Cahaya part 5

8 1 0
                                    

Bagi kebanyakan orang makan sehari tiga kali adalah hal yang biasa. Begitupun kami di panti selalu terbiasa dengan jadwal makan teratur sehari tiga kali. Namun dengan keputusan besar yang aku ambil hidupku menjadi morat marit. Dan dengan sangat terpaksa Anna aku bawa dalam keadaan sengsara. Namun bersyukur keadaan ini tidak berlangsung lama. Setelah aku menjadi guru les privat, aku dan Anna bisa membeli makanan lebih layak dan kami bisa makan dua kali dalam sehari. Aku bisa membeli termos air sehingga bisa minum teh manis hangat dipagi. Sebulan kemudian aku bisa membeli magic com untuk memasak nasi  dan kami hanya tinggal membeli lauknya saja.  Hal ini sudah menjadi barang mewah bagiku dan Anna.

Dengan pekerjaan yang cukup layak serta tidak menganggu jadwal kuliahku, maka akupun dapat melakukan aktifitas dengan tenang dan mulai mengejar beberapa ketinggalan. Hari-hari kulalui dengan penuh semangat, berangkat kuliah mengajar les privat dan memasak. Kebutuhan pokok kami sudah mulai tercukupi. Aku gadis berumur delapan belas tahun telah memulai hidup dengan cukup keras. Semua itu aku nikmati dengan ikhlas asalkan aku masih bisa bersama Anna.

Dalam keseharian yang cukup menyita waktu dalam hidupku tidak pernah hadir bayangan atau getaran jatuh hati pada lawan jenis. Namun tak dapat kupungkiri akhir-akhir ini aku selalu terbayang pada senyum dan wajah ramah pak Ilham. Dia adalah ayah dari muridku bernama Zahra. Pak Ilham sering menemani Zahra bila sedang belajar les bersamaku. Istrinya seorang anggota DPR yang cukup sibuk. Kami menjadi sering mengobrol, dengan usia diatas empat puluh tahun pak Ilham mempunyai pesona tersendiri untukku. Senyum ramah dan kata-kata yang bijak dan sikap lembutnya membuatkù seolah bertemu dengan sosok ayah yang tak pernah aku dapatkan. Aku mulai terbuai dan tergetar bila berhadapan dengannya. Sesuatu yang seharusnya tidak boleh terjadi. Karena aku jatuh cintà pada orang yang salah. Pak Ilham seorang lelaki yang telah berkeluarga dan aku wanita muda yang betul-betul belum mengenal cinta. Namun sikap perhatian dan kasih sayang pak Ilham terhadapku membuatku mabuk kepayang. Aku sudah tak mampu lagi membedakan mana yàng salah dan mana yang benar.

Berambung

CAHAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang