5 tahun kemudian...
Diva's POV
Semuanya masih sama, aku masih disini menunggunya. Dengan perasaan begitupula harapan yang sama. Segalanya hanya tentang Claira.
Dulu ku kira, cepat atau lambat aku akan bisa mengikhlaskannya. Kemudian melupakan eksistensinya dari pikiranku lalu menggesernya dari singgah sana hatiku. Tapi ternyata itu semua salah, semakin lama rasaku malah makin menggila. Rinduku kian menggebu. Cintaku justru membara mencarinya.
Setahun, dua tahun, aku kacau, aku menginginkan Claira. Hidupku berantakan karena kembali kehilangan orang yang ku sayang. Menanti, tapi dia tidak kunjung kembali. Clairaku, kamu kemana sayang?
Tiga tahun, empat tahun, lima tahun. Perlahan aku bangkit, lebih serius untuk bangkit bukan sekedar menjalani keseharianku sekenanya. Selalu dengan harapan yang sama, yaitu menunggu kepulangan ratuku. Wanita yang membawa separuh jiwa dan hidupku pergi jauh entah kemana. Membuatku seolah kehilangan hasrat untuk bertahan dan berjuang, jika bukan karenanya mungkin aku sudah memilih untuk menyerah dan mengalah dengan keadaan yang ada. Tapi karena Claira, aku menolak kalah.
Doa-doa selalu kupanjatkan kepada-Nya berharap sebuah pertemuan segera ada. Tapi sepertinya Tuhan sedang menguji seberapa setia hati ini. Bukan Claira yang muncul malah banyak pria dan wanita yang silih berganti untuk mampir menyapa, mencoba menggugah rasa menarikku supaya terpikat. Tapi tidak, rasaku masih sama dan akan selalu begitu, hanya untuk Claira.
Hingga pada suatu hari hatiku yang masih berantakan karena cintaku pergi kembali merana saat mengetahui fakta bahwa sahabat baikku, Asya, diam-diam menyimpan rasa padaku. Ini tidak benar, aku harus bagaimana menghadapinya? Dia juga hidupku, bagian dari diriku yang selalu menemaniku setiap hari dimasa-masa sulitku. Memberiku semangat supaya selalu kuat dengan segala yang tengah terjadi.
Aku ingin hancur lagi karena tidak bisa apa-apa, aku mencintai Claira, sangat. Tapi Asya juga segalanya untukku.
•••
"Div," panggil Asya saat aku sedang melamun di kamarku.
Aku tersenyum tipis padanya. "Iya Sya, kenapa?" tanyaku.
Dia menggeleng kemudian memelukku erat. "Aku kangen," bisiknya membuatku terkekeh.
"Aku juga, kamu kok udah balik? Katanya lusa," tanyaku bingung.
"Surprise dong biar kamu kaget hehe," jawabnya membuatku hanya bisa menyunggingkan senyum.
Dia memang selalu bisa menggodaku. Aku menariknya untuk duduk di ranjangku. Asya hanya diam menurutinya.
"Oke ceritain, jadi gimana kerjaan kamu disana?" tanyaku.
"Ah, kamu tau nggak? Jadi disana itu managernya coba deketin terus, aku risih deh serius sampai aku minta Kiza buat selalu nemenin aku kemana-mana saking malesnya diganggu sama dia." jawabnya kemudian menampakan wajah lesunya.
Aku terkekeh. "Terus-terus?"
"Ya aku risih banget lah digituin terus untung aja ini papah yang nyuruh aku buat kesana kalo bukan karena itu, aku jamin di hari pertama dia rese, aku tinggal pulang." katanya terdengar begitu kesal.
"Kamu tuh Sya..." kataku gemas sambil mencubit pipinya.
"Lepasin aku, jangan cubit-cubit." ketusnya membuatku semakin terkekeh dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[C]LOSER
Teen FictionSaat kamu jatuh cinta kamu akan memilih yang mana? Mendekat agar bisa mendekap atau menjauh dan menjadi pecundang? GxG✓