2 tahun yang lalu ..
Hari itu adalah hari yang sangat indah, dimana pertama kalinya Margo masuk ke SMA. Yah, hari itu ia masih menjadi anak panti asuhan yang biaya sekolahnya masih ditanggung oleh para donatur sehingga namanya tercantum di papan pengumuman, penerima donasi tetap hingga ia keluar dari panti.
Semua orang mengenalnya. Sayangnya, satupun enggan menegurnya. Margo tahu siapa dirinya. Hanya gadis miskin yang bahkan menginjakkan kaki diruangan kelas sekolah inipun tidak pantas.
"Boleh duduk disini?" tanya seorang gadis dengan senyum kecil.
Margo terkejut. Akhirnya ada juga seseorang yang mau menegurnya.
"Ya, boleh saja." Jawabnya.
"Aku Sana." gadis berambut pendek itu memperkenalkan dirinya.
"Margo." jawab Margo.
Tiba-tiba seseorang masuk kedalam kelas dan memanggil Sana dengan panggilan kasar. Orang itu tak lain adalah Zee. Sana tampak terkejut, hingga akhirnya ia memilih mengikuti Zee. Margo yang penasaran mengikuti Zee dan Sana kearah belakang sekolah.
Didalam ruangan tersebut ada Zee, Sana dan dua gadis lainnya.
"Kubilang apa?! Kau jangan berani-beraninya jauh dariku! Kau itu pelayanku!" Zee memukul kepala Sana.
"M-maaf, Zee.."
"Zee?" Zee tersenyum sinis. "Aku ini Tuanmu, bodoh!" Zee mendorong Sana hingga terjatuh. Margo segera berlari menghampiri Sana.
"Heh kau! Apa maksudmu memperlakukan temanku seperti ini?!" bentak Margo.
"Teman?" Zee dan kedua temannya tertawa. Lalu menghampiri Margo. Zee mencabut tag nama Margo dari bajunya. "Oh, ternyata kalian satu kasta. Pantas saja." ucap Zee.
"Oh murid hasil donasi?" tanya salah satu teman Zee.
"Tanpa orang tuaku, kalian tidak akan bisa bersekolah disini. Orang tuakulah yang memberikan donasi setiap tahunnya kepada kalian!" Zee mendorong Margo.
Itulah hari pertama dimana penderitaan Margo dan Sana dimulai. Zee bahkan tidak segan-segan mempermalukan Sana didepan banyak orang. Perlu diketahui, Ibu Sana merupakan salah seorang asisten rumah tangga di rumah Zee.
Setelah berbulan-bulan penyiksaan yang dilakukan oleh Zee terhadap Sana, mungkin hari inilah hari tersial Sana. Zee menyebarkan video Sana tanpa busana, keseluruh sekolah.
Sebenarnya, hal ini tidak disengaja. Saat itu Zee hendak mengancam Sana menggunakan foto Sana yang diambil secara diam-diam diruang ganti. Sayangnya, salah seorang teman Zee mendapati foto tersebut dan kemudian menyebarkannya melalui aplikasi chatting ke seluruh sekolah.Setelah hari itu, satu persatu kebusukan Zee terbongkar. Mulai dari menyebarkan foto-foto vulgar Sana ke teman terdekatnya, mencuri uang orang tuanya untuk mentraktir teman-temannya, dan, menyiksa Sana. Dan, hingga hari dimana Sana keluar dari sekolah, kedua orang tua Zee tidak mengetahui hal tersebut.
Menurut kedua orang tuanya, Zee sebenarnya adalah anak yang penurut. Ntah setan apa yang merasukinya, hingga ia menjadi sangat membenci Sana. Hari itu Zee seharusnya dikeluarkan dari sekolah. Namun karena kekuatan uang kedua orang tuanya juga, kepala sekolah menarik surat DO atau Drop Out Zee dari sekolah mereka. Sedangkan kedua teman atau lebih tepatnya kedua dayang-dayang Zee dikeluarkan oleh pihak sekolah.
Dan, sejak hari itu juga Zee menjadi orang yang paling dikucilkan se-seantaro sekolah. Bahkan, tidak sedikit anak-anak yang mem-bully Zee sejak hari itu.
Oh ya, korban foto vulgar Zee juga bukan hanya Sana. Ada Margo, Mia dan beberapa teman sekelas lainnya. Sayangnya, hari itu adalah hari kesialan Sana, sehingga foto Sanalah yang tersebar.
Jika ditanya, mengapa Margo sangat membenci Zee, inilah jawabannya.
Margo bukannya gadis mampu yang bisa membeli apapun sesukanya, termasuk pakaian dalam. Hari itu, adalah hari dimana Zee mendapati Margo tengah mengganti baju olahraganya di sekolah. Zee dan kedua temannya dengan sengaja mengambil beberapa foto pakaian dalam Margo yang lusuh dan menyebarkannya ke grup kelas.Sejak hari itu Margo bersumpah akan membalaskan dendamnya terhadap gadis sialan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Be Your Sugar Baby! - Tamat!
Подростковая литератураMargo, gadis 18 tahun jatuh cinta pada seorang pria berusia 37 tahun. Tidak banyak yang bisa diharapkan dari seorang Margo. Ia hanya seorang gadis yang sejak kecil tinggal di panti asuhan tanpa keluarga. Yang ia butuhkan hanya satu. UANG.