Margo terdiam saat mendengar dokter mengatakan bahwa penyakit Neneknya harus segera ditangani. Jujur, ia hanya memiliki uang yang diberikan Leona tempo hari. Sementara biaya pemasangan ring di jantung neneknya mungkin bisa berkali-kali lipat dari uang yang diberika Leona.
Ia tidak punya harapan lain selain Joe. Neneknya adalah satu-satunya keluarga yang ia miliki saat ini. Ya. Margo hanya bisa meminta bantuan Joe.
***
"Katakan padaku, mana gadis bodoh bernama Zee!" teriak Leona didepan kelas. Leona sengaja datang hari itu, ketika Margo sedang izin tidak kesekolah karena menjaga neneknya dirumah sakit. "Cepat katakan!" bentak Leona sambil menaiki kursi guru yang berada didepan kelas.
Zee bangkit dari kursinya.
"Oh, kau rupanya." Leona turun dari kursinya, kemudian menghampiri gadis bernama Zee tersebut. "Ada masalah apa rupanya kau dan Margo?" tanya-nya dengan nada sombong ala Leona yang sangat khas.
"Huh." Zee mendengus kesal.
"Berani-beraninya kau gadis jelek!" teriak Leona. "Tunggu. Sepertinya aku familiar dengan wajahmu." Leona menyipitkan kedua matanya. "Ah iya! Kau anak dari direktur keuangan perusahaan ayahku, kan?"
Zee terdiam. Ia baru sadar, bahwa wanita dihadapannya ini adalah salah satu wanita paling terkenal di kalangan teman-teman bisnis ayahnya. Jelas ia shock.
"Sekali lagi kau mengganggu Margoku, aku tidak akan.."
"Nona, ada telfon." ucap seorang pria yang merupakan supir Leona. Pria itu sudah menunggu didepan pintu, sementara anak-anak lainnya menonton acara pelabrakan yang dilakukan Leona kepada Zee.
"Aku akan memecat ayahmu." ucap Leona, kemudian berjalan dengan gaya anggun yang seolah dibuat-buat. Ia kemudian mengangkat telefonnya.
"T-tidak." ucapnya sesaat setelah mengangkat telefon. "Kau harus membuktikannya! Ayo kita bertemu di kantorku." jawabnya. Sesaat kemudian ia telah berlari meninggalkan kelas dengan Zee, yang terdiam seribu bahasa setelah pengancaman yang dilakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Be Your Sugar Baby! - Tamat!
Novela JuvenilMargo, gadis 18 tahun jatuh cinta pada seorang pria berusia 37 tahun. Tidak banyak yang bisa diharapkan dari seorang Margo. Ia hanya seorang gadis yang sejak kecil tinggal di panti asuhan tanpa keluarga. Yang ia butuhkan hanya satu. UANG.