13. Unforgetable Night

1.1K 128 9
                                    

Warning!
...

Min Yoongi bersumpah untuk tidak memyesap asap dari cigaret yang selama ini menjadi acuan untuk pelampiasannya. Kabar buruk yang ia terima dari Shin Joohyun adalah penyakitnya sudah mulai menyebar, masuk pada tahap dua karena beberapa tahun lalu ia merasa putus asa, hidup bagai mayat bernapas, tanpa arah dan tujuan, jantung berhenti berdetak saat kedua orang terdekat meninggalkannya dengan sebuah kesalah pahaman.

Yoongi membutuhkan setidaknya satu gelas vodka untuk meringankan kepalanya yang berat. Mambuk samapi hilang ke sadaran. Ia sudah menemukan itu di rumah tetangganya⸺rumah Kina yang saat ini bercumbu dengan panas bersamanya. Beberapa jam setelah kepulangannya dari rumah sakit berniat ingin mengembalikan dompet calon istrinya tanpa maksud apapun nyatanya gagal setelah melihat Kina berpakaian⸺yang, errr, cukup terbuka dan tipis. Gadis itu memakai linggerie hitam transparan.

Kaum adam mana yang tidak tergoda akan kemolekan tubuh gadis yang mereka cintai. Yoongi contohnya.

Bibir mereka saring terpaut, menjelajah isi mulut, mengabsen deretan gigi rapi keduanya, saling membelit lidah. Tangan mereka tak tinggal diam, tangan Kina mengusap punggung Yoongi dengan gerakan sensual. Sedangkan tangan Yoongi mulai berani meremas kedua benda padat di pucak dada Kina.

Kina mengeluh, "Ouh⸺Yoongi!" kepalanya mengadah ke atas di sertai desahan nikmat akan sentuhan yang Yoongi berikan. Mereka tahu kalau semua ini salah, dan sialanya kesalahan ini begitu manis, manis sekali. Rasa-rasanya mereka tengah mencicip satu tetes air surgawi.

Yoongi berhenti bergerak. Posisi wajah yang berada di ceruk leher terangkat melihat si gadis yang di banjiri peluh tampak begitu sexy, bibirnya agak bengkak dan basah di bagian dagu. Tersenyum lembut, memberi kecupan di dahi, mata, hidung, pipi lalu bibir sebagai penutup. "Kau percaya padaku, Kan?"

Kina mengangguk skeptis. Antara takut dan penasaran. Lagipula mereka sudah sejauh ini, rasanya terlambat untuk berhenti. "Pelan, ini yang pertama."

"I know," kata Yoongi.

Pria itu kembali mengecup bibir bengkak Kina. Tak ada kelembutan di setiap kecupan yang diberikan Min Yoongi. Ia menggigit leher gadis itu kembali, menyentuh pucak dadanya dengan gemas sebelum ereksinya masuk ke tempat yang selama ini ia inginkan. Tempat di mana Yoongi akan merasakan kenikamatan, bukan hanya Yoongi, tetapi, Kina pun akan merasa lebih dari itu. Yoongi itu agresif berbeda dengan Kina yang begitu pasif, ia hanya menerima apa yang akan Yoongi lakukan padanya.

"Eung! Ugh!Yoongii." Tangannya mencengkram lengan pucat nan kurus itu dengan kuat. Mata Kina terpejam, ia mengingit bibir dengan kuat⸺menahan sakit yang luar biasa di pusat tubuhnya.

Yoongi mengangguk, berusaha untuk masuk secara lembut. Ia tidak ingin menyakiti Kina. "Ahn! sebentar, sayang. Setelah ini kau akan⸺ohh, shit! baik-baik saja."

Apa yang di katakan Yoongi benar adanya. Saat keduanya saling mengerat, mendesahkan nama satu sama lain terlebih Yoongi sering memuji Kina di sela-sela erangannya membuat ia tersipu malu. Malam terakhir di hari natal menjadi malam terpanas untuk keduanya.

...

Yoongi masih tak bergerak, ia tersenyum lebar melihat punggung seorang gadis⸺eh, wanita⸺yang kini masih betah tengkurap dengan raut wajah lesu, penampilannya berantakan. Bukan hanya penampilan tetapi ranjang yang mereka tiduri, meja rias Kina⸺semua berantakan. Yoongi tidak sadar kalau ia bermain terlalu kasar semalam.

Tangannya terulur untuk menyingkirkan anak rambut wanita yang akan ia abdi sebagai istri bulan depan. Terlalu cepat? Iya, memang, tetapi tak apa sebagai pemilik SK Jewelery itu hal mudah.

"Bangun cantik."

"Jam berapa sekarang?"

"Sembilan."

Kina mengangguk, membalikkan badannya dengan pelan sembari memegang selimut yang ia kenakan. Matanya tersingkap dan presensi Yoongi yang pertama kali ia lihat. Min Yoongi dengan penampilan yang tak kalah berantakan, Kina yakin pria itu bahkan  sama telanjang seperti dirinya. Kulit Yoongi terlihat sangat pucat, terlihat sebuah Tattoo berbentuk simbol api di dadanya.

Yoongi kembali merapatkan diri. Tangan mereka saling menaut guna untuk menjadi pembatas antara Kina dan Yoongi. Pria pucat itu mengecup punggung tangan Kina dalam waktu yang cukup lama, matanya terpejam seolah di sana ada harum semerbak melati membuat Yoongi betah lama-lama untuk diam di sana. Kina sendiri bahkan tak yakin kalau tubuhnya akan harum.

"Terima kasih untuk yang semalam."

Kina tersenyum tulus. Tangannya mengusap rambut hitam Yoongi. "Uhm, awas saja kalau kau tak segera menikahiku!"

"Kenapa?"

"Kau tidak memakai apapun tadi malam. Aku sedang dalam masa suburku, kalau Baby Min tumbuh besar di dalam perutku sebelum kau mempersuntingku. Mau di taruh di mana wajahku." Protesnya.

"Baby Min, huh? Itu terdengar manis." goda Yoongi dengan satu alis terangkat.

Hara mencubit perut keras Yoongi. "Jangan bercanda, aku serius!"

Yoongi meringis pelan sebelum tertawa. Kina menggemaskan sekali kalau pipinya itu sudah merona. "Tenang, bulan ini kita akan menikah."

Kina menarik kurva bibir dengan tatapan nakal. Wajahnya maju beberapa senti, mengarahkan pada ceruk leher Yoongi lalu meninggalkan bercak keunguan di sana. "I love you."

Yoongi terkekeh, ia memeluk Kina erat. " Love you more." balasnya.

"Kau mandi duluan."

Alis Yoongi terangkat, wajahnya berubah dingin. Apa yang selanjutnya pria ini lakukan sangat mengejutkan, tanpa aba-aba selimut yang mereka kenakan tersikap. Kina terpekik saat Yoongi mengendong tubuh telanjangnya seperti Koala yang menempel pada pohon. Maluuu... sekali rasanya. "Kita mandi bersama."

"Min Yoongiiii!"

...

Pendek aja ah. Gak ada yg komen+ vote juga. Jadi aku gk bakal di protes..hehe.

Tolong dong jangan jadi readers pelit.

Once Upon a Spring • MYG  [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang