CAHAYA
Part 7Aku wanita muda yang baru jatuh cinta, belum mengenal dunia dan ibarat kuda baru keluar kandang, tidak tahu arah mana yang harus ditempuh. Aku hanya merasakan manisnya jatuh cinta. Tidak memperhatikan keadaan sekitar. Sehingga adik tersayangku Anna
kurang aku perhatikan. Anna yang pendiam tidak banyak menuntut hanya bisa memperhatikanku dengan wajah polos dan penuh tanda tanya. Aku tidak memikirkan hal lain. Yang ada dibenakku adalah Anna tercukupi makan dan sekolah saja. Sehingga aku melupakan bahwa Anna pun membutuhkan perhatian.Aah, cinta memang memabukkan aku tidak pernah memikirkan pak Ilham yang telah mempunyai istri dan keluarga. Yang rasakan hanya pak Ilham seorang yang sempurna. Sehingga pada suatu sore aku terkejut karena di rumah pak Ilham ada seorang wanita cantik berusian sekitar tiga puluh tahun lebih. Badannya tinggi semampai, kulit putih dengan raut wajah ramah. Dia memperkenalkan diri sebagai ibunya Zahra istti pak Ilham. Saat itulah baru aku merasa tertampar dan sadar bahwa pak Ilham mempunyai seorang istri ditambah cantik dan terlihat cerdas. Melly istri pak Ilham memperkenalkan namanya. Aku tergagap dan malu ketika berjabat tangan dengannya. Namun kuberanikan diri untuk menatap wajahnya. Dan kami bertatap mata. Ada desir halus rasa tidak nyaman ketika kutatap matanya. Namun segera kutepis perasaan itu.
Pertemuan pertamaku dengan istri pak Ilham sedikit menyurutkan tekadku utk ingin selalu bersama pak Ilham. Namun rayuan dan tutur kata pak ilham menyuburkan lagi cintaku hingga aku meneguhkan hati untuk dapat hidup bersamanya. Namun keinginan itu tak semudah yang kuharapkan, ketika siang hari sepulang aku kuliàh aku mendapat telepon dari dari ibu Melly istri pak Ilham, dia mengajakku untuk makan siang bersama. Ada rasa tidak enak ketoka aku mendapat telepon dan ajakannya untuk maķan siang bersama, namun kuberanikan diri untuk menerima undangannya.
Bu Melly sangat baik dan ramah, dia menanyakan tentang keadaanku dan keluargàku kujawab sejujurnya bahwa aku adalah gadis yatim piatu yang hanya hidup berdua dengan adikku, bu Melly terlihat bersimpati dengan keadaanku yang dia bilang tidak jauh berbeda denganku. Bedanya bu Melly masih mempunyai ayah dan tinggal dengan ibù tiri. Ibu tirinya baik hanya ayahnya terlalu sibuk dan ibu kandungnyà telah meninggal sewaktu dia masih kecil. Bu Melly memperlakukanku bagai sahabatnyà, dia berusaha menciptakan suasana agar aku tidaķ canggung dengannya. Sampai pada pertanyàan yang paling aku takutkan meluncuŕ juga dari mulutnya.
"Dik Cahaya, sudah berapa lama tinggàl di Bandung?"
"Sudah hampir delapan bulan ibu."
"Gimana menurutmu tentang kota Bandung ini?"
"Kota yang ramah, padat dan cukup sibuk menurutķu bu."
"Hmm, orang-orangnya bagaìmana?"
"Sesuai dengan sebutannya ràmah."
Bu Melly tersenyum dan memutar-mutar ujung gèlas dengan telunjuknya.
"Dik, maaf kalau pertanyaanku sedikit pribadi, kamu sudah punya pacar?"
Aku tidak terlalu terkejut dengan pertanyaannya namun aku bingung, harus menjawab apa, tidak mungkin aku terlalu kasar padanya dan berterus terang kalau pacarku adalah suaminya. Namun bu Melly seolah tahu apa yang ada di dalam benakku.
"Dik, jangan tersinggung, aku mendapat kabar bukan hanya dari satu orang mengènai kedekatannmu dengan suamìku, aku telah lama menahan diri untuk dapat berjumpa denganmu, tadinya ingin kuabaikan saja mengenai hubunganmu dengan suamiku, namun aku menyelidikimu diam-diam, mohon jangan marah. Aku ingin tahu wanita mana yang jatuh cinta pada suamiku, yang terlihat alim dimata orang banyak." Bu Melly terdiam sejenak dan menarik nafas panjang.
"Aku melihat latar bèlakangmu yang cukup menyedihkan, ada rasa tidak tega bila kamu harus menjadi korban Ilham setelah diriku."
Aku terdiam dan menatap wajahnya dengan penuh tandà tanya.
"Dik Cahaya, aku sebenarnya sudah ingin terlepas daŕi perkawinan ini, namun tidak bisa, Ilham teŕlalu licik, dan dia memperalatku agar tetap bisa memerasku." Bu Melly berkata dengan perlahan dan tubuh gemetar menahan emosi.
"Maksud ibu?" Aku membèranikan diri bertanya.
"Aku harap kamu segera memutuskan hùbunganmu dengan Ilham, sebelum sesuatu yang buruk menimpamu, dan kamu tak dapat lagì melepaskan dìri darinya." Dia menatapku dengan wajah sungguh-sungguh, tak dapat aku artikan tatap matanya. Sejuta tañda tanya berkeçàmuk dalam diriku.Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
CAHAYA
RomanceCahaya gadis yatim piatu yang hifup hanya bersama adiknya Anna yang cacat. Dengan kecerdasan mereka kedua gadis ini mampu merubah hidup mereka menjadi lebih baik. Namun hidup Anna tidak mudah, meski dia cerdas dan cantik, dia mendapatkan siksaan l...