13. Intimidate

249 34 3
                                    

Jangan kaget ya karena fast update banget:v
Padahal biasanya aku update bisa sampe tiga bulan.

Ga tau dapet semangat dari mana tiba-tiba pengen cepet-cepet namatin cerita ini

Selamat baca, bakal ngagetin part ini btw.

°°°°°°°°°°

Figur tegap sudah berdiri memunggungi Mina. Membuat Mina mau tak mau harus menyentuh punggung pria itu agar tahu kehadiran Mina disana. Tak ada suara atau ucapan, mereka berdua hanya bergerak terburu-buru memasuki mobil sang Pria.

"Terimakasih, Yoon."

Ucapan singkat Mina membuat Yoongi sedikit lega. Karena setidaknya kepercayaan wanita itu pada Yoongi menambah-dan berkurang untuk Jimin. Yoongi tak membalas Mina. Ia hanya mengangkat sedikit sudut bibirnya karena merasa bangga ia telah memenangkan Mina. Setidaknya dalam hal kepercayaan.

***

"Kalian bodoh! Tertangkap oleh polisi kelas bawah?! Aish!"

Jimin kehilangan kendali. Ia mengusap gusar rambutnya. Akira telah dibebaskan oleh sekelompok polisi-yang mungkin suruhan Yoongi. Ini semua membuat Jimin merasa gagal. Bukan merasa gagal karena telah kehilangan Akira. Namun, ia merasa gagal karena tak bisa menjalankan perintah ayahnya, merasa gagal menjadi kacung sang ayah.

Drrt drrt...

Bisa Jimin tebak. Ayah sialannya itu pasti akan langsung tahu dan menghubunginya.

"Apa kau tidak bisa menyelesaikan apa yang kusuruh?! Kau memang selalu gagal dari dulu. Kau tidak lebih baik dari Jinhwan!"

Ah, pembandingan lagi. Jimin muak. Ayahnya selalu saja memuji Jinhwan. Kenapa tidak dari dulu mengangkat Jinhwan sebagai anaknya saja.

"Aku sudah berusaha ayah. Kumohon beri aku waktu, kau akan mendapatkan dokumennya cepat atau lambat."

Jimin menutup panggilannya. Ia mengusap wajah tampannya itu berulang kali. Bodoh, secara tidak langsung ia telah berjanji pada ayahnya, dan tentunya Jimin tak tahu apakah ia mampu menepati janji sialannya itu.

***

"Ayah!"

Mina berlari menghambur ke pelukan ayahnya. Maniknya tak sedikit meneteskan air mata. Ia lepas, lepas menangis dipelukan sang ayah. Kehangatan ini yang Mina rindukan sejak semua masalah dimulai. Bahkan saat di Jepang bersama Jimin dulu, ia menahan diri untuk tidak menghampiri dan memeluk ayahnya. Ia tak ingin menangis didepan ayahnya, sebenarnya. Tak ingin membuat luka pria paruh baya itu semakin terbasahi oleh air mata putri tersayangnya.

"Kau terlihat kurus. Maaf ayah membuatmu khawatir."

Akira dengan lembut mengusap surai hitam Mina. Memandang wajah putrinya, wajah yang ia khawatirkan setiap hari. Bisa ia ketahui manik basah itu telah menahan banyak luka dan kesedihan semenjak istri tercintanya telah tiada.

"Ayah, kakak-" Mina terisak, tak sanggup melanjutnya kata-katanya.

Senyum hangat menghiasi wajah Akira. Mengusap surai putrinya sekali lagi.

LIE〈Park Jimin x Myoui Mina〉Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang