"Malam ini adalah saatnya bagimu untuk berganti shift"
Aaron berbicara setelah menelan sarapannya. Disamping kiri dan kanannya ada Beta Mike dan Amoura yang ikut sarapan bersamanya.
"Bagaimana jika aku tidak bisa berganti shift?" Amoura berbicara pelan sambil menunduk khawatir.
"Kau tidak perlu gugup. Semuanya akan baik-baik saja" Aaron menatap Amoura menenangkan.
"Mike, perketat penjagaan! Perintahkan warrior untuk bersiap! Aku tidak ingin mengambil resiko"
Aaron berbicara dengan Alpha tonenya. Ini pertama kalinya Amoura melihat Aaron berbicara seperti ini, dia nampak berbeda.
Walaupun tidak ada yang bisa menembus gerbang sihir Pearl Moon Pack tetap saja Aaron tidak ingin meremehkan pergantian shift ini. Apalagi ada batu perantara yang akan turut serta.
"Baik" Mendengar titah Aaron, Mike menunduk patuh.
"Hari ini kau istirahat saja Amoura. Kau sudah berlatih sangat keras beberapa hari ini. Terlalu berlebihan bukanlah sesuatu yang baik"
Aaron berbicara sambil memotong steik di depannya. Amoura hanya mengangguk menjawab Aaron karena mulutnya penuh makanan.
******
Seperti yang dikatakan Aaron, Amoura hari ini hanya menghabiskan waktu di perpustakaan membunuh kebosanannya. Aaron pergi bersama Mike karena menangani urusan pack dan urusan lainnya.Sepertinya tugas Aaron menumpuk mengingat akhir-akhir ini yang dia lakukan hanyalah mengurus Amoura.
Amoura melihat-lihat tumpukan buku yang ada di rak. Banyak sekali buku disini tapi masih belum ada yang membuat Amoura tergoda.
Sesekali Amoura memegang kepalanya yang mulai terasa sakit. Sejak selesai sarapan tadi entah kenapa Amoura merasa sedikit pening. Dan sekarang pening itu semakin bertambah.
Wajahnya sekarang menjadi pucat pasi, dan bukan hanya kepalanya saja yang terasa sakit, seluruh badannya mulai lemas. Dia tidak bisa membaca dalam keadaan seperti ini. Semua huruf tampak bercampur aduk dan membuatnya bertambah pusing.
"Astaga nona, kau baik-baik saja?"
Daisy menghampiri Amoura dengan cemas. Aaron memerintahkan Daisy untuk menjaga Amoura selama dirinya tidak ada. Daisy langsung membawa Amoura kekamarnya.
Sesampainya dikamar, Daisy membantu membaringkan Amoura diranjang. Raut khawatir masih setia melekat diwajahnya.
"Aku akan memanggil Alpha jadi tunggu sebentar nona" Daisy hendak pergi namun lengannya dicekal Amoura.
"Jangan! Tidak perlu memanggilnya. Aku baik-baik saja Daisy, sepertinya aku hanya kelelahan. Istirahat sebentar pasti sembuh"
Amoura menatap Daisy meyakinkan. Dia tidak mau mengganggu Aaron terus menerus, pekerjaannya pasti menumpuk.
"Tapi..." Ucap daisy ragu
"Sungguh, I'm fine"
Amoura tersenyum meyakinkan Daisy. Daisy menghela napas mengalah.
"Kalau begitu aku akan membawakan obat agar nona lenih baik" Daisy pergi meninggalkan Amoura.
"Terima kasih" Amoura tersenyum hangat.
******
Pintu kamar Amoura terbuka lebar dan nampaklah Aaron. Aaron terkejut melihat wajah Amoura yang begitu pucat."Astaga Amoura, kau baik-baik saja?" Aaron menatap Amoura cemas.
"Aku baik-baik saja Aaron, mungkin ini hanya karena kelelahan" Amoura tersenyum menenangkan.
"Kurasa bukan itu penyebabnya. Sepertinya ini efek dari pergantian shiftmu. Pergantian shift seorang Luna Queen rasa sakitnya enam kali lipat dari werewolf biasa"
Aaron semakin khawatir mengingat ini. Pergantian shift normal saja sakitnya seperti terbakar apalagi dilipat gandakan. Aaron tidak bisa membayangkan rasa sakit yang akan Amoura terima.
Mendengar itu Amoura merinding membayangkan keadaannya nanti. Dia tidak tau seperti apa sakitnya bertukar shift.
Dulu saat berada di Red Moon Pack dia sering melihat penduduk yang melakukan shift pertamanya. Masih jelas diingatan Amoura wajah dan teriakan kesakitan mereka.
Enam kali lipat?
Apakah Amoura masih bisa melihat matahari terbit besok?
Amoura menelan ludah membayangkan itu semua.
Melihat ketakutan diwajah Amoura, Aaron langsung memegang tangan Amoura menenangkan.
"Aku bersamamu" Tindakan Aaron sedikit membuat Amoura tenang.
Sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reject My Luna Queen
Фэнтези(start: 28 Juni 2019) (end: 2 september 2019) "I'm Sean Read Palmer Aplha from Red Moon Pack..." TIDAK!! Kumohon jangan diteruskan Sean. Aku hanya bisa menggeleng-geleng kuat berharap Sean tidak meneruskan kalimat sakral itu. Air mataku mengalir se...