Part 22

339 16 5
                                    

Agelsha mematut dirinya dicermin. Gaun putih dengan desain yang sederhana tetapi elegan itu melekat ditubuhnya. Gaun dengan panjang sedikit diatas lutut itu memperlihatkan kaki jenjangnya. Sepatu boots coklat menjadi pilihannya daripada high heels yang lain. Warna bootsnya sangat pas dengan rambut coklat Agelsha yang digerai dan diikat setengah itu.

"Nona dibawah sudah ada yang menunggu" panggil pelayan ibunya dari luar pintu kamarnya

Agelsha segera meraih slingbag coklatnya lalu mengecek ponselnya yang tidak ada balasan dari Arga. Agelsha mendengus sebenarnya Arga ini kemana. Agelsha berjalan keluar kamar menyusuri tangga rumahnya. Saat hampir sampai diujung tangga dia berpaspasan dengan Nathan

"Udah cantik aja. Mau kemana?" Tanya Nathan heran

"Ke ulang tahun teman" jawabnya

"Sama siapa? Arga?"

"Sama Alin" decak Agelsha

Nathan mengangguk "Udah bilang bunda?"

Agelsha menatap Nathan sebal "Udah kakakku sayang. Awas ah telat nih" Agelsha mengibas ngibaskan tangannya

"Yaudah hati-hati. Jangan pulang larut" peringat Nathan

Agelsha mengangguk lalu berjalan keluar rumah

Agelsha mengerutkan dahinya saat mobil porsche hitam berada diluar gerbang. Kenapa Alin tidak turun? Aneh.

Agelsha mengedikan bahunya lalu berjalan menghampiri mobil itu. Saat dia membuka pintu penumpang disamping pengemudi. Agelsha tersentak saat melihat Arga sedang menatapnya

"A-arga" gumam Agelsha tidak percaya

Arga tersenyum kecil melihat raut wajah Agelsha yang bingung

"Ayo naik, ntar telat" Arga menarik pelan lengan Agelsha untuk naik. Lalu menutup mobil dan memasangkan seatbel Agelsha. Agelsha mematung saat Arga melakukan itu

"Arga nanti Alin.." perkataan Agelsha terpotong

"Dia udah disana sama Devan"

Agelsha mengangguk "Emang kamu diundang sama Cika?" Tanya Agelsha heran

"Iya" jawab Arga seraya menyodorkan ponselnya yang menampilkan surat undangan dari Cika

Agelsha mengambilnya lalu membaca isi pesan tersebut. 'Kak Arga datang ya sama Agelsha' itu yang tertulis diundangan.

Agelsha memperhatikan penampilan Arga malam ini. Celana jeans hitam dipadukan dengan kaos polos putih dan jaket army membuat penampilan Arga terlihat casual.

"Kenapa?" Tanya Arga karena tahu jika Agelsha memperhatikannya

Wajah Agelsha memerah malu karena ketahuan sedang memperhatikan Arga.

Agelsha menggigit bibir bawahnya pelan "Ngga" balasnya

Arga tersenyum kecil lalu menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Agelsha

                              ***

Suasana balroom hotel terkenal di ibukota terlihat sangat ramai diisi oleh kaum remaja yang sedang menikmati pesta. Dekorasi hitam dan pink ini memanjakan setiap mata yang melihatnya karena unik.

Agelsha berjalan dengan pinggangnya yang dirangkul posesif oleh Arga. Agelsha sempat protes tetapi tidak digubris oleh Arga. Agelsha mendecak  sebal karena perilaku Arga. Lalu yang membuatnya kembali mendecak sebal itu karena para teman Cika yang notabennya adalah adik kelasnya itu menatap Arga seperti melihat pangeran berkuda putih. Apa mereka buta? Wajah Arga masih dipenuhi sisa luka yang menghias wajahnya, tetapi tetap saja itu tidak membuat mereka berpaling.

ARGA'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang