Ruangan dipenuhi semua tamu undangan. Dan tentu saja dari kalangan atasSemua berpakaian formal. Mengingat ini acara keluarga ternama di negri ini. Semua wanita disini memakai semua perhiasan yang dimilikinya
Sedangkan dikamar, Aaric mondar mandir tidak jelas. Dia terlalu nervous turun kebawah. Terbiasa tebar pesona, Aaron justru duduk santai sambil memainkan dasinya
"Ayo turun"
Coolio sudah berdiri didepan pintu dengan setelan nya
Dengan semangat Aaron langsung berdiri dan menghampiri Coolio. Aaric benar-benar tidak berniat untuk turun, tapi tatapan mata Coolio tidak bisa dibantah
Dia menghela nafas dan terpaksa menghampiri Coolio. Saat mereka berjalan untuk turun, Aaric justru berhenti
"Aku tidak bisa turun"
Aaron dan Coolio menengok ke belakang
"Aaric ini rumah kita, apa yang kau takutkan" keluh Aaron
"Takut?"
Aaron mengangguk "Aaric tidak bisa bertemu dengan orang banyak Dad"
"Jangan mempecundangi diri sendiri, ayo turun"
"Jika aku mampu aku sudah melakukanya sedari tadi"
"Jangan buat aku marah"
Coolio sudah akan menarik tangan Aaric tapi Olivia lebih dulu menahannya
Coolio terkejut dengan Olivia yang didepan nya. Wanita itu membuat fokus Coolio hilang
Malam ini Olivia memakai dress putih panjang dengan belahan ditengahnya
Coolio ingin berteriak ketika tahu Olivia memakai baju itu malam ini
"I told you to wear a black dress not of this one"
Olivia mengangkat bahu "Aku memakai apa yang aku suka"
Coolio menatap tidak suka
"Bisakah kau tidak kasar? Mereka anak mu juga?"
Gantian, Coolio mengangkat bahu
"Aaric kita turun bersamaan, kau tidak perlu takut"
Olivia berusaha meyakinkan Aaric agar tidak terlalu nervous. Sedangkan Aaron mendekat ke arah Coolio
"Begitulah cara kerjanya"
Coolio menatapnya bingung
"Hanya Momy yang bisa membuatnya baik-baik saja"
Setelah Olivia memeluk Aaric singkat, akhirnya dia mau turun. Bersama, mereka menuruni anak tangga. Semua orang memperhatikan mereka, bahkan tak sedikit yang berbisik