Part 12

1K 46 37
                                    

"Lo paham gak teori cinta itu kaya gimana? Ribet banget gak sih kaya wanita." Tanya Rivan sembari mengaduk-ngaduk jus mangga dengan sedotannya.

"Kenapa jadi bucin lo sekarang? Asal tau aja wanita itu gak ribet, lelakinya aja emang gak memahami kita aja. Yakan Nay?"

Naya mengangguk dia menyeruput jus alpukat. Mereka berhadapan dikursi kantin, saling memesan jus dan mengobrol bersama.

"Gak asik dua lawan satu, gue ngalah ajasih. Emang cowok selalu salah dimata kalian."

"Udah deh jangan debat, konteksnya kan cinta itu apa kan tadi?" Naya angkat bicara, dia membuka ponselnya. Mengetikkan apa itu cinta dimesin pencari.

Cinta adalah suatu emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Cinta juga dapat diartikan sebagai suatu perasaan dalam diri seseorang akibat faktor pembentuknya. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Wikipedia Naya membacakannya dengan baik, layaknya guru saja yang sedang menerangkan. Rivan dan Yani mendengarkan.

Yani mengangguk-ngangguk sedangkan Rivan menelunjukkan jari didahinya nampak berpikir.

"Hmm"

"Gitu aja gak pahamsih lo."

"Sekarang gue paham, Naya yang jelasin masa iya gak paham." Kata Rivan. Ia menoleh kearah Naya, dan gadis itu tersenyum.

"Jadi inget film india, pas sahrukhan bilang sahabat adalah cinta." Kata Yani.

"Cinta adalah sahabat." Kata Rivan.

"Kita kan sahabat? Berarti kita adalah cinta?" Kata Yani antusias.

"Iya bener. Sini peluk cinta-cintaku." Celetuk Rivan. Yani tertawa, dia benar-benar memeluknya.

"Nay?" Rivan mengangkat alisnya.

"Boleh, sebentar saja" Jawab Naya saat menerima ajakan dari Rivan.

Pelukan persahabatan mereka yang pertama. Singkat saja, namun luarbiasa membuat hati Naya berdebar.

Bagaimana mereka bisa sebahagia ini? Padahal bisa jadi kemungkinan yang ada adalah terjalin cinta segitiga? Naya mengulum bibirnya. Cemas, memikirkan opininya sendirian. Sedangkan mereka mengobrol, Naya hanya menjawab seperlunya.

***

"Anak-anak sudah berganti pakaian dengan baju olahraga?" Kata Pak Galih, guru olahraga kelas XI.

"Sudah pak." Jawab siswa serempak. Dengan Baju Hijau dan Training Hitam menjadi seragam olahraga khas sekolah mereka, mereka sudah siap untuk pelajaran olahraga.

"Ayo kelapangan."

Semua murid berbaris tertib keluar kelas menuju lapangan. Membentuk 2barissan keluar, Rivan dan Naya bersebelahan.

Mereka saling menatap kemudian saling memalingkan wajah masing-masing. Bertatap lama-lama membuat Naya malu, bahkan mengobrol saja tak melihat sorot matanya.

"Hari ini olahraga apa Nay?" Tanya Rivan

"Badminton" Jawab Naya.

"Lawannya mau sama gue?"

"Boleh."

Rivan tersenyum.

"Anak-anak kalian boleh memilih lawan bermain sendiri. Buat menentukan bapak kasih waktu 5menit." Suruh Pak Galih.

"Baik pak!"

Semua murid sibuk memilih lawan bermain, sedangkan Naya dengan Rivan duduk dengan santai. Memandangi lapangan, terdiam.

Ratu DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang