Cahaya Part 13

6 1 0
                                    


AKu menjadi terbiasa bangun tengah malam, malaksanakan sholat qyamulail, kemudian berjalan menuju pasar suci yang memang cukup jauh dari tempat kost kami. Namun inilah yang dapat aku lakukan untuk menolong perekonomian kami. Bu Wiwi orang yang selalu aku bantu untuk mengangkut barang-barang belajaannya cukup respek terhadapku. Setiap hari aku diberikan lauk dan sayuran untuk kami makan. Namun aku berfikir hidupku tidak bisa terus menerus begini. Sudah dua bulan aku berkerja sebagai kuli angkut. Kebutuhanku bukan sekedar makan, aku harus membeli beberapa peralatan gambar dan buku. Aku kemudian memutar otak apa yang dapat aku lakukan untuk mencari uang lebih banyak lagi.

Dengan sedikit keberanian dan percaya diri, membuat brosur untuk mengajar les anak-anak SD dan kusebar serta ku tempel di sekolah-sekolah SD. sambil terus aku menjdi kuli angkut bu Wiwi dipasar, akupun berjuang untuk mendapatkan murid-murid kembali.

Perjuanganku memberikan hasil, beberapa minggu kemudian ada yang menghubungiku. Lambat laun muridku telah bertambah banyak.
Aku membuat tehnik belajar yang menyenangkan, dan kuberikan target agar anak-anak didikku menjadi juara kelas. Ternyata tehnik yang aku pakai membuahkan hasil yang memuaskan. Anak-anak didikku menujukkan hasil yang bagus dan namaku mulai dikenal, sebagai guru les yang mumpuni, sehingga labat laun,  keuanganku menjadi lebih baik dan apa yang aku butuhkan dapat terpenuhi.

Aku tidak melupakan Anna, dia lebih keras lagi aku didik sehingga dia menjadi juara umum di sekolahnya. Hal itu sungguh membuatku bangga. Pada pertamakalinya aku naik panggung bersama Anna untuk mendapinginya dalam menerma penghargaan dan hadiah dari pihak sekolah. Banyak yang mencucurkan air mata melihat kami berdua. Kami kakak beradik yang yatim piatu dan berasal dari keluarga sangat miskin dapat mengukir prestasi yang cukup membanggakan. Semenjak itu Anna mendapat beasiswa dan kebutuhan sekolah lainnya secara gratis. Bahkan Anna diikutkan dalam olimpiade matematika tingkat kotamadya Bandung dan menjadi juara pertama.

Hari-hari kulalui terasa melesat bagaikan roket yang terus mengangkasa. Tak terasa telah dua tahun aku hidup di Bandung. Hebatnya lagi Anna mengikuti ujian akhir Nasional dan lulus dengan nilai terbaik. Sehingga Anna hanya menyelesaikan sekolah SMP nya dengan dua tahun saja. Anna melenggang masuk SMA negri pavorite di Bandung melalui jalur prestasi. Sedangkan aku, tidak bisa dikatakan sebagai mahasiswa teladan atau berprestasi karena aku disibukkan untuk mencari uang namun nilaiku pun tidak terlalu mengecewakan, indeks prestasiku selalu diatas 3. Hal yang cukup melelahkan untuk mengejarnya. Aku telah mempunyai target bahwa aku dan d lulus bersamaan.

Anna sama sekali tidak pernah aku repotkan dalam mencari uang, tugasnya hanya membersihkan kamar kost mencuci dan menggosok baju kami. Aku sudah dapat hidup layak dan sudah tidak lagi menjadi kuli angkut dipasar. Semenjak muridku bertambah banyak dengan berat hati aku pamit pada bu Wiwi yang telah banyak membantuku pada masa-masa sulit.

Bersambung

CAHAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang