Part 7

1.3K 101 102
                                    

Cemas. Tapi Naya hanya bisa mendoakan kesembuhan Rivan.
Hari ini tanpa Rivan, No problem! Bukannya sebelum ada diapun, prestasinya lancar-lancar jaya.

Waktu berlalu, mengalihkannya pada hari baru. Hari Kamis, Oranglain banyak menyebutnya Kamis Manis. Entahlah manis dari apanya.

Namun ada yang lebih manis dari kamis, bukan harumanis itusih ada dipasar malem. Coklat dengan kacang almond, cemilan manis kesukaan Naya. Bagi Naya ini curang, siapa yang bisa menolak Coklat meski yang memberinya berharap ada suatu feedback darinya.

"Ikhlas enggak?" Kata Naya.

"Insyaallah ikhlas.. Buat Naya apasih yang enggak." Jawab Bayu menggodanya.

"Buat aku mana abwang?" Kata Rendi dengan manja dan meledek.

"Najis" Ketus Bayu.

"Aku orang bukan kotoran abwang" Kata Rendi.

Ardi temannya mengedipkan mata, mengisyaratkan sebuah rencana yang baru saja terbesit.

Ardi mendekati Naya, membisikan sesuatu untuk mempengaruhi. Sehingga membuat Naya angkat bicara.

"Kok najis?"

"Yamaap Naya hehe, masa manja banget ngomongnya"

"Mereka kan temen kamu, kenapa gak dibeliin coklat juga?"

"Gue beliin nanti demi kamu."

"Yesss"

Ardi dan Rendi tersenyum penuh kemenangan. Berhasil mempengaruhi Naya, yang penting bisa dapet Jackpot.

"Eh lu suka coklat?" Bisik Rendi.

"Ya kagak, tapi lumayan buat ngasih doi gue." Jawabnya.

"Hallo.. hallo... perhatian ckck" Yani membuka suara meniru pengumuman. Tak perlu mikrophone, suara cemprengnya saja sudah berhasil membuat keriuhan menjadi hening.

"Apaansih lu?" Kata Sofia dengan raut wajah kesal.

"Eheumm jadi gini....."

"Apaan? To the point aja."

"Gimana kalo kita rame-rame jenguk Rivan?"

"Baru 2hari gak sekolah kan? Menurut peraturan itu kalo udah gak sekolah 5hari baru jenguk." Kata Pian salah satu teman sekelasnya.

"Ini kan gue yang punya usul, apapun itu tidak harus terkukuh pada suatu aturan dong. Kalau bisa, kenapa enggak?" Kata Yani.

"Bukan gitu, lo tau sendiri kan banyak tugas yang harus dikerjain. Jadi Sorry aja gue gak bisa ikut." Kata Pian.

"Yang lain gimana?" Tanya Yani dengan melihat semua teman sekelasnya.

Naya berpikir sejenak. Mengamati Yani dengan opininya yang tidak terlalu buruk.

"Kita gak bisa ya.." Ucap Sofia yang diakhiri dengan anggukan teman-temannya.

"Gue juga, gue juga" Timpal yang lain.

"Yaudah, makasih atas perhatiannya"  Kata Yani pasrah.

"Gue bisa kok." Kata seseorang dibarisan depan, Naya. Semua mata memandang kearahnya.

"Gue harap gue gak lagi cemas, saat liat kondisi dia nanti" Lirih Naya.

"Kalo Naya ikut, gue juga ikut" Ucap Bayu.

"Boleh" Jawab Yani.

Setelah Naya, Rendi mengangkat satu tangannya. "Gue juga bisa"

Dalam jeda beberapa detik 2 orang mengangkat tangannya. Adam lalu kemudian Ridwan.

Ratu DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang