya terluka. Kenapa dengan kakeknya?. Agelsha bergeming tanpa menjawab panggilan Nancy sampai saat Nathan tiba-tiba memeluknya erat.

"Gak ada yang boleh jauhin lo dari gue" bisik Nathan jelas ditelinga Agelsha.

"Ini demi keselamatan Agelsha. Nathan" ucap papanya tajam

"NO. INI DEMI KESELAMATAN TAHTA HARTA KALIAN" balas Nathan menatap papanya tajam dengan nafas memburu menahan amarah.

"Nathannnn" geram papanya.

Agelsha memejamkan matanya sakit didadanya semakin terasa.

"Bun" Agelsha mengulurkan tangannya pada Nancy.

Nancy meraih tangan Agelsha. Menatap anak perempuan satu-satunya ini yang harus menanggung beban seberat ini.

Pandangan Agelsha menggelap kilas memori masa lalunya kembali menghantui dengan tak terkendali. Yang dia dengar terakhir kali adalah teriakan Nancy dan Nathan.

***

Kepulan asap rokok keluar dari mulut Arga. Entah kenapa dia menyentuh benda yang tidak sehat ini. Pikirannya kalut karena tidak mendapati Agelsha disekolah dan dia masih teringat akan perkataan Asya ibunya tadi pagi yang mengatakan jika Lazuard sudah akan melihatkan taringnya kepada musuh.

ARGA'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang