Part 3

2.1K 228 285
                                    


Bayu beranjak dari bangkunya untuk menghampiri Naya. Naya melihatnya biasa saja, seolah tak aneh lagi dengan kebiasaan menyebalkan Bayu.

Bayu suka menghampirinya saat istirahat, dan biasanya duduk dibangku sebelahnya yang kosong. Tapi kali ini berbeda ia tidak duduk disampingnya, tapi berdiri dihadapannya.

Naya tak perduli. Pernah Naya mengusirnya, tapi yang namanya Bayu tak kenal penolakkan. Dia datang lagi.

"Hallo Nay, mau makan gak? Gak lupa bawa bekal kan?" Bayu menundukkan badannya menatap wajah Naya lekat tapi tidak terlalu dekat.

"Bawa kok!" Jawab Naya singkat.

"Kenapa anak ini dia jawab?, sedangkan gue pas mau kenalan dia diem aja" Pikir Rivan. Ia memperhatikan Naya, seperti keheranan dengannya.

"Hai, Gue Bayu." Sapa Bayu tiba-tiba dengan menyondorkan tangannya kearah Rivan.

Rivan menoleh, lalu merespon tangan Bayu untuk bersalaman.

"Gue Rivan." kata Rivan dengan tersenyum.

Bayu menepuk pundak Rivan pelan. Yang mungkin mengartikan awal perkenalan mereka. Sedangkan Naya sibuk dengan novel yang ia tatap.

"Hoy Bay buruan sini, kita ada kumpulan buat rundingan tim basket kita!" Kata Rendi teman setim basket Bayu di ekskulnya.

"Dimana bro?" Tanya Bayu.

"Dilapang basketlah, ayok cepet!" Jawab Rendi seraya berlalu keluar kelas. Bayu berlalu mengikutinya dari belakang.

Ia berbalik, menatap Naya dan terbesit berjalan mundur agar bisa menatap Naya lama-lama.

"Nayyaaa yuhuuu..." Bayu dengan tingkah konyolnya menirukan tangan gaya kissbye. Seperti orang bodoh tapi tiba-tiba dia menubruk tembok.

Brukk!

Sakit mungkin, tapi tak lama ia bangkit. Mengejar Rendi yang lumayan jauh berlalu.

Naya tertawa melihatnya dan repleks menutup mulutnya. Dia tertawa dan menyembunyikan seperti ini, Naya memang seperti itu. Disisi lain Rivan justru memperhatikan.

"Oh jadi gini ya, kalo Ratu Dingin dikelas ketawa. Rasanya kaya gunung es leleh." Pikir Rivan. Rivan melirik wajah Naya secepat kilat sibuk lagi dengan bukunya.

Rivan yang sadar jika dia murid baru, beranjak bangun dari kursinya mencoba mengikuti orang-orang yang keluar kelas yang mungkin saja mau ke kantin.

Naya melirik Rivan. Ia Memperhatikan dalam diam, tanpa Rivan tau. Entah kenapa Naya penasaran Sosok murid baru satu ini.

Jujur saja, Naya tak pernah seperduli itu dengan cowok. Tapi kali ini beda!

"Ayo van, ikut gue aja!" Ajak Ardi teman sekelasnya.

"Siap bro hehe, gue gak tau kantin dimana soalnya." Kata Rivan sambil cengegesan.

"Yaa gapapa kali bro!" jawab ardi santai.

"Hai Rivan, foto-foto yuk?" Kata Sofia yang tiba-tiba menarik tangan Rivan. Lalu Diikuti cewek-cewek lain yang berebut untuk meminta foto.

"Ohh maaf tapi.." ucap Rivan terpotong ia tampak berpikir sejenak.

"Lo duluan aja deh di!" sambung Rivan.

"Yaudah lo suruh aja si Sofia supaya nganter lo kekantin ya, bye." Kata Ardi yang langsung berlalu pergi keluar kelas.

Rivan risih, tangannya dipegang erat-erat Sofia. Tapi dia tetap menanggapi Sofia dengan baik. Ingin segera ke kantin rasanya, ia tersenyum kecut menahan lapar karena belum makan.

Ratu DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang