Part 2

2.3K 245 268
                                    

"Mulai sekarang Rivan akan bersekolah disini, berteman dengan baik ya Rivan!" Kata Bu Niar sambil menepuk pundak Rivan.

"Tentu saja Bu." jawab Rivan dengan tersenyum.

"Sekarang kamu duduk dengan...." Ucapan Bu Niar terpotong, ia tampak melihat-lihat kesana kemari. Mencari bangku kosong untuk Rivan.

"Dia pasti duduk disini." Pikir Naya.
Tidak ada lagi bangku kosong dikelasnya, hanya ada satu dan itu bangku kosong disebelah Naya.

"Ohh iya dengan Naya!" sambung Bu Niar melanjutkan perkataannya. Ia melihat bangku kosong disebelah Naya dan menunjukkannya pada Rivan.

Naya menghembuskan napas pasrah, dia sudah duga jika murid baru itu akan duduk disampingnya.

"Tidak ada pilihan lain." pikir Naya. Naya melihat Rivan dengan tatapan tajam lalu kemudian ia tersenyum tipis. Sangat tipis bahkan hampir tidak terlihat.

Salah satu murid laki-laki menunduk kecewa, mendengar kenyataan kalau dia tidak bisa duduk sebangku dengan Naya. Namanya Bayu, dia adalah orang yang menyukai Naya sejak lama.

Bayu adalah type murid yang suka melanggar aturan dan kerap kali membuat masalah. Dia ini tampan dan dikenal disekolah sebagai badboy.

Bayu juga terkenal karena prestasinya dibidang olahraga. Ia mengikuti ekskul basket dan bergabung di tim basket yang sudah beberapa kali menjuarai pertandingan. Tim basket mereka diberi nama Tim Maha Putera.

Terlepas dari karakter Bayu yang berbalik dengan karakter Naya, Bayu justru memberikan warna tersendiri dihari-harinya Naya. Tapi mungkin Naya tak menyadari itu dari awal.

"Bagaimana Naya, Rivan boleh kan duduk dengan kamu?" Tanya Bu Niar.

"Hmm.. ohh boleh kok bu!" Naya terpaksa mengatakan itu. Lagipula didepan Bu Niar ia tak mungkin mengatakan alasan jika dia ingin sendiri, terlalu tidak masuk akal.

Semua pasang mata melihat Rivan yang perlahan mendekati bangku dan duduk disana.

Murid perempuan kecewa karena Rivan tak bisa sebangku dengannya, begitupun murid laki-laki yang tak bisa sebangku dengan Naya.

"Sebenarnya gue lebih suka kalo Naya sendirian dibangkunya, biar gue gak usah cemburu kaya gini." Ucap Bayu pada teman sebangkunya yang perempuan. Namanya Yani.

"Sabar ya Bay" jawab Yani. Dia bingung harus menjawab apa karena Yani sendiri menyukai Bayu sejak MPLS dan dia sudah lama memendamnya. Tapi yang Yani tau Bayu itu menyukai Naya.

"Impian gue pengen buat lo bahagia Bay, gak gini terus. Setidaknya gue ingin lihat Bayu bahagia, walaupun Bayu cintanya sama Naya" Lirih Yani.

Yani menoleh memperhatikan wajah cemberut Bayu. Dan saat Bayu menoleh balik, Yani gugup dan tiba-tiba menggenggam pulpen. Ia repleks meraih benda apapun yang tergeletak dimeja, yang kemudian dicurigai Bayu karena Repleksnya terlalu terlihat.

"Kenapa Yan?" Tanya Bayu, ia menoleh kearah Yani yang kelihatan seperti salah tingkah.

"Gak papa" jawab Yani singkat.

Bayu tersenyum datar, ia kembali memperhatikan bangku Naya yang jaraknya terhalangi satu baris bangku didepan. Bayu bangku baris ke-3 dan Naya Baris Ke-1, bangku mereka ini satu jajar.

"Hai, nama gue Rivan" kata Rivan mengajak Naya berkenalan. Rivan menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan.

Naya hanya melirik wajah Rivan lalu tersenyum tanpa ada jawaban. Rivan tersenyum miring karena ucapannya tak dihiraukan.

"Oke anak-anak sekarang kita buka buku halaman 102. Baca dulu ya, setelah itu kerjakan latihan soal" Kata Bu Niar.

Pembelajaran dimulai dan Naya sudah siap untuk fokus belajar.

10Menit kemudian, Naya maju kedepan Menyondorkan latihan soal yang telah ia kerjakan.

Bu Niar tersenyum dan memberi nilai di hasil pengerjaan Naya.

"Buka halaman 196 ya nak, kamu baca dan pelajari!" suruh Bu Niar.

"Baik Bu" jawab Naya yang kemudian kembali ketempat duduknya.

Semua orang memperhatikan Naya, mereka sudah tidak aneh lagi melihat Naya selesai mengerjakan tugas dengan cepat. Beda dengan Rivan yang baru jadi murid disana. Ia memperhatingan Naya dengan melongo keheranan.

"Bagaimana bisa? Padahal gue aja belum beres baca materinya. Dia malah udah selesai ngerjain latihan soalnya." Pikir Rivan.

Rivan kemudian melirik buku Naya, penasaran dengan nilai yang Bu Niar beri. Benar saja Rivan keheranan dengan nilai yang Naya dapat, Nilainya 100.

Dengan waktu 10menit, ia bisa menyelesaikan 10 soal Essay dan mendapat nilai 100. Tentu saja itu luar biasa bagi Rivan.

Rivan yang penasaran berniat untuk bertanya pada Naya bagaimana dia bisa sejenius itu. Tapi ujung-ujungnya ia hanya memperhatikan wajahnya.

"Dingin, tapi kok pinter banget nih anak." Pikir Rivan.

3 jam sudah Bu Niar mengisi pelajaran hari ini. Karena waktu istirahat tinggal 4 menit lagi, Bu Niar menyuruh latihan soalnya dikumpulkan seadanya saja.

"Tettttt.... Tettttt..." bel istirahatpun berbunyi, tandanya waktu istirahat telah tiba.

Seperti biasa waktu istirahat Naya isi dengan membaca buku, lalu kemudian makan dengan bekal yang ia bawa.

Hari ini Naya bawa novel kesukaannya dan mulai membacanya dengan serius.

Naya seperti membuat jarak dengan orang-orang. Tapi begitulah hidupnya.

***

Hallo semuanya, mau dinext gak ceritanya?

Jangan lupa vote dan komen ya!
Makasih sudah membaca♡

Ratu DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang