"Saat kau kesakitan jangan menahannya, teriak saja. Kau mengerti?" Aaron menatap Amoura dengan kegugupun yang tak bisa dia tutupi.
"Kau sudah mengatakan itu lima kali Aaron"
Saat ini mereka sedang berjalan menuju tempat batu perantara. Aaron menuntun Amoura menuju taman belakang yang ditutup gerbang tinggi besar yang terbuat dari baja yang sangat kokoh seakan bom saja tidak bisa menghancurkannya.
Selama tinggal disini, Amoura belum pernah kesini. Didepan gerbang terdapat dua warrior dengan badannya yang besar dan raut garangnya. Saat melihat Aaron dan Amoura mereka langsung menunduk hormat dan membukakan gerbang itu.
Setelah memasuki gerbang, Amoura tak henti-hentinya kagum melihat taman disini. Jauh lebih indah daripada taman yang sebelumnya Amoura kunjungi dipack ini.
Kekhawatiran yang sejak tadi menerornya lenyap sudah.
Matanya dimanjakan dengan semua tumbuhan disini. Tidak, sepertinya ini semua bukan tumbuhan melainkan batu permata yang penuh warna dan berkilau. Berbeda dengan Aaron yang semakin cemas karena waktunya hampir tiba."Saat kau kesakitan jangan menahannya, teriak saja. Kau mengerti?" Aaron kembali menatap Amoura dengan sejuta kekhawatirannya.
"Jika kau mengatakannya sekali lagi, itu akan menjadi yang ketujuh kalinya"
Amoura mulai kesal.
Seharusnya Amoura yang merasa ketakutan sekarang, tapi melihat Aaron yang dari tadi kebingungan dan terus meneror Amoura dengan semua petuahnya yang terus diulang membuat ketakutan Amoura lenyap digantikan kekesalannya.
Aaron menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Haruskah kita melakukan pemanasan dulu? Kau tau, mungkin saja itu bisa membantu mengurangi rasa sakitnya. Aku belum pernah mencobanya, tapi tidak ada salahnya bukan?"
Amoura membuang nafas lelah melihat Aaron. Seharusnya sekarang Aaron menenangkannya atau setidaknya tenangkan dirinya sendiri.
"Bagaimana jika kau tunjukkan saja batu perantaranya"
Amoura mulai jengah meladeni Aaron. Aaron langsung menuntun Amoura menuju tempat batu perantara berada.
Amoura berjalan mengikuti Aaron sampai dia melihat sebuah tanaman rambat yang membumbung tinggi membentuk seperti bangunan kerucut yang sangat besar.
Aaron memantrai bangunan itu dan membuat tanaman rambat yang sebelumnya menutupi bangunan perlahan merambat menjauhi bangunan kerucut itu.
Nampaklah tiga permata yang paling berkilau di taman ini dengan warna yang berbeda-beda. Permata itu berada di atas bangunan kerucut tersebut. Ditengah bangunan terdapat tangga menuju batu itu.
Permata itu memiliki warna yang berbeda, yang kiri berwarna biru, tengah berwarna putih, dan kanan berwarna merah. Amoura hanya diam terpaku melihat keajaiban didepan matanya.
"Batu Perantara" Aaron menatap dalam batu perantara itu.
"Aku kira batu perantara hanya satu" Amoura berkata sambil melihat batu perantara tanpa berkedip. Sepertinya dia masih takjub.
Aaron menatap Amoura mengisyaratkan untuk naik keatas. Saat sudah benar-benar berada dihadapan batu perantara rasa takjub Amoura masih belum bisa hilang.
"Kau harus mencabut semua batu ini sebelum pergantian shift. Tapi menyatukan batu ini kedalam tubuhmu ada waktunya sendiri. Batu Putih disatukan saat kau mengalami shif pertamamu. Batu biru disatukan saat kau sudah ditandai oleh matemu. Dan batu merah disatukan saat kau sudah melakukan penyatuan dengan matemu"
Aaron memandang Amoura dalam. Amoura hanya diam dan hanya memandang Aaron.
Penyatuan dengan batu perantara ternyata lebih rumit dari yang dia kira. Pada akhirnya dia harus lari ke Sean.
Jika kau bertanya bagaimana perasaan Amoura saat ini maka jawabannya dia takut. Takut untuk mencintai Sean lagi. Dia tidak punya pilihan.
"Kau siap mencabutnya Amoura?" Tanya Aaron memastikan. Amoura memangguk menjawab Aaron.
Baiklah inilah takdirnya. Apapun yang terjadi jangan lari lagi. Amoura meyakinkan diri sendiri.
Amoura mencabut ketiga batu itu perlahan. Sinar terang terpancar dari ketiga batu itu dan pancaran itu mengundang semua permata ditaman itu ikut bersinar. Amoura tidak tau apakah memang seperti ini seharusnya, tapi ini sungguh indah
Aaron mengambil ketiga batu itu dari Amoura dan menyimpan batu biru dan merah dikantongnya. Sekarang hanya ada batu putih untuk disatukan dengan Amoura.
"Bertahanlah"
Aaron meletakkan batu itu didada Amoura dan dengan ajaib batu itu perlahan diserap oleh tubuh Amoura. Cahaya putih mengelilingi tubuh Amoura setelah batu itu terserap sempurna.
Rasa sakit luar biasa menyerang Amoura tiba-tiba. Sinar putih yng tadinya mengelilingi kini sudah hilang digantikan rintihan Amoura yang menyakitkan. Terdengar gemerutukan gigi Amoura yang sedang mencoba menahan rasa sakit.
"Teriaklah jangan ditahan" Aaron tak tega melihat Amoura.
Amoura tak tahan lagi untuk menahannya. Air matanya juga sudah keluar karena menahan perih.
'AAKHH'
Amoura berteriak sangat keras sampai urat-urat dilehernya keluar. Rasanya seperti tubuhmu dibakar, tubuhmu dikuliti lalu disiram garam. Darah ditubuhnya seperti ada yang menyedot habis, seluruh sendi dan otot-otot seperti ada yang menarik kencang. Dia bisa merasakan jantungnya ditusuk-tusuk. Tubuhnya digerakkan sedikit saja sakitnya akan berkali lipat. Ini adalah siksaan terparah dihidup Amoura.
Disisi lain Aaron tidak bisa berbuat banyak selain mendoakan Amoura. Melihat Amoura seperti ini membuatnya hampir gila. Dia sangat kebingungan.
Dia bukan Alpha sah Amoura jadi dia tidak bisa membantu Amoura. Hanya Alpha sahnya lah yang bisa membantu mengeluarkan sosok serigalanya, Sean. Jika saja Sean disini pasti dia bisa membimbing Amoura mengeluarkan serigalanya lebih cepat dan mengurangi rasa sakitnya.
Lima menit berlalu namun bagi Aaron dan Amura ini lima menit terpanjang dihidup mereka.
Oh Moon Goddes kuatkan Amoura, hanya itu yang Aaron rapalkan dalam hatinya.
Akhirnya suara retakan tulang patah terdengar dan rintihan Amoura juga mulai mereda. Perlahan sosok Amoura berganti menjadi serigala yang sangat cantik.
Bulunya putih seperti salju, di ekornya terdapat beberapa helai bulu berwarna emas. Dikepalanya terdapat mahkota emas yang melilit indah didahinya. Ditengah mahkota itu terdapat batu perantara putih yang kekuatannya sudah terserap habis oleh Amoura. Dibawah matanya terdapat tato kecil bulan sabit emas. Ah dan jangan lupakan seluruh bulunya yang penuh kilauan.
Aaron diam tak berkedip melihat serigala Amoura. Serigala tercantik yang pernah dia lihat. Bukan hanya Aaron, didalam tubuh Aaron, James juga melolong dan meloncat-loncat jatuh dalam pesona sang ratu.
James langsung ingin mengambil alih tubuh Aaron dan Aaron membiarkannya.
James berjalan menuju Vee dan menunduk memberikan salam. Vee membalas salam James dengan balas turut menunduk.
Lolongan Vee terdengar sangat merdu mengisi seluruh pack. Lolongannya saja sudah membuat James kelimpungan, astaga pesona Sang Ratu memang sangat mematikan.
James membalas lolongan tersebut dan mengundan lolongan serigala lain dari packnya.
'Welcome Queen'
KAMU SEDANG MEMBACA
Reject My Luna Queen
Fantasy(start: 28 Juni 2019) (end: 2 september 2019) "I'm Sean Read Palmer Aplha from Red Moon Pack..." TIDAK!! Kumohon jangan diteruskan Sean. Aku hanya bisa menggeleng-geleng kuat berharap Sean tidak meneruskan kalimat sakral itu. Air mataku mengalir se...