Gelisah

14.7K 418 2
                                    

Anak dari wanita itu ialah seorang perempuan. Mungkin usianya setara denganmu. Tapi aku tidak tahu siapa namanya, dan dimana dia saat ini. Nama wanita itu adalah Marigold. Aku tidak tahu siapa pria pemerkosa wanita itu. Mungkin dua atau tiga hari lagi, aku akan mengabarimu.

Kata-kata Joe masih terngiang-ngiang ditelinga Margo. Joe berjanji akan memberikannya uang, jika Margo mau membantunya mencari gadis itu.

"Pasti dia gadis yang sangat berharga untuknya. Jika tidak, untuk apa dia mencarinya?" ucap Margo. Ia tiba didepan pagar rumah Neneknya. Begitu ia membuka pintu, ia melihat neneknya telah jatuh tergeletak tepat didepan pintu.

"Nenek! Nenek!!! Tolong!!!"

***

Joe tiba dirumah sakit, ketika Margo menelfonnya sambil menangis sore itu. Ia melihat Margo tengah duduk gelisah sendirian di lobi rumah sakit.

"Margo? Bagaimana keadaan nenekmu?"

Margo berlari, dan tiba-tiba saja memeluk Joe sambil menangis.

"Tolong Nenekku, Paman. Kumohon. Hanya dia satu-satunya yang kumiliki didunia ini.."

Joe terdiam.

Rasanya aneh. Mengapa ia begitu nyaman ketika dipeluk oleh gadis ini?

Tidak, tidak, ini salah.

Joe langsung melepaskan pelukan gadis tersebut secara perlahan.

"Mana nenekmu? Aku ingin bertemu." Margo mengantarkan Joe ke ruang rawat inap neneknya.

"Dia sedang istirahat. Kata dokter sakitnya kambuh. Dan harus dirawat untuk beberapa hari." ucap Margo sambil menyeka air matanya.

"Kau sendirian disini?" tanya Joe. Margo mengangguk. "Kenapa diruangan ini?" Joe melihat sekeliling ruangan yang dipenuhi oleh beberapa pasien lainnya.

"Maksud Paman?" tanya Margo.

"Ruangan ini terlalu ramai untuk Nenekmu, Margo."

"Ruangan ini yang paling murah. Uangku saja tidak cukup untuk membayar biaya lainnya." Joe menghela nafas mendengar jawaban Margo. "Lagipula, aku suka ruangan ramai. Aku jadi tidak sendiri." ucapnya.

"Dokter Joe? Anda Dokter Joe, bukan?" seseorang dengan jas Dokter tiba-tiba saja datang dan menyapa Joe.

"Hey, Faiz. Apa kabar?" Joe balik menyapa orang tersebut.

"Baik. Saya kira saya harus ke Amerika lagi untuk bertemu anda disini. Kebetulan sekali." Joe tertawa mendengar ucapan Dokter Faiz. "Anda sendiri apa kabar? Siapa yang sakit?"

"Aku baik-baik saja. Hanya saja kenalanku.." Joe menunjuk nenek Margo yang tertidur.

"Oh, yah saya mengerti. Kebetulan saya dokter yang menanganinya. Apa perlu kita pindah ke kamar nomor satu?" tanya Dokter Faiz.

"T-tidak! Jangan!" Margo memotong perkataan Dokter Faiz.

"Dia lebih suka disini karena ramai." Joe menjawab pertanyaan yang terlontar dari wajah bingung Dokter Faiz.

"Oh, yah. Prinsip remaja." ucap Dokter Faiz sambil tersenyum.

Let Me Be Your Sugar Baby! - Tamat!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang