Ch 6: Hasil di Lembaran Foto

13.6K 716 8
                                    

***

Sibuk mengambil gambar hingga menghabiskan kertas foto polaroid, Raka tertidur di kamarnya tak sempat membersihkan diri sedangakan Arvin yang awalnya ingin tidur disampingnya malah mendapat tendangan karena jelas Raka tak ingin sang ibu melihat atau Iva yang sepertinya sudah curiga.

Paginya, keduanya bangun terlambat!

Arvin terbiasa bangun dengan alarm namun hingga pukul setengah tujuh pagi tak terdengar bunyi, Raka yang biasanya bangun subuh juga kesiangan sedangkan sang ibu sudah pergi meninggalkan uang di meja untuk makan sehari.

"SIAL!!!" Umpat Raka sambil bangkit dari kasur. Sempat pusing lalu berpegangan pada tembok, langkahnya dipercepat hingga setengah berlari menuju kamar Arvin. "KAK!!! BANGUN! INI JAM BERAPA?!"

"Hnmm..? Oh, Raka?"

"Jangan menarikku, ayo bangun! Kubuka jendela lalu mandi dan kau sarapan. Antar aku ke sekolah karena bus sudah berangkat jadi..—"

"Ssttt... iya aku tau, sudah mandi sana."

Raka mengangguk cepat lalu berlari ke kamar mandi setelah meraih handuk dan baju. Dia sangat panik namun di dapur Arvin masih malas mengunyah roti selai coklat kacang dengan sebelah tangan menopang dagu, sesekali menguap, bersikap santai karena memang sudah terlambat.

Keduanya berangkat setelah bersiap, menjalani hari di sekolah dan kampus meski awalnya mendapat hukuman karena terlambat, setelahnya berjalan seperti biasa.

Pukul empat sore

Raka yang sebenarnya ingin pulang bersama Arvin terpaksa menaiki bus karena kakaknya pulang terlambat. "Yasudah.." ujarnya di pesan.

"Raka?" Tanya sang ibu setelah tau anaknya membuka pintu rumah. "Sudah pulang?"

Raka menatap dua wanita di hadapannya, ini sangat sangat tak biasa dan jika diingat ini pertama kali sang ibu kembali cepat dan Iva yang menunggunya pulang dari sekolah. "Cepat bersihkan diri lalu duduk di ruang depan, ibu menunggu."

Mengangguk cepat lalu berlari ke kamar, perasaan Raka campur aduk tak tau apa yang terjadi. Berjalan mengelilingi kamar beberapa kali namun bukannya jawaban yang didapat, dia justru bertambah pusing. "Apa.. apa yang membuat ibu berkata selembut itu padaku.." Gumamnya pada cermin. "Apa aku berbuat salah?"

Panik sendiri hampir sepuluh menit akhirnya Raka membuka ponsel ingin menghubungi Arvin namun harus berpikir berulang kali, "kak, apa aku mengganggu?" Send.

Drrtt... drrtttt...

Kaget karena getaran ponsel yang digenggam, benda itu hampir jatuh namun Raka segera mengendalikan diri lalu mengangkat telepon, "H-halo kak..?"

"Mau bilang apa?"

"Umm.. aku.. aku tak mau mengganggu.."

"Katakan saja, masih ada waktu sebelum pengajarku datang. Ah, dia sudah dekat. Halo Raka? Ada apa?"

"Kak.. cepat pulang."

"Eh? Kamu kenapa? Suaramu serak."

"Ibu bersikap aneh dan Iva pulang mendadak padahal bukan hari libur. Kurasa ada sesuatu disini. Aku takut.. sungguh.."

My Big Bro! (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang