4. Rumit

6.9K 629 32
                                    

this chapter dedicated to my readers:*

thanks.
Dip.

Author's POV

Dengan nafas yang masih terengah karena berlari Allysha memasuki klinik kampus. Dia bisa melihat Diva yang terbaring tidak berdaya di atas brangkar. Matanya memanas melihat keadaan Diva yang terlihat buruk.

"Dia gimana?" tanya Allysha kepada Asya yang sudah menolong sekaligus menemani Diva.

"Demam, mungkin syok juga karena kejadian tadi," lirih Asya.

Allysha mengepalkan tangannya. "Siapa dan fakultas apa?" tanyanya dingin.

"Renata, Gita, Elsha dan Mega, design," jawab Asya sambil menunduk.

Tanpa menjawab lagi Allysha langsung pergi meninggalkan ruangan. Asya membiarkan Allysha pergi tanpa berniat menahannya, dia tahu jika Diva tahu apa yang akan dilakukan Allysha pasti anak itu akan melarangnya, tapi kali ini dia akan mendukung Allysha, ini sudah keterlaluan dan Diva jelas bukanlah objek yang bisa selalu dihujat atas apa yang sama sekali tidak dia lakukan.

"Diva pasti baik-baik aja, Asya disini nemenin Diva..." bisiknya sambil menggenggam tangan Diva yang terasa dingin.

•••

Allysha menatap tajam ke arah segerombolan mahasiswi yang sedang duduk di kantin. Tanpa pikir panjang dia langsung menghampiri mereka berempat.

"Renata kan?" tanyanya dingin.

Renata memiringkan kepalanya karena merasa sedikit bingung. Ada apa gerangan putri ketua yayasan kampus mereka mendatanginya.

"Iya,"

"Kalian berempat ikut saya." perintahnya penuh penekanan, tidak ingin dibantah.

Meskipun mereka berempat adalah mahasiswi yang populer di kampus, apalagi Renata, tapi bukan berarti mereka bisa mengabaikan seorang Allysha Sadrina, putri dari kepala yayasan tempat dimana mereka berkuliah. Jadi tanpa banyak bertanya lagi keempatnya langsung mengekor Allysha dibelakangnya.

Allysha berjalan agak tergesa menuju ruangan rektor. Empat orang yang mengikutinya saling pandang saat menyadari kemana Allysha akan membawanya. Tapi saat merasa kesalahan mereka tidak diketahui oleh Allysha mereka berusaha bersikap biasa saja.

Tanpa mengetuk pintu Allysha langsung membuka pintu ruangan rektor membuat Renata yang berada tepat di belakangnya merasa heran. Di dalam ruangan rektor kampus mereka terlihat terkejut karena pintu ruangannya dibuka tanpa permisi.

"Dimana sopan santun kalian yang seenaknya memasuki ruangan rektor tanpa mengetuk pintu?" bentaknya marah.

Allysha menatap datar. "Seharusnya anda sebagai rektor lebih memperhatikan kelakuan mahasiswi anda yang sudah kelewat batas!" jawabnya dingin.

"Berani kamu membantah perkataan saya?" kata Pak Rektor terlihat marah.

"Apa anda tau apa yang mereka berempat lakukan kepada Diva?" tanya Allysha penuh penekanan.

Renata mengepalkan tangannya. Jadi dia diajak kemari untuk diadukan perihal perbuatannya kepada simpanan rektor itu? Ini tidak bisa dibiarkan.

Rahang Pak Rektor mengeras saat mendengar nama Diva disebut. Dia menatap Renata dan ketiga temannya secara bergantian.

"Mereka berempat membully Diva dan mengakibatkan Diva jatuh pingsan. Sekarang dia dirawat di klinik kampus." jelas Allysha dengan amarah yang tertahan.

[C]LOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang