Margo berlari menuju rumahnya. Ia menangis didalam hujan.
'Mengapa ia baru mengetahui hal ini? Mengapa mereka tidak memberitahunya sejak awal?'
"Nenek! Nenek!" Teriak Margo. Nenek Margo tengah tertidur pulas kala itu. "Bangun Nenek! Bangun! Kumohon.." Margo mengguncang tubuh neneknya hingga wanita itu terbangun.
"Apakah benar nama Ibuku adalah Marigold?" ia terhisak. Wanita itu menarik nafas panjang lalu mengangguk.
"Benar, Margo."
"Mengapa Nenek tidak pernah memberitahuku?"
"Karena kau tidak pernah bertanya. Setiap kali Nenek membahas itu, kau selalu mengalihkannya, Margo. Nenek tahu kau sangat membenci Ibumu.." ucap Neneknya.
"Iya! Nenek yang membuangku kan?!" Margo kembali terhisak. Kali ini dia berdiri dari duduknya. "Nenek tidak tahu bagaimana penderitaanku, ketika aku tidak memiliki satupun keluarga disana!" Air mata Margo mengalir dengan deras. "Nenek tidak tahu betapa kesepian dan menyedihkannya hidupku, karena semua orang mengira aku adalah anak yang tidak diinginkan. Pembawa sial." Margo menangis sejadi-jadinya.
"Margo.." wanita tua itu berusaha duduk di kasurnya.
"Nenek tidak tahu betapa aku mengira aku memang dibuang oleh Ibuku. Nenek tidak tahu, selama 18 tahun hidupku, aku mengira Ibuku adalah wanita murahan. T-tapi aku..." Margo tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. Ia kembali terhisak. "Aku tidak tahu penderitaan yang dialami Ibu karenaku.."
Margo menangis, sambil bersandar di dinding kamar neneknya. Wanita tua itu juga mulai terhisak.
"Ibumu sangat menyayangimu Margo. Sejak mengandungmu, sekalipun ia tidak pernah berbicara pada siapapun. Tapi ia tahu, ini semua bukan salahmu. Sehingga saat kami memintanya menggugurkanmu, ia enggan dan memilih mengurung dirinya dikamar berhari-hari." ucap Nenek Margo. "Saat ia bersedih, ia menangis, namun tidak berbicara sepatah katapun. Hanya menangis dan terus menangis. Hingga akhirnya Nenek membawanya ke psikiater."
"Ini salahku, Nek.." Margo terhisak. "Kalau saja aku tahu," Margo menyeka air matanya. "Aku akan memilih tidak hadir didunia ini."
Wanita tua itu kemudian bangkit dan memeluk Margo.
"Kau fikir, apa rencana Tuhan membuat wajahmu begitu identik dengan wajah Ibumu?" tanya neneknya. "Tuhan pasti ingin kau menjadi wanita sekuat Ibumu. Sebaik Ibumu Margo." ucapnya.
Tangis Margo semakin menjadi.
"Aku memang tidak pernah ingin tahu siapa ayahmu. Tapi, aku yakin mungkin sebenarnya dia adalah orang yang baik juga." ucap Nenek Margo. Tubuhnya bergetar. Ia menangis bersama cucunya. "Kau tahu betapa Nenek sangat merindukan Marigold? Nenek tidak sanggup jika harus bertemu denganmu, melihat wajahmu, sementara luka didalam hati nenek belum benar-benar membaik."
Margo memeluk neneknya.
"Tolong maafkan Ibumu, Margo. Maafkan dia karena tidak bersamamu, maafkan dia karena waktunya hanya sesaat. Maafkan dia.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Be Your Sugar Baby! - Tamat!
Подростковая литератураMargo, gadis 18 tahun jatuh cinta pada seorang pria berusia 37 tahun. Tidak banyak yang bisa diharapkan dari seorang Margo. Ia hanya seorang gadis yang sejak kecil tinggal di panti asuhan tanpa keluarga. Yang ia butuhkan hanya satu. UANG.