Forty five

4.3K 409 42
                                    


Jayden memperhatikan Aaric yang sedang merapihkan ransel, satu-satunya barang yang dia bawa kesini. Barang bawaan nya hanya sedikit tapi melihat cara lamban nya membuat Jayden geram sampai akhirnya menghampiri bocah itu dan membantunya. Mereka melakukan nya tanpa suara, lebih tepatnya Jayden karena setelah itu Aaric melepas semuanya. Dia membiarkan Jayden yang melakukan nya

Jayden menutup resleting ransel Aaric lalu meletak kan nya dia sebelah ranjang. Dia memperhatikan Aaric yang sedang menggenggam sebuah ponsel

"Kau tahu bahwa ini akan terjadi"

Aaric masih saja diam menunduk memperhatikan ponsel berlogo buah setengah itu

"Ini alasan mu pergi"

"Aku tidak bisa menolongnya" jawabnya

Jayden bangun merapihkan pakaian nya "Ayo siap-siap. Aku akan lihat mobil jemputan didepan"

"Seandainya aku ada disana aku hanya akan menambah beban nya. Dia akan diam karna tidak bisa memukul Aaron dihadapanku. Dia hanya akan menahan emosinya"

Jayden kembali berbalik menghadap Aaric. Seandainya Aaron berfikir rasional seperti kembaran nya hal ini tidak akan terjadi

"Siap-siap Aaric"

Jayden berdiri menunggu Aaric yang masih berada dipelukan Ariana didepan pintu. Ini sudah berlangsung satu menit, mereka bisa terlambat

"Ariana"

Dari balik punggung Aaric, Ariana melihat Jayden yang mengarahkan telunjuknya ke jam tangan nya

"Tidak, kau tidak akan ikut menghakiminya" kata Ariana pada Aaric "Berjanji padaku"

Aaric mengangguk "Jaga dirimu bibi, terimakasih. Aku menyayangimu"

Mobil sedan berwarna hitam itu akhirnya keluar dari pekarangan rumah Ariana. Jayden langsung membuka ponselnya untuk mengabari kedua teman nya sedang Aaric hanya diam memperhatikan jalanan

"Dimana mereka?"

"Dibandara tuan, tidak ada tempat disini untuk menurunkan jet"

Jayden mengangguk kemudian kembali fokus pada ponselnya

Melihat Jayden yang asik dengan ponselnya membuat Aaric teringat sesuatu. Dia langsung membuka kontak dan menelfon seseorang. Tiga kali dia menelfon tapi sama sekali mendapat respon, akhirnya dia memutuskan untuk mengirim pesan

Abigail matthew

Aku dalam perjalanan
kembali ke Italia, jika aku masih hidup
aku janji kita akan
bertemu lagi

Tanpa Aaric sadari Jayden memperhatikan nya diam-diam. Melihat pesan yang dia kirimkan untuk perempuan yang selama ini dia bicarakan bersama Coolio dan Smith. Dia tersenyum

"Apa?" Aaric kembali memasukan ponselnya kedalam saku

"Kau seperti ayahmu saat berpacaran dengan Olivia"

"Jangan dibahas"

Jayden tertawa sendiri "Gentleman" godanya "Siapkan kalimat setelah bertemu Elda disana"

Aaric tidak menggubris Jayden, dia membiarkan teman Coolio berbicara sendiri menggodanya. Sebentar lagi dia akan kembali ketempat dimana dia semestinya. Melanjutkan semuanya yang dia sisihkan. Atau menyelesaikan semua yang dia tinggalkan

.
.
.

  Coolio menghampiri Carissa yang sedang menikmati teh sorenya. Dia meninggalkan semua rasa egoisnya untuk kembali berbicara dengan wanita yang dia panggil ibu. Mereka harus sama-sama membantu agar semua permasalahan ini selesai. Ditambah Aaric sedang dalam perjalanan menuju ke Italia

Stayed with fatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang