Cahaya Part 8

10 1 0
                                    

Ucapan dari bu Melly istrinya pak Ilham tidak aku telan bulat-bulat, malah aku beranggapan bahwa bu Melly berkata seperti itu hanya untuk mengahancurkan hubunganku dengan suaminya karena cemburu. Hmm aku anggap dia hanya membual saja. Akibatnya aku malah semakin sayang kepada pak Ilham yang telah difitnah oleh bu Melly. Pantas saja bila pak Ilham ingin mengakhiri rumah tangganya karena memang bu Melly adalah seorang wanita yng egois pikirku. Namun aku tidak mengadukan semua ucapan bu Melly kepada pak Ilham. Aku masih menimbang baik dan buruknya karena aku masih melihat Zahra, anak itu tidak berdosa aku sungguh tak tega bila orang tuanya bertengkar karena pengaduanku. Aku ingin merebut pak Ilham dengan cara yang baik, tidak kasar agar akupun tidak tercela dimata Zahra. Biar saja nanti dia akan menilai sendiri wanita macam apa ibunya.

Semenjak pertemuanku dengan bu Melly hubunganku dengan pak Ilham semakin erat. Aku sudah dapt menilai siapa bu Melly. Dan pak Ilhampun semakin mesra padaku, aku semakin tergila-gila padanya. Rayuannya membuat aku melayang-layang, namun sebagai wanita yang mengerti akan hukum islam aku tidak berani terlalu jauh. Tetap tak kubiarkan pak ilham menyentuhku dengan intim, aku masih pacarnya. Meski pak Ilham telah beristri dan lihai dalam memperlakukan wanita namun aku tetap berpegang teguh pada pendirianku. Bahwa aku wanita tidak boleh rusak. Pak Ilham mengajakku menikah siri, dan aku mempertimbangkan ajakannya itu. Aku harus memikirkan Anna. Bila aku menikah dengan pak Ilham dengan diam-diam sebagai istri sirinya aku takut perkataan orang terhadapku, dan aku masih kuliah. Aku masih ingin mengejar cita-citaku. Namun bila pak Ilham mau membiayai kuliahku, dan sekolah adikku, aku mau menikah dengannya.

Aku ingin menceritakan kisah cintaku pada teman akrabku dipanti yang bernama Siti, namun aku sedikit ragu, mengingat kisah cinta yang aku jalani tidak seperti anak muda lainnya. Aku berpacaran dengan suami orang. Aku takut Siti malah akan mèncibirku. Aku ingin meminta pendapat bagaimana bila aku menikah siri dengan pak Ilham. Ah, aku sungguh galau. Aku tidak ingin kehilangan pak Ilham aku sangat mençintainya. Dia bisa menjadi ayah sekaligus kekasih bagiku. Tetapi apabila aku menikah siri dengannya apakah aku masih bisa melanjutkan cita-citaku? Aku takut cita-citaku akan kandas, selain itu aku masih bimbang dengan statusku, aku tidak mau disebut sebagai istri simpanan. Mau bercerita padà Anna rasanya tidak mungkin, dia masih terlaku kecil untuk dimintai pendapat.

Aku semakin dekat dan tergantung pada pak Ilham, meski secara materi pak Ilham tidak menjanjikan apa-apa, ataupun memberikan apa-apa dan itu tidak menjadi masalah buatku. Kedekatanku semakin menjadi, sampai suatu saat aku hanya berdua dirumah pak Ilham. Pada suatu siang, pak Ilham mendekati dan merayuķu dia mulai memegang tanganku dia meremas dan mengusap tangaku perlahan sampai tubuhku bergetar, dan dia mencoba untuk mencumbuku. Aku hampir kehilangan kèndali dengan bisikan-bisikan mesranya terhadapku pertahananku hampir jebol, bahkan aku terbuai hingga tidak mendengar suara mobil dan orang màsuk ke dalam rumah.
"Hentikan Ilham, jangan kamu rusak perempuan muda yang masih polos ini."
Aku terkejut dan malu mendengar suara bu melly membentak pak Ilham, dengan segera aku membetulkàn  posisi duduk dan bajuku yang setengah beŕantakan. Pak Ilham langsung berdiri dan meñdèkati bu Melly dengan sìķap salah tìngkah.
"Jangan mèngotori rumahku, aku sudàh muak dèñgàn semua tingkah lakumu, aku sudah tidak mau jadi sapi perahmu." Aku hanya diam dan tertunduk malu mendengar ucapan bu melley yang cuku keras.
"Dan kamu Cahaya, aku sudah memperińgatkanmu tèñtang Ilham, namun kamu begitu naif dan teŕbuai oleh ràyuan lelaķi ini. Tapi sebentar lagi kamu akan tahu siapa Ilham sebenarñya." Bu Melly menunjuk pak Ilhàm dengàn sikap penuh kebenciañ. Tubuhku semakin mengkerut,  bagaikan maling yang tertangkap basah.

Bersàmbuńg

CAHAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang