Part 19

397 13 0
                                    

Happy Reading😊





Matahari pagi sudah terlihat dan menerangi sebagian dunia. Cahaya matahari itu menyelinap di sela-sela tirai kamar yang bernuansa gelap, dikamar itu ada seorang pemuda yang tertidur pulas dan tidak terganggu sama sekali walaupun banyak suara kicauan burung dan suara orang-orang dilantai 1 sepertinya banyak orang.

Arga, tertidur sangat pulas dan raut kebahagiaannya tercetak jelas diwajahnya walaupun sedang tertidur seperti ini, mungkin karena bahagia akhirnya dia bisa mendapatkan gadis itu.

Brakkk...brakkk...brakkk

"ARGAAAAA BUKAAA PINTUNYAAAAAA" teriak seorang wanita dewasa diluar pintu kamar Arga

Suara gedoran pintu dan teriakan itu dihiraukannya, Arga semakin menenggelamkan kepalanya kekasur dan menutup kedua telinganya menggunakan bantal.

"Ada kunci cadangan gak, kak?" Tanya wanita dewasa itu dari luar kepada Asya

Asya berpikir sebentar lalu dia mengangguk "ambilin kunci cadangan kamar Arga di guci Cina meja rias kamar saya" perintah Asya kepada pelayannya

"Arga emang suka bangun siang, kak?" Tanya Aira

Aira adalah adik bungsu Asya yang sudah menikah dan mempunyai anak kembar perempuan yang berumur 11 bulan, niat dia membangunkan Arga adalah akan menitipkan kedua anaknya kepada Arga karena dirinya akan bepergian. Kenapa Arga? Karena kedua anaknya itu sangat senang jika bersama Arga dan dia tidak percaya baby sister, entah kenapa kedua anaknya itu sangat senang jika bersama Arga, padahal menurutnya Arga itu tidak asik dan dingin. Asya tidak bisa mengasuh si kembar karena dirinya juga akan bepergian.

Asya menggelengkan kepalanya pelan "Arga paling siang bangun jam 8" jawab Asya bingung

"Ini nyonya" pelayan yang tadi diperintahnya menyodorkan kunci cadangan kamar Arga

Asya menerimanya dan langsung membuka pintu kamar Arga.

Nuansa gelap langsung terlihat saat membuka pintu kamar Arga.

"Bawa si kembar ke sini" perintah Aira kepada pelayan

Asya memasuki kamar Arga dia melangkah menuju tirai dan membukanya, cahaya matahari langsung menembus kaca kamar Arga.

Asya menghela nafas pelan melihat Arga yang tidak terganggu sedikitpun, tidak biasanya Arga tidur hingga jam 9 seperti ini.

Aira memasuki kamar Arga dengan memangku salah satu si kembar dan dibelakangnya terdapat pelayan yang juga memangku anaknya.

Shinan dan Shanin si bayi kembar yang mempunyai mata bulat dan pipi bakpau seperti ingin digigit, mereka tertawa senang melihat Arga yang masih tertidur walaupun wajahnya tidak terlihat.

Aira meletakkan sikembar disamping kanan dan kiri Arga, langsung saja si kembar mengganggu tidur Arga dengan berbagai aksinya

Asya dan Aira tertawa melihat itu yang dilihatnya Arga sangat terganggu.

Arga membuka matanya pelan karena sangat terganggu, kedua telinganya ditarik ke berbagai arah dan rambutnya dijambak oleh tangan mungil dan suara bayi tertawa sangat melengking ditelinganya. Arga membalikan tubunya yang tadi telungkup, dia sudah menemukan pelaku yang mengganggu tidurnya yaitu bayi kembar yang sangat menggemaskan.

Si kembar yang melihat wajah Arga sudah terlihatpun kompak langsung mencium pipi Arga dengan bibir mereka yang basah.

"Aishhh" keluh Arga pelan.

"Cepetan bangun" perintah Aira, tantenya.

Asya mendengus, lalu dia bangun dari tidurnya menyandarkan punggungnya di sandaran kasur dan langsung merengkuh si kembar kepelukannya sontak saja si kembar langsung tertawa senang.

ARGA'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang