💖Chapter 1 : Meledaknya ruangan kepala sekolah

281 28 42
                                    

Tok tok tok

"Masuk!" sahut seseorang bersuara berat di ruangan bertuliskan kepala sekolah.

Gadis ini membuka pelan pintu itu.

"Iya Pak. Ada apa ya Bapak manggil saya?" tanya Mysha pelan.

Dag dig dug

Duh ... kok perasaan gue nggak enak gini, ya? Terka Mysha dalam hati.

Mysha memperhatikan wajah pak Tono selaku kepala sekolah itu dalam-dalam. Terlihat tak lebih seperti tuyul pensiun. Kenapa? Ya karena kepalanya gundul alias botak licin tanpa sehelai rambut pun.

Pak Tono menatap murid di depannya. "Apa kamu tidak merasa bersalah? Apa kamu tidak merasa menyesal? Apa kamu tidak merasa berdosa?" tanya pak Tono. Kemudian, melirik buku bacaanya saat ini. Bukan buku sejarah, pelajaran, atau apalah, malahan sebuah novel bertuliskan mariposa.

Ih ... kepala sekolah! Tampang serem kek hantu kodok. Bacaan mariposa. Kepala sekolahku is bucin. Hehehe kek di ftv-ftv gitu. Ledeknya dalam hati.

Pak Tono menatap garang ke arah mysha. Membelalakkan matanya seperti gundoruwo kehilangan istri. Kacian amat, sih.

"Kamu kenapa senyum-senyum? Ada yang lucu?" tanya pak Tono geram.

Mysha terperanjat. "Iya!" jawabnya refleks segera membekap mulutnya sendiri.

Brak

Lagi dan lagi Mysha terperanjat. Kenapa kepala sekolah ini selalu membuat darah Mysha berdesir. Padahal, meja itu tidak bersalah. Sungguh kejam!

"Jawab pertanyaan saya tadi!" gertak pak Tono sembari mengusap kumisnya yang keriting dan tebal.

Mysha mengangguk cepat. "Bapak kan bilang apakah saya melakukam kesalahan? Tentu saja tidak. Karena apa yang saya lakukan selalu benar," tukasnya bangga membuat pak Tono menghela nafas berat. Apakah dia punya penyakit asma?

Mysha mengacungkan dua jarinya. "Yang kedua bapak bilang apakah saya tidak menyesal? Tentu saja tidak Ferguso. Karena, poin pertama yang saya jelaskan adalah saya sama sekali tidak melakukan kesalahan."

Pak Tono memegang rambutnya frustasi. Ralat, memegang kepala botak licinnya erat. Entah mengapa murid di depannya ini membuat kepala berdenyut kencang.

Mysha kembali mengacung tiga jari dengan bangga. "Yang ketiga! Apakah saya tidak merasa berdosa? Tentu saja saya tidak berdosa Dady Tono. Because, sesuai poin pertama ... saya tidak melakukan kesalahan membuat saya tidak menyesal sama sekali. Ujung-ujungnya saya juga tidak berdosa, Dady. You know that, Mysha Gladis Madison adalah orang yang sangat suci dan begitu beauty. Tak lama lagi saya akan bersanding di pelaminan bersama my honey Lee Jeong Suk is aktor terkenal in Korea."

"Cukup!" bentak pak Tono.

Mysha tergelenjak lalu menekuk wajahnya sendiri. Bukan takut, melainkan Mysha tak suka melihat pak Tono marah. Setiap pak Tono marah, bagian wajah pak Tono bertepatan di daerah perkumisannya bergetar sendiri. Sehingga mengakibatkan Mysha merasa tidak nyaman.

"Kenapa diam?" tanya Pak Tono sedikit menggebu.

"Tidak apa-apa, Pak," jawab Mysha yang masih merunduk.

"Coba kamu perhatikan isi seluruh ruangan saya!" perintah pak Tono.

Mysha memperhatikan ruangan kepala sekolah dengan seksama. Sungguh nyaman, indah, keren, wow.

"Bagus, siapa pun yang mendesain ini semua pasti orang yang sangat hebat," puji Mysha berwibawa.

Pak Tono berjalan melangkah mengelilingi muridnya ini. "Kenapa kamu bikin ruangan Bapak seperti ini? Kenapa kamu menaruh foto orang asing di sini! Kamu main-main sama saya, Mysha!"

Not Love But Menikah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang