Hari ini adalah hari senin. Hari pertama Naya sekolah di semester 2.
Jika Naya disuruh memilih libur atau sekolah, pasti ia memilih sekolah saja. Dengan belajar justru ia jadi lebih bersemangat.
Naya berbeda, dia justru kebalikannya dari gadis kebanyakan yang banyak mainnya dari belajar.
Pagi ini Naya duduk tertegun dibangkunya sendirian. Tidak dengan teman sebangku. Mereka segan, karena Naya pernah bilang jika dia lebih nyaman sendiri.
Lebih baik tak ada teman sebangku, selain luas juga tak ada pengganggu. Kalaupun ada cuma bisa nyontek dan nyalin jawaban buat apa? Pikirnya.
Laki-laki dikelasnya pun tak bisa memaksa Naya. Padahal mereka ingin menemaninya, tapi Naya ini selalu menolak dengan caranya sendiri.
Naya memang dingin, tapi entah dia sadar atau tidak sebenarnya ada banyak orang yang perduli.
Naya tengah berpikir. Dia sedang bingung dengan mimpi-mimpinya. Ia memikirkan target-target yang belum tercapai dan sudah sampai mana kemampuannya dalam belajar. Pantas saja pemikirannya seserius itu, karena Naya ini gila belajar.
"Tettttt... tettttt...." suara bel sekolah berbunyi membuyarkan lamunannya. Tandanya pelajaran akan segera dimulai.
"Akhirnya" Tiba saatnya mengusaikan kebosanan, dan segera memulai sesuatu yang mengasyikan. pembelajaran hari ini dimulai.
Bu Niar akan datang setelah 5menit bunyi bel. Bu Niar adalah guru yang mengajar pelajaran IPA. Bu Niar ini terkenal guru yang baik, tapi juga guru yang tegas pada muridnya.
Sambil menunggu Bu Niar, Naya membuka buku IPAnya dan memahami materi minggu lalu.
Naya mengambil alat-alat tulis dan menaruhnya dimeja. Ia membuka buku dan mulai membacanya. Sebenarnya pernah ia baca, tetapi mencegah untuk lupa.
Seserius itu Naya belajar, sehingga prestasinya tak main-main.
Sebelumnya dia pernah ditunjuk sekolah untuk mengikuti olimpiade Fisika, padahal Naya saat itu masih murid baru.Naya dipercaya guru disekolahnya karena dia cerdas, dan gurunya yakin Naya mampu. Saat itu Naya bisa masuk 5 besar sampai tingkat provinsi.
5Menit usai sudah Naya membaca materi yang telah dipelajari minggu lalu, kemudian menyiapkan buku tulis untuk materi baru hari ini.
"Wahh liat siapa yang datang? Ada anak baru menuju kelas gais!" kata Sofia, ketua geng perempuan centil yang terkesan cerewet itu disekolah.
"Uwuu tampan!" sahut teman sepergengan Sofia.
"Kenapa gak cewek aja sih?" kata laki-laki mengeluh. Dilubuk hati mereka lumayan kecewa.
"Wah kece banget, hooh bener-bener!" sahut yang lain memuji murid baru itu.
Naya yang tadinya sibuk dengan buku pelajarannya, lantas menatap lurus kedepan papan tulis. Ia melihat murid baru itu berjalan pelan dibelakang Bu Niar.
Bu Niar memasuki kelas dengan diikuti murid baru dibelakangnya. Murid baru itu tampak ragu memasuki kelas, ini pertama kali baginya.
"Cepat nak!" Suruh Bu Niar.
"Ah iya bu, maaf!" Ia tersenyum simpul seraya membenarkan tas yang ia pakai.
"Selamat pagi! anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru!" Bu Niar mengawali pembicaraan, dia berdiri didepan 39 anak muridnya.
"Selamat pagi Bu!" Jawab semua siswa serempak.
"Silakan nak, kenalkan diri kepada teman-teman." suruh Bu Niar kepada murid baru itu.
Murid baru itu terdiam, dia terlihat menarik nafas karena gugup. Rivan memutar pandangan kepada semua murid terlebih dahulu sebelum akhirnya menarik senyum ramah diwajahnya.
Murid baru tampan itu sudah membuat sekelas heboh dengan kedatangannya. Tinggal tunggu waktu untuk membuat heboh satu sekolah sepertinya?
"Ganteng ya?" bisik Nida sepergengannya Sofia kepada teman-temannya.
"Kyaaa senyumnya manis buangett" Sofia berteriak agak keras membuat semua mata memandang kearahnya.
"Ngomong lo kek toa. Malu-maluin aja." Nida menarik tangan Sofia keras-keras agar kembali duduk.
"Yamaap" Sofia tertawa kecil dan kembali fokus memperhatikan murid baru itu.
"Padahal biasa saja!" Pikir Naya.
Keningnya berkerut melihat sisi tampan murid baru itu darimana. Dilihat dari mana-mana tetap biasa saja.
Perasaanya selalu jujur, dan menurutnya murid baru itu tidak terlalu tampan. Mungkin Naya belum menyadari, atau Naya belum bisa melihat yang sebenarnya?
"Perkenalkan nama gue Muhammad Rivan Mahaputra, gue pindahan dari SMAN 2 Bandung. Salam kenal teman-teman!" Ucapan perkenalan murid baru itu sontak dibalas semua orang dikelas dengan ucapan "Salam kenal juga!"
"Nambah 1 siapa takut?" Pikir Naya.
Naya sangat yakin bisa untuk mempertahankan peringkat 1 nya. Memang ada yang bisa menyainginya? Lihat saja!
***
Hallo semuanya...
Ini cerita pertama yang kubuat, jadi maaf ya jika masih banyak kekurangan.Jangan lupa vote dan komen ya!
Makasih sudah membaca♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu Dingin
RomanceApakah ada perempuan yang bersikap biasa saja meski ada orang yang berjuang mencari perhatiannya tanpa lelah? Apakah ada perempuan yang memilih berharap pada ketidakpastian meski cinta itu hadir didepan mata? Ada.... Namanya Naya Nur Faizah. Biasa d...