Ch 07: Broken

12.3K 672 8
                                    


****

"Apa yang terjadi ha?" Tanya Arvin ketus namun tetap menjaga suara agar tetap pelan karena Raka tengah tidur di sela antara lengan dan perutnya, meringkuk kecil memeluk guling. Di sampingnya Iva juga duduk bersandar dipan.

"Aku sudah mengatakan padamu, ibu memukulnya."

"Raka pernah dipukul sebelumnya tapi tak sampai seperti ini, lihat, bahkan saat tidur tubuhnya masih gemetar. Katakan padaku semua. Eh, jangan bilang dia sudah tau?"

Iva menarik napas lalu menggeleng, "belum."

"Lalu? Jika kau tak mengatakannya akan kubunuh wanita jalang itu saat pulang."

"Hah?! Jangan gila!! Ehem.." Sadar nada bicaranya meningkat tak ingin membuat Raka bangun, Iva berusaha setenang mungkin. "Arvin, dengar. Dia memang ibu angkat tapi tetap saja statusnya orang tua. Jangan bertindak bodoh."

"Tapi dia menyakiti Raka, mana mungkin aku diam."

"Dia menemukan polaroid kalian."

"Aku sudah tau itu, lalu apa lagi?? Tak mungkin cuma masalah itu ibu sampai marah besar."

Iva bergerak gusar, sedikit membenarkan posisi lalu melirik Arvin berkata sepelan mungkin hingga terdengar seperti bisikan. "Hubungan kalian. Dia membenci gay, mengatakan menyesal telah mengadopsi Raka lalu memukulnya. Begitu. Sungguh kalimatnya sangat menyakitkan, Raka dari kecil tak mendapat kasih sayang orang tua dan setelah diadopsi malah seperti ini.."

"..."

Arvin tak menanggapi. Dia tak tau harus memberi tanggapan seperti apa. Hanya satu yang ada di pikirannya selain menjaga Raka yaitu menghabisi sang ibu angkat namun jelas jika melakukannya kedua saudara ini akan marah dan mungkin tak akan mau bertemu lagi. Seperti mengerti apa yang dipikirkan Arvin, Iva kembali berkata, "jangan bertindak bodoh. Kalau kau menyayangi Raka, jaga dia. Jangan melakukan hal yang membuatnya kecewa."

"Aku tau."

"Dan, sejak kapan kalian dekat? Bulan lalu? Sejak aku menemukan kalian tidur di kamar atau mungkin lebih lama?"

"Lebih."

Diluar dugaan, Arvin benar-benar menjawab dan kini kedua mata Iva melebar tak percaya. Dia sudah menyiapkan mental dan hati jika dibentak karena ingin tau namun sebaliknya, dia benar-benar memberi jawaban! "Arvin, kau baik-baik saja kan?"

"Jalang itu. Dia membenci gay kenapa hanya menghajar Raka padahal aku yang pertama menggodanya."

"Karena kau tak dirumah.."

"Kenapa membenci kami padahal dia sama saja. Lagipula ayah—..."

"Ngghh.." Raka yang meringkuk kecil berbalut selimut mengerang pelan, sedikit bergerak tak nyaman lalu membuka mata yang masih sedikit sembab. "Hnn, kakak..?"

"Oh, maaf kami membangunkanmu." Ujar Iva sambil membelai rambut Raka.

"Apa masih sakit? Kau lapar? Mau makan apa biar kubuatkan." Arvin membantu Raka duduk, merapihkan rambut dan bajunya.

My Big Bro! (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang