"Bagaimana keadaan nenekmu?" tanya Joe yang datang membawa beberapa cemilan ke rumah sakit sore itu.
"Sudah lumayan membaik." jawab Margo. "Hanya saja biayanya.."
"Sudah kulunasi, Margo." Joe memotong ucapan Margo. Margo terdiam.
"B-benarkah?" tanyanya takjub. Joe mengangguk. "Terima kasih, Paman!" Margo memeluk Joe dengan erat.
"Kemarin aku mendatangi rumah Leona." Ucap Joe setelah Margo melepaskan pelukannya. "Ayo kita keluar sebentar. Tidak enak rasanya berbicara disini. Nenekmu butuh istirahat." ucap Joe sambil menatap kearah Nenek Margo yang tertidur.
Mereka berdua berjalan menuju halaman rumah sakit yang tampak lenggang sore itu. Tidak ada siapapun disana selain mereka berdua.
"Leona sedang berada diluar negeri." ucap Joe. "Pelayannya yang memberitahuku." Joe duduk di bangku taman. "Namun anehnya, kemarin ada telefon masuk dari nomor tak dikenal. Ketika aku mencoba menghubungi kembali ke nomor tersebut, sudah tidak aktif." ucap Joe.
"Semoga ia baik-baik saja." ucap Margo. "Paman, apakah Paman baik-baik saja?" tanya Margo, khawatir begitu melihat ekspresi wajah Joe.
Joe mengendikkan bahunya. "Ntahlah. Kuharap aku.."
Joe terdiam ketika bibir lembut Margo menyentuh bibirnya. Ia terkejut hingga tidak dapat membalas atau bereaksi apapun terhadap ciuman yang sangat tiba-tiba tersebut.
Keduanya terdiam saat Margo kembali menarik bibirnya dari bibir Joe.
"A-aku.."
"Aku ke toilet dulu." Joe langsung beranjak dari tempat duduknya. Bingung. Mengapa jantungnya berdebar begitu keras? Mengapa Margo sangat mirip dengan cinta pertamanya?
Ia mulai merasakannya. Ia rasa perasaannya selama ini benar. Ia jatuh cinta pada Margo. Gadis itu, ah benar-benar!
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Be Your Sugar Baby! - Tamat!
JugendliteraturMargo, gadis 18 tahun jatuh cinta pada seorang pria berusia 37 tahun. Tidak banyak yang bisa diharapkan dari seorang Margo. Ia hanya seorang gadis yang sejak kecil tinggal di panti asuhan tanpa keluarga. Yang ia butuhkan hanya satu. UANG.