***
Raka terus memejamkan mata mengingat laptopnya belum sepenuhnya aman tapi jika Arvin tak membuka memo dan toko online maka semua akan baik-baik saja. Berhasil tidur saat subuh tiba lalu bangun siang karena libur 3hari berturut-turut, Raka akhirnya memberanikan diri mengintip ke kamar Arvin lewat pintu yang sedikit terbuka. Benar saja. Ia tengah duduk di kasur sambil memainkan laptop, sepasang headphone terpasang disana dan itu juga milik Raka.Mendengus kesal lalu pergi, Raka dengan kasar menjatuhkan dirinya ke sofa. Tangannya dengan cepat makan camilan dan kedua matanya fokus menonto televisi berusaha melupakan rasa kesal karena Arvin tak kunjung mengembalikan. Tak lama kemudian suara pintu terbuka terdengar dan spontan wajah Raka berbiar, ia berbalik siap menerima laptop namun sang kakak malah pergi ke dapur untuk minum lalu kembali.
Raka tak berani meminta dan Arvin tak berniat mengembalikan. Binar di wajah Raka memudar namun matanya melebar saat Arvin secara nakal melempar sebuah senyum simpul kearah lelaki 16tahun itu sebelum masuk lagi ke kamar.
"Hnn...?"
Apa itu tadi..
0o0
Seharian bersama Arvin dirumah membuatku merasa canggung meski lelaki itu selalu dikamar dan keluar hanya saat akan mandi atau makan. Sore tadi ia bicara padaku bertanya mengenai flashdisk. Aku akan meminjamnya sampai besok, katanya. Lalu ia kembali ke kamarnya.
Hanya itu perbincangan kami dirumah sampai malam tiba.
Ibu pulang pukul tujuh malam dan ia bergegas mencari kami mengatakan ada sebuah pesta di suatu hotel dan itu milik temannya. "Akan ada banyak makanan lezat disana."
Ibu hendak mengajak kami, sebenarnya aku sangat antusias namun tiba-tiba Arvin menyela dan mengatakan kita ada kegiatan nanti malam.Kegiatan apa?
Aku mulai takut.
Akhirnya setelah membuat alasan, aku dan Arvin tak ikut keluar ke pesta dan aku yakin ibu juga tak masalah tentang hal ini buktinya dia tetap pergi dengan wajah senang.
Kami terdiam beberapa saat sambil menunggu ibu pergi dengan mobilnya. Aku duduk di sofa, Arvin keluar menutup gerbang dan pintu lalu melihatku, sebelumnya ia tak pernah melakukan itu. Bahkan gerbang pernah tak ditutup hingga pagi karena Arvin bersikap acuh.
Tubuhku mulai dingin saat Arvin berjalan mendekat, terus menunduk sesekali melirik dan ternyata ia tak melepas pandang. Langkahnya berhenti tepat didepanku lalu sedikit menunduk berusaha melihatku lebih dekat. Merasakan poniku disentuh spontan membuatku bangkit namun Arvin hanya berkata, "ada kotoran disana."
Sejak kapan ia peduli hal kecil seperti ini..
Pukul sebelas malam.
Ada acara film menarik di televisi, jadi kuputuskan begadang. Tertawa saat adegan lucu dan sesekali berteriak ketika terkejut, sengaja ekspresif agar perasaanku lega. Sampai film selesai aku masih disana, menghabiskan beberapa bungkus makanan dan minuman lalu merebahkan diri di sofa, memejamkan mata namun tak tertidur. Tv masih menyala dengan volume kecil.
Terdengar suara pintu terbuka, aku tahu Arvin mendekat karena terdengar suara langkah cukup berat disana. Sentuhan halus di rambutku mulai terasa disertai bisikan pelan, "Aku tahu kau tidak tidur." Katanya waktu itu.
"A-apa?! Kau mau apa??" Tanyaku cepat sambil bangkit karena kaget.
Arvin tidak menjawab. Ia hanya melihat sambil tetap memainkan rambutku. Ya, aku gemetar. Ini mengejutkan sekaligus membuatku takut. Arvin selalu tak menyenangkan sebelumnya, apa yang membuatnya berubah? Mungkin benar jika ia telah membuka semua videoku?
"S sudah selesai dengan laptopku?" Tanyaku berusaha memecah rasa canggung.
"Belum." Hanya itu. Ia tak mengubah posisi dan masih nemainkan rambut.
"Aku akan tidur."
Belum sempat berdiri namun Arvin mendorongku sampai tertidur di sofa, sedikit menindih dan jika tak ditahan ia benar-benar menjadikanku kasur sekarang. "Kau suka yang seperti ini kan?"
Aku tak menjawab saat itu, perasaanku campur aduk dan keringat dingin mulai menetes. Meski sejujurnya Arvin tidak buruk namun tetap saja ini menakutkan, "j jangan.."
"Apanya yang jangan? Aku cuma tanya."
Aku menggeleng dan jika diingat mungkin malam itu sedikit menangis, sungguh. Arvin kembali bangkit membiarkanku tidur meringkuk di sofa lalu ia pergi mengambil selimut dan guling lalu membalutkan tubuhku dengan itu. "Kau bilang akan begadang kan, jangan sampai kedinginan."
"Hah..?"
Jadi ia benar-benar tau dan..
Parahnya..
DIA MENYUKAIKU?!!
Sejak kapan?!!
Kejadian bulan lalu yang membuat kehidupan Raka jauh berbeda dari sebelumnya.
*****
![](https://img.wattpad.com/cover/194349542-288-k840803.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Bro! (Complete)
Romance🔞 Brother Conflict. Kalimat singkat yang orang katakan jika melihat kami berdua. Namun tidak, sebenarnya tidak begitu. Aku tetap aku dan Arvin adalah orang lain. Dia bukan saudaraku. 🥇 1 #brotherconflict : 7 Maret 2024