14. Ego

227 39 3
                                    

Aku update, in the middle of the night wkwk.
So appreciate me gaes. Vote ya huhu:(
Happy reading

🐧
🐧
🐧

°°°°°°°°°°

Menikah, Mina masih menimang-nimang tawaran Jimin. Ia tak menyangka jalan keluar yang dimaksud Jimin adalah pernikahan. Mina sudah pernah berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia hanya akan menikah dengan seseorang yang benar-benar ia cintai, dan hanya akan terjadi sekali dalam hidupnya.

Usapan lembut Mina rasakan pada ujung kepalanya. "Pikirkan baik-baik, Mina. Dari sudut pandang ayah, ayah menyetujuinya. Tapi ini melibatkan hidupmu dan perasaanmu. Keputusan ada pada dirimu."

Ya, Akira bukan sosok pemaksa dan egois pada dirinya sendiri. Mina harus menentukan tujuan hidupnya sendiri. Walau bagaimanapun dengan putrinya menikahi putra keluarga Park akan menguntungkannya dan perusahaannya, tapi ini menyangkut masa depan Mina.

Pikiran dan benak Mina bertarung. Disatu sisi ia ingin menolong ayahnya, namun disisi lain ia tak mencintai Jimin-tidak, belum. Ah iya, ini juga demi Myoui Nara. Nasib keluarga Myoui tergantung pada ucapan ya atau tidak Mina.

"Kupikir aku setuju, ayah."

Akira menggeleng. "Tidak, kau tidak benar-benar setuju, nak. Jangan paksakan dirimu."

"Sungguh. Aku setuju."

Mata Mina menatap manik Akira dalam. Meyakinkan ayahnya.

"Baiklah, cobalah buat dirimu nyaman dengan Jimin. Jangan terlalu dipaksakan."

***

"Keputusan yang bijak, Jimin. Tak kusangka kau bertindak sejauh itu."

Jimin hanya tersenyum mendengar pujian yang keluar dari mulut sang ayah. Setidaknya untuk saat ini ayahnya itu memujinya.

Sehari sebelum Jimin memutuskan tawarannya pada Mina. Ia sungguh dalam dilema. Menyeret gadis itu masuk ke keluarganya sama dengan memberi umpan daging di kandang singa. Tentu saja Jimin punya secuil rasa bersalah pada Mina. Tapi jika dipikir kembali, Jimin tak menyesal. Ia tak menyesal dengan tawarannya pada Mina. Sama sekali tidak. Karena ia sangat paham dengan perasaannya.

***

"Jangan pulang cepat, Myoui. Aku akan menjemputmu."

Sudah Mina duga. Jimin akan menemuinya kembali cepat atau lambat setelah ia keluar dari perusahaan lelaki itu. Mina meletakkan kembali ponselnya kedalam tas, membereskan pakaian balet nya ke loker.

Perlu diceritakan. Mina sudah keluar dari perusahaan Park dan juga sudah dua hari ia tidur dirumah Seyeon, untuk menghindari Jimin tentunya. Mina harus segera menemukan apartemen baru. Ia tak bisa terus menerus bergantung pada Seyeon.

Kaki Mina melangkah pada tanah yang mulai basah karena musim dingin akan berakhir. Ah, Mina tak dapat melihat anak-anak yang membuat patung salju, kesukaannya. Tapi musim gugur tak buruk juga. Walau daun-daun hanya mengotori jalanan.

Mobil hitam berhenti tepat didepan Mina. Bisa ia tebak itu Jimin. Gadis itu sudah menunggu hampir setengah jam, untung saja suhu udara sudah naik dan tak terlalu dingin. Mina membuka pintu depan, berjejer dengan Jimin. Dan tebak apa yang dilihatnya. Jimin mengenakan kacamata hitam dimalam hari? Sungguh pria ini tak dapat ditebak lagi.

LIE〈Park Jimin x Myoui Mina〉Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang