25 - Jealous

26.2K 1.4K 35
                                    

“Kekuatanku mulai terlihat. Dan sayangnya itu tidak seperti yang kubayangkan” Ucap Amoura sedih.

“Itu karena kau belum belajar untuk mengendalikannya”

Ucap Aaron melihat Amoura sambil menyenderkan badannya ketembok.

Saat ini mereka sedang berada diruang kerja Sean. Amoura duduk di sofa dan disampingnya ada Sean yang setia menggenggam erat tangan Amoura.

Menyebalkaann...., batin Aaron.

‘Mereka sedang duduk atau menyebrang?! Pemandangan tidak senonoh!’  Ungkap Aaron dalam hati.

‘Pikiranmu yang tidak senonoh! Dasar bodoh!’ Mindlink James mencoba menyadarkan Aaron.

Walaupun James merasakan kesal persis seperti Aaron tapi ini bukanlah waktu yang tepat untuk mempermasalahkan itu.

Ada keadaan yang lebih genting.

“Ingat Amoura, emosimu terhubung langsung dengan kekuatanmu. Jadi segala emosi negatif bisa mempengaruhi kekuatanmu. Entah saat kau sedih atau takut kau harus menghadapi semuanya dengan tenang”  Jelas Aaron.

“Dan kekacauan yang kau buat tadi sepertinya sebuah tanda...” Ucap Aaron menggantung.

Amoura dan Sean hanya diam menatap Aaron menunggu dia meneruskan kalimatnya. Tapi Aaron tak kunjung mengatakan apapun.

“Tanda apa?” Ucap Sean kesal karena Aaron tak kunjung memberi jawaban.

“Penyatuan dengan batu perantara biru. Kita harus segera melakukannya” Ucap Aaron dengan sedih.

Itu artinya Sean harus segera menandai Amoura sebagai matenya. Jika Amoura sudah ditandai Sean maka mereka benar-benar terikat selamanya.

Entah kenapa itu membuat hati Aaron sakit.

Sean bisa merasakan kesedihan Aaron. Seperti yang Amoura ceritakan didanau saat itu, dia mengerti benar artinya penyatuan dengan batu perantara biru.

Melihat Aaron sedih seperti ini membuat dia semakin yakin jika Aaron menganggap Amoura lebih dari teman.

Dan itu hanya membuat Sean semakin tidak menyukai Aaron.

“Aku akan memberimu waktu satu minggu untuk menyiapkan diri Amoura. Entah perasaanmu siap atau tidak tapi kau harus ditandai oleh Sean. Dan mulai besok aku akan melatihmu kembali”

Ucap Aaron dengan wajah datar dan dingin.

Amoura sedikit heran dengan suasana hati Aaron sekarang.

Kenapa Aaron jadi dingin begini? Apakah dia mengalami masalah?, batin Amoura.

Berbeda dengan Sean yang sudah tau benar alasannya. Sean memandang Aaron tajam dan memegang punggung Amoura posesif.

Seperti anak kecil yang takut jika permen kesukaannya akan direnggut secara paksa.

“Dan aku sendiri yang akan melatihmu bertarung sweetheart” Ucap Sean lembut.

Aaron langsung pergi keluar meninggalkan mereka. Rasanya ruangan sialan itu begitu sesak. Sean sialan!

******

Amoura POV

Aku melihat bulan yang bersinar terang dari balkon kamar Sean. Banyak sekali yang kupikirkan.

Sejak penjelasan Aaron tadi aku sangat berhati-hati menangani emosiku.

Aku tidak boleh ketakutan dan kepanikan menguasaiku. Maka bencana yang akan senang hati mendatangi.

Tiba-tiba aku merasakan tangan kekar merengkuh tubuhku dari belakang.

Aroma petrikor dan pohon cemara selalu sukses membawa ketenangan untukku. Siapa lagi kalau bukan Sean.

Kurasa secara tidak sadar aku sudah mulai bergantung padanya, bolehkah?

Entah ini keegoisanku atau memang kebencianku yang belum hilang, mendapati bahwa dalam waktu seminggu Sean harus menandaiku rasanya aku masih belum siap.

Terikat dengan Sean selamanya, masih ada sedikit keraguan dihatiku.

“Apa yang sedang kau pikirkan, hmm?” Bisik Sean lembut ditelingaku.

“Jika aku kembali mempercayaimu sepenuhnya kau tidak mengecewakanku bukan?”

Tanyaku pada Sean dengan takut-takut.
Sean langsung memutar tubuhku agar menghadap kearahnya.

“Jujur saja aku takut jika nantinya akan mengecewakanmu lagi Amour. Aku mengatakan ini bukan berniat untuk menyakitimu tapi aku hanya takut jika suatu saat perbuatanku tidak sengaja membuatmu terluka.

Tapi satu hal yang kutau pasti. Aku mencintaimu melebihi hidupku sendiri. Maka dari itu aku akan sekuat tenaga menjaga kepercayaanmu. Tidak pernah terlintas sekalipun untuk menghkianatimu” 

Ucap Sean mengunci mataku. Aku memandangnya menyelidik, tapi aku tidak menemukan setitik kebohongan disetiap katanya.

Aku memeluknya dan Sean langsung menelusupkan kepalanya diceruk leherku.
Aku bisa merasakan hembusan nafas lembutnya.

“Aromamu selalu menjadi favoritku” Gumam Sean.

Bolehkah sekali lagi aku mengharapkan Sean? Aku juga wanita yang mendambakan momen seperti ini.

Aku tidak tau apa yang akan menunggu kami kelak.

Kesakitan? Kehancuran? Kebahagiaan?

Aku akan mencoba melaluinya dengan Sean. Jika memang kebahagian bukan takdirku maka baiklah, aku akan tetap berdiri ditempatku dan menerimanya.

.

.

.

Hullaaa readers 😘

Alur cerita makin absurd (menurut author sii gitu.. Hehe)

Entah kenapa aku mulai suka sama sean😅. Forgive me Bang Aaron😂

Enjoy☺

See you in next part 😘

Love,
rainputh_26 ❤

Reject My Luna QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang