Ch 02: Flashback

31K 1.1K 59
                                    

-Arvin-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Arvin-

***

Sekitar bulan lalu

Pukul 11malam. 

Wajar jika jalanan terlihat sepi dan itulah yang terjadi sekarang, hanya ada beberapa kendaraan lewat dan saling mendahului. Lampu-lampu terang kekuningan memberi kesan hangat sangat berbanding terbalik dengan cuaca, cukup dingin hingga membuat Arvin dan Raka memakai pakaian tebal.

Cukup mengagetkan Arvin berinisiatif menjemput Raka ke sekolah, mungkin karena tengah malam jadi ia merasa tak tega.
Mengendarai dengan kecepatan sedang, meski begitu angin tetap berhasil menembus tulang seakan siap membekukan kapanpun. Ini lima kali dalam sebulan Raka pulang hampir tengah malam karena sibuk entah belajar kelompok, kelas tambahan, les, atau sejenisnya. Sungguh jika ditanya tubuh dan pikirannya terasa berat.

"Oke sampai." Ujar Arvin dan motorpun berhenti di depan rumah. Raka turun dari motor lalu membuka gerbang berniat membiarkan motor masuk namun Arvin berkata,

"Tutup lagi, aku mau pergi." Ujar Arvin ketus.  Lelaki yang masuk kuliah tahun lalu itupun pergi setelah mengucap kalimat terakhir.

Raka kembali menutup gerbang sambil mendengus lelah, iapun segera masuk rumah. Mungkin ibu sudah tidur, atau belum pulang. Setelah ganti baju dan membersihkan diri, dapur adalah tempat selanjutnya. Ada beberapa makanan yang diatas meja.

Menutup mata berusaha menyembuhkan lelah, Raka masih memikirkan kejadian yang bisa dibilang langka tadi. Kakaknya yang biasanya acuh tiba-tiba mengirim pesan ingin menjemput dan Raka dibuat sangat senang, berpikir jika kehidupan keluarganya bisa kembali normal dan baik seperti keluarga pada umumnya namun ternyata salah.

Salah besar.

Arvin hanya kebetulan pulang dari rumah temannya dan melewati sekolah Raka, itu sebabnya dia mau menjemput.

"Habis itu dia pergi lagi kan.. ah.."

0o0

Gelap.

Gelap.

Dan dingin.

Mimpi menakutkan tengah menyelimuti lelaki bertubuh kecil yang berbalut selimut ini, terdengar sedikit erangan khawatir sekaligus takut. Keringat dingin menetes hingga sedikit membasahi kaos, bibirnya sedikit gemetar ingin berteriak namun tak ada suara yang keluar.

Dan setelah berlari tanpa tujuan, tanpa arah, tanpa cahaya dalam kehampaan serba hitam akhirnya Raka menemukan seseorang, lebih tepatnya bsosok. Entahlah, siapa yang tau detail mimpi seseorang? Yang jelas dia segera terbangun kaget setelah itu, napasnya berantakan dan matanya melihat sekeliling memastikan hal menakutkan tadi hanya mimpi.

My Big Bro! (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang