9. Care

411 50 0
                                    

Mina tak hirau lagi perihal pesta mewah yang berkaitan tentang bisnis. Sejak dulu ia tak suka pesta atau semacamnya, karena memang ia tak suka berada dikeramaian.

Sejak tadi Mina hanya mengekor pada Jimin yang kesana kemari menemui rekan dan temannya. Ia merasa kakinya mungkin akan bengkak menggunakan heels setinggi ini.

Jimin berpikir sebentar setelah melihat Mina yang masuk ke mobil. Ia menatap Mina serius. "Kau benar-benar akan ke pesta menggunakan sepatu itu?"

Mina menoleh menatap Jimin bergantian dengan kakinya. Apa iya gaya berpakaiannya seburuk itu dimata Jimin. Lagipula sepatu yang ia pakai juga bukan sepatu yang murah dibawah lima puluh dolar.

"Ya, aku akan mengenakannya. Kenapa?" Tanya Mina balik.

"Kupikir itu terlalu biasa."

Ucapan singkat Jimin sungguh menusuk Mina. Hei, bukankah seharusnya orang saling menghormati selera fashion. Jimin tak punya hak mengomentari Mina.

"Park Jimin-ssi, setidaknya hargai gaya berpakaianku." Ucap Mina sarkas.

"Kurasa sepatumu kurang indah untuk dilihat."

Setelah mengucapkan itu Jimin segera menginjak pedal gas. Mina sedikit kebingungan karena Jimin membawanya ke kediaman pria itu. Kebingungan Mina bertambah setelah melihat Jimin membawa sepasang sepatu ditangannya.

"Pakailah, ini milik sepupuku."

Sial, Jimin jalan mondar-mandir begitu saja tanpa memperhatikan Mina. Mina masih sibuk memposisikan kakinya pada sepatu terkutuk itu senyaman mungkin. Dapat dilihatnya ujung sepatu seorang pria yang dapat ia yakini bukan Park Jimin.

Mina mendongak. Ah, dia, pria itu Im Jinhwan. Refleks Mina menyapanya dan membungkukan badannya.

"Mina-ssi. Kita bertemu lagi."

Mina hanya memberi senyum canggung. Ia mengingat kata-kata Seyeon eonnie,

"Mina-ya, kuharap kau tak dekat-dekat dengannya."

Mungkin memang Mina harus menjaga jarak adari pria ini. Ia terlihat seperti pria dengan mulut berbahaya seperti wanita penggosip. Itu pikir Mina.

Jinhwan mengalihkan atensinya pada Jimin yang berdiri disamping Mina. Suasananya tak begitu bagus. Rasa-rasanya Mina mengalami de javu. Pertemuan Jimin dan Jinhwan seperti saat Yoongi dan Jimin bertemu pertama kali. Astaga, Mina terjebak didalam suasana ini kembali.

"Kau sudah pulang dari Swiss? Kupikir kau akan tinggal lebih lama disana untuk menghindari media." Ucap Jimin disertai kekehan.

Terkesan mengejek.

Bukannya merasa kesal atau apa. Jinhwan malah ikut terkekeh. "Seharusnya kau berterimakasih padaku. Kasus empat tahun lalu sudah teralihkan berkat kesalahpahaman yang kutimbulkan."

Seperti pukulan bagi Jimin. Perkataan Jinhwan jelas sungguh menyinggung masalah itu. Mina yang berada diantara mereka hanya diam dan berusaha mencerna apa yang mereka bicarakan.

Jimin kembali angkat bicara.

"Ya, bukankah sebagai saudara sepupu harus saling menolong." Ucapnya sambil menepuk pundak Jinhwan.

Mereka itu keluarga, tapi jika dilihat dari dekat seperti musuh bebuyutan. Im dan Park, seperti konflik konglomerat biasanya-berebut saham-hingga saham perusahaan kakek Jimin dibagi sama rata dan menimbulkan persaingan diantara mereka.

Kedua pria itu mengalihkan pandangannya pada Mina saat Mina jatuh pingsan. Jimin membelalakkan matanya. Ada apa dengan gadis ini.

Ia segera berlutut dan mengecek keadaan Mina. Seluruh orang yang berada dipesta memusatkan perhatian pada Mina yang pingsan. Tak berfikir lama Jimin langsung mengangkat tubuh gadis itu dan membawanya kedalam mobil dan menuju rumah sakit.

LIE〈Park Jimin x Myoui Mina〉Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang