Twenty Six

5.6K 478 9
                                    

   Selama satu bulan ini, kegiatan Aaric dan Aaron di manor berjalan monoton. Mereka hanya melakukan tidur-bangun-makan-sekolah-pulang. Sampai sekarang, Coolio masih menjadi ayah protektif dengan melarang mereka untuk pergi keluar bersama teman-temanya. Bahkan Aaron yang kini masuk club basket harus membawa dua penjaga setiap dia keluar untuk latihan. Tentu saja hal itu sangat mengganggu

Di manor pun sama. Mereka hanya akan bertemu Coolio saat makan malam saja. Dikarenakan Coolio menyuruh Roy untuk menyusul Olivia di Las vegas dan menetap disana selama Olivia masih berada dirumah orang tuanya. Hal itu membuat Coolio harus melakukan segala hal sendirian, karena selain Roy tidak ada yang bisa dipercayainya

Aaron sering mengeluh bahwa dia ingin ikut Roy untuk bertemu ibunya, tapi Coolio selalu bilang bahwa sekolahnya tidak bisa ditinggalkan

Hari ini seperti biasa, Aaric langsung merebahkan tubuhnya di sofa setelah kembali dari sekolah. Aaron tentu tidak ikut dia pulang karena ada latihan basket. Tentu saja dengan dua penjaga yang ikut

Entah mengapa, ada perasaan yang mengganjal di hatinya. Seperti ada sesuatu yang akan terjadi. Biasanya jika seperti ini dia akan langsung mengkhawatirkan Aaron karena tentu mereka kembar, tapi saat Aaric bertanya apa Aaron sakit anak itu menjawab bahwa dia sangat sehat saat ini

Berusaha menghilangkan fikiran negatif dia berjalan ke dapur untuk mengambil air dingin. Ternyata di mini bar ada Carlo yang sedang duduk dengan minuman dan rokok sambil sesekali dia melihat ipadnya. Semua orang dirumah ini sama menurutnya, terlalu sibuk dan mengejar duniawi

"hai paman"

Carlo mengalihkan fokusnya "Hai boy, dimana Aaron?"

Aaric melihat pada Carlo yang sedang menghisap rokoknya "Dia ada latihan basket katanya, aku tidak lihat Ates di sekolah dimana dia?"

"Oh dia kedinginan, jadi suhu badan nya naik" Carlo kembali menghisap rokoknya kemudian menghembuskan kesamping agar Aaric tidak terkena asapnya "Istriku menyuruhnya untuk istirahat, jadi sudah dua hari dia tidak pergi kesekolah"

Aaric mengangguk kan kepalanya lalu ikut duduk didepan Carlo

"Apa kau tahu kapan Roy pulang?"

Carlo menggeleng "Ada apa memang?"

"Tidak, hanya saja jika dia kembali aku bisa bertanya bagaimana keadaan ibuku"

"Kau tidak perlu khawatir selama Roy disana, Olivia baik-baik saja"

"Aku harap begitu"

"Dia akan kembali dengan kabar baik"

Aaric selesai dengan minumnya, dia kembali mengambil tas nya

"Tidak apa kan kalau aku kekamar?"

Carlo tertawa ringan "Ya kau bisa istirahat aku akan disini sampai Papa dan Mama kembali"

"Padre pergi kemana?"

"Menengok anak Ciro yang sakit"

Setelah berpamitan, Aaric masuk kekamarnya dan mengganti pakaian nya. Saat dia akan merebahkan dirinya di ranjang tanpa sengaja tanganya menyengol sebuah bingkai yang berisi fotonya bersama Olivia dan Aaron

Akhirnya niatnya untuk tidur siang tertunda lagi, dia harus membersihkan nya lalu membuang serpihan-serpihan kaca itu ke tempat sampah. Saat dia merasa sudah bersih, dia kembali merebahkan dirinya diranjang dan mulai menutup matanya

Sama sekali tidak berfikir jauh, dia tidak tahu apa yang terjadi dibalik pecahnya foto mereka

.
.
.

Stayed with fatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang