12. Foxy

243 36 0
                                    

Dugaan Mina salah, ia kira Jimin tak akan pulang. Tetapi begitu gadis itu melihat sepasang sepatu didepan pintu ia dapat memastikan Jimin sudah disana. Entah mengapa ia merasa...

Lega?

Apa-apaan Myoui, kau mulai terpikat pada pria sialan itu?

Tunggu, kenapa Mina menyebut Jimin seperti Yoongi-Park Sialan Jimin. Gadis bodoh, ia terbawa emosi hanya karena Yoongi menyudutkan Jimin.

"Oh sudah kembali."

Sapaan Jimin tak terdengar hangat ditelinga Mina. Mina hampir terkejut melihat penampilan Jimin sambil menuruni tangga. Sial, mata innocent Mina telah ternodai. Bagaimana tidak, Jimin hanya mengenakan jubah mandi dengan bagian dada yang terbuka begitu lebar. Iya, ia HANYA. Dan jangan lupakan rambut basah pria itu.

Mina refleks berbalik begitu melihat penampakan Jimin.

"Kau berlebihan sekali. Lagipula aku tidak telanjang."

Kau memang tidak telanjang bodoh, tapi hampir telanjang.

Tanpa berucap apapun Mina langsung berjalan melewati Jimin menuju kamarnya. Namun sepertinya pria itu tak membiarkan Mina menenangkan jantungnya sebentar saja. Jimin menahan tangan Mina.

"Aku lapar," ucap Jimin setengah berbisik.

Ah Mina tahu isyarat ini. Apa Jimin meminta Mina untuk memasakkannya? Gila, dipikir-pikir lagi Mina bukan hanya sekedar sekretaris dan asisten pribadi, ia kini merangkap menjadi asisten rumah tangga pula.

"Kau ingin apa?" Tanya Mina acuh.

"Tentu saja makanan."

Jawaban bodoh.

"Seriously, Park Jimin. Kau tahu maksud pertanyaanku." Sepertinya gadis ini masih setengah emosi. Hei tapi salahkan sikap menjengkelkan Jimin.

"Just kidding. Aku ingin ramyeon, sudah lama tak memakan makanan murahan."

Pria sombong! Sungguh, Mina rasanya ingin menyentil keningnya.

"Kau menjengkelkan."

Mina melenggang menuju dapur dan dengan cekatan ia memulai memasak untuk pria sombong itu. Jimin terkekeh melihat raut Mina. Sudah lama ia tak melihat gadis ini emosi.

Mengamati gadis yang sedang memasak tak buruk juga. Rasanya seperti...

...punya seseorang yang memperhatikanmu. Ya, katakan saja Jimin pria kurang perhatian. Tapi memang benar adanya, sejak Sekolah Menengah Atas memang Jimin sudah tinggal sendiri dan berpisah dari orangtuanya. Hanya ada pembantu yang datang saat fajar dan pulang saat senja.

Mata Jimin masih mengekor kemanapun Mina bergerak. Pria itu hampir saja membayangkan jika Mina adalah kekasihnya, dasar kelewatan ia memang terlalu berhalusinasi.

Sekitar sepuluh menit Mina menyelesaikan ramyeon untuk Jimin. Tidak lama, karena itu memang makanan instan.

"Kau pintar memasak," puji Jimin.

"Bodoh sekali, kau memujiku pintar memasak padahal itu hanya makanan instan." Dengan berani Mina mengatai Jimin. Kendalikan mulutmu Myoui.

"Aku hanya basa-basi untuk menghargaimu."

Aneh, dulu biasanya Jimin langsung melayangkan tatapan tajam jika Mina tak sengaja mengatainya atau mengatakan hal buruk tentangnya. Tapi sekarang, bahkan Jimin tak ambil pusing saat Mina mengumpatnya sekalipun.

Jimin sedikit peka dengan nada kejengkelan Mina. Sedari tadi memang gadis itu tidak bisa santai menanggapi Jimin. Dalam hati Jimin bertanya-tanya apa kesalahan yang ia perbuat sampai gadis itu menjadi sangat jengkel padanya. Baru saja Jimin ingin membuka mulutnya dan bertanya pada Mina tapi ponselnya berdering, seketika Jimin beralih pada ponselnya.

LIE〈Park Jimin x Myoui Mina〉Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang