Part 11

4.4K 563 205
                                    


Warning!!!

Bagi yang sudah pernah membaca Viola E Blu sebelumnya, ada banyak rombakan dalam cerita. Sebaiknya di baca dari awal ya, biar tidak bingung gaess. Terimakasih..

Happy Reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

🌹🌹🌹

"Daddy, kapan aku bisa menikah dengan putrimu?"

Kedua mata anak kecil itu memancarkan kepolosan, apalagi ditunjang dengan ketampanan yang melekat di wajahnya meski masih berumur sepuluh tahun. Membuat siapapun yang melihatnya pasti merasa senang sekaligus terpukau gemas.

Namun, berbeda dengan pria dewasa yang sedang sibuk menyetir di samping anak kecil tersebut, justru dia merasa jengkel mendengar setiap celotehannya yang ngawur sejak tadi.

"Daddy, daddy. Siapa yang mengijinkanmu memanggilku, daddy?!"

Pria dewasa itu tampak tidak terima dengan panggilan yang dilontarkan dari bibir anak kecil tersebut.

Anak kecil itu malah menyengir, sama sekali tidak merasa sedih ataupun takut mendengar perkataan ketus dari pria dewasa tersebut.

"Kalau aku menikah dengan anakmu, sudah pasti paman akan jadi daddy ku juga. Jadi aku mulai latihan dari sekarang agar terbiasa."

Si pria dewasa semakin mengerut tidak suka mendengar jawaban dari anak laki-laki dari sahabatnya itu.

"Dih, mana sudi aku punya menantu sepertimu, bocah. Kamu ini masih kecil tapi suka menghalu. Kencing aja masih belum lurus, sudah mikir menikah. Kamu gila?!

"Aku gila karena putrimu, Daddy. Jadi sebaiknya beri kami restu. Aku akan membuat putrimu yang menggemaskan itu menjadi ratu di atas singgasana langit ketujuh," balas si anak kecil dengan tampang bangganya.

Si pria dewasa tampak memejamkan kedua matanya seolah menahan diri agar tidak membuang anak kecil kelebihan hormon di sampingnya itu keluar dari dalam mobil saat ini juga.

"Hee bocah! Memangnya kau punya apa sampai berani meminta restuku?"

Anak kecil itu tampak bingung. Pandangannya melirik ke bawah, melihat ke tubuhnya sendiri, memeriksa kantong celana kebesarannya mencari sesuatu yang dapat ia berikan untuk sang calon mertua. Namun ia tidak menemukan apapun selain uang receh. Rasanya sangatlah tidak etis dia memberikan uang receh pada calon mertuanya. Bisa-bisa dia tidak dapat restu.

Tidak kehabisan akal, demi sang juwita yang sedang jauh nun disana. Jangankan berjuang meminta restu. Mengarungi samudera pun dia sanggup. Anak kecil itu kembali menyengir.

"Kenapa kamu nyengir-nyengir? Kamu tidak punya apa-apa kan untuk melamar putriku? " sentak si pria dewasa menatap anak kecil itu aneh.

"Untuk saat ini aku memang hanya punya hati dengan segenap besar mencintai putri cantikmu. Tapi suatu hari nanti aku akan kembali datang menjadi sosok pangeran berkuda untuk melamar putrimu."

Si pria dewasa hanya bisa mendengus. Lama-lama dia bisa ikut gila kalau terus-terusan meladenin ocehan anak kecil.

"Daddy tenang saja. Aku pasti akan menjaga dan menyayangi viola sama sepertimu," celoteh anak kecil itu lagi.

Kali ini si pria dewasa tidak menanggapi. Raut wajah yang tadinya kesal mendadak berubah menjadi tegang. Beberapa kali ia melihat ke bawah. Lebih tepatnya melihat ke arah kaki yang mencoba menekan rem. Namun laju mobil bukannya berkurang, justru kian bertambah.

VIOLA E BLU (KIM TAEHYUNG X JENNIE KIM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang