Joe menyodorkan sebuah foto setelah mereka selesai makan. Margo terkejut melihat foto yang diberikan Joe. Wajah wanita di foto tersebut mengapa bisa sangat persis dengan dirinya?
"Siapa dia?" tanya Margo.
"Kau terkejut?" Joe balas bertanya. Margo menatap Joe dan foto tersebut secara bergantian. "Dia cinta pertamaku."
"Tapi, wajahnya? Mengapa bisa persis sepertiku?"
"Ntahlah. Itu juga mengejutkanku."
Tanpa mereka sadari, sepasang kamera tengah mengintai mereka. Beberapa kali pria disudut ruangan mengambil foto mereka.
"Nyonya, saya melihat Tuan Joe bersama seorang gadis. Saya akan mengirimkan foto tersebut segera." pria itu berbicara melalui telfon kepada salah seorang wanita. Tak lama setelah menutup telfon, pria tersebut mengirimkan foto Joe kepada wanita yang ditelfonnya tadi.
'Cari tau siapa dia. Mengapa Joe menemui dia dua hari setelah ia kembali ke Indonesia.'
ucap wanita itu melalui pesan singkat.
"Anda masih menyukai dia?" tanya Margo. Ia masih penasaran terhadap wanita itu.
"Sangat. Aku berharap ia masih hidup. Aku berharap ia sangat bahagia."
"Kalau boleh aku tahu, apa penyebab ia meninggal dunia?" tanya Margo.
"Bunuh diri." jawab Joe. Matanya berkaca-kaca. "Semua ini salahku."
Margo terdiam sejenak.
"Itu sebabnya anda pindah ke Amerika dan menikahi perempuan lain seperti yang anda ceritakan tadi?"
"Tidak." jawab Joe tegas. "Ibuku memaksaku pindah dan menikah. Seperti itulah hidupku."
"Tapi anda punya banyak uang."
"Tidak membuatku bahagia." jawab Joe. "Jika semua uangku bisa kuberikan untuk kehidupannya, maka aku akan lakukan." jawab Joe.
Margo kembali terdiam.
"Lalu, siapa yang ingin kau cari?" tanya Margo.
"Anak dari wanita itu."
"Anakmu?"
"Bukan. Anaknya dari seorang bajingan."
"Bajingan?"
"Dia diperkosa seorang pria, yang aku sendiri tidak tahu siapa." mata Joe berlinang.
"Aku akan membantumu." ucap Margo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Be Your Sugar Baby! - Tamat!
Подростковая литератураMargo, gadis 18 tahun jatuh cinta pada seorang pria berusia 37 tahun. Tidak banyak yang bisa diharapkan dari seorang Margo. Ia hanya seorang gadis yang sejak kecil tinggal di panti asuhan tanpa keluarga. Yang ia butuhkan hanya satu. UANG.