CHAPTER 12
//EUNGHTaehyung yang masih terbaring diranjang rumah sakit ruangan VIP tersebut melenguh dan membuat Jungkook yang berada disampingnya menoleh kearahnya
"H-hyung hiks" tangis Jungkook pecah karena melihat taehyung yang sudah bangun dari tidur panjangnya
Jungkook yang melihat taehyung yang berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya langsung menekan tombol yang berada disamping ranjang taehyung. Tidak lama dokter masuk dengan beberapa perawat yang mengikutinya dibelakang
"Biar saya periksa dulu" ucap dokter tersebut
Jungkook menggeser posisinya membiarkan dokter tersebut mengerjakan tugasnya. Dan setelah dokter tersebut menyuntikkan cairan ke infus taehyung membuatnya kembali tertidur. Setelah itu Jungkook kembali duduk dan mengelus tangan taehyung yang tidak diinfus
"Apa Hyung ku akan baik-baik saja Hyung" tanya Jungkook
"Dia akan baik-baik saja Jung" ucap dokter tersebut
"Tapi aku tidak tahu apa yang akan direncanakan oleh namjoon untuk membuat taehyung lebih menderita dari ini" ucap dokter tersebut dalam hati memandang sendu wajah taehyung yang terlihat damai saat menutup mata seperti itu
"Mianhae Tae... Aku tidak bisa menjagamu seperti janjiku karena ada yang harus aku lindungi... Cheongmal mianhaeyo" ucapnya lagi dan berlalu meninggalkan ruangan taehyung
***
Di salah satu ruangan yang tampak seperti ruangan CEO seorang Namja tengah menatap sengit kearah Namja yang hanya duduk di kursi kebesarannya
Salah satu dari mereka adalah namjoon yang masih terobsesi untuk melenyapkan taehyung dan Baekhyun yang berusaha menyelamatkan adiknya
"Aku sudah melakukan apa yang kau minta jadi lepaskan adikku"
"Tidak semudah itu Byun"
"Apa mau mu bukankah aku sudah menyuntikkan racun kedalam infusnya sesuai dengan yang kau inginkan"
"Kau harus membuatnya lenyap dari dunia ini baru aku akan melepaskan adikmu kalau tidak aku akan terus menyiksanya disini"
"Apa kau sudah gila dia itu adikmu"
"Dia hanya anak haram yang disayangi oleh ayahku dan aku dibuang oleh ayahku sendiri"
"Bukankah itu salahmu sendiri kau yang pergi dari rumah dan merampas perusahaan ayahmu demi seorang wanita yang jelas-jelas hanya mempermainkan mu"
"Tutup mulutmu"
"Aku akan melepaskan adikmu tapi jika kau tidak bisa membuat anak itu lenyap aku yang akan membuat adikmu lenyap"
"Baiklah"
****
Sambungan cahpter 11 ya yeorobun
//PLUKK
Nafas yoongi tercekat saat seseorang menepuk bahunya dan dengan segala keberaniannya dia menoleh kebelakang mendapati Jimin yang menatapnya terkejut
"Yoongi Hyung" ucap Jimin terkejut
"J-jimin" ucap yoongi gugup
"Apa yang kau lakukan disini Hyung?" Tanya Jimin menatap tajam yoongi yang masih belum berani menatap mata Jimin
"A-aku tadi mengikutimu sampai kesini"
"Apa kau melihat semuanya?"
"I-iya"
//HUH
Jimin membuang kasar nafasnya dan menarik tangan yoongi. Jimin merasakan yoongi ketakutan saat berada didekatnya pun hanya bisa pasrah
"Kau tidak perlu takut Hyung aku tidak akan menyakitimu" ucap Jimin membawa yoongi masuk kedalam mobilnya
Setelah masuk kemobil yoongi hanya diam melihat keluar jendela mobil dan tidak berani melihat kearah Jimin
"Mianhae" ucap Jimin memberhentikan mobilnya dan melihat kearah yoongi
Yoongi menoleh kearah Jimin dan mendapati tatapan menyesal Jimin yang membuat rasa takutnya berkurang
"Gwenchanna" ucap yoongi berusaha tersenyum
"Apa kau sudah makan Hyung?" Tanya Jimin saat melihat wajah yoongi yang pucat
"Belum" ucap yoongi tersenyum memperlihatkan eye smile nya
"Baiklah ayo kita cari tempat makan yang enak" ucap Jimin bersemangat dan kembali menjalankan mobilnya
***
Yoongi dan Jimin sudah sampai disebuah restoran terkenal yang berada tidak jauh dari rumah sakit tempat taehyung dirawat
"Hyung kau mau pesan apa?"
"Apa saja yang penting bisa dimakan" ucap yoongi kembali pada mode swagnya
"Baiklah" ucap Jimin dan tersenyum saat menyadari bahwa yoongi sudah tidak takut lagi berada didekatnya
Setelah memesan makanan Jimin memainkan ponselnya dan mendapati panggilan tak terjawab dari Jungkook dan beberapa pesan lainnya saat dia membuka pesan tersebut Jimin langsung tersenyum bahagia
"Hyung" panggil Jimin
"Wae?" Tanya yoongi dan melihat kearah ponsel Jimin yang tepat berada didepan wajahnya
"Taehyung sudah sadar? Benarkah? Ini tidak bohong kan?" Tanya yoongi dan dibalas gelengan oleh Jimin
"Hiks hiks taehyungie bogoshipoyo" tangis yoongi pecah saat mengetahui taehyung memang sudah siuman
"Yak Hyung kau itu sudah tua masih saja menangis seperti anak kecil" ledek Jimin dan langsung mendapatkan pukulan kuat dibelakang kepalanya
"Aw yak Hyung" teriak Jimin dan langsung mendapat tatapan dari seluruh pelanggan restoran tersebut
"Aku menangis karena bahagia hiks bodoh" ucap yoongi sesenggukan
"Hahahaha Hyung mukamu lucu sekali" ucap jimin
Bagaimana tidak lucu wajah yoongi yang habis menangis itu sangat menggemaskan persis seperti anak kecil. Mata yang masih berlinangan air mata itu menatap tajam kearah Jimin dan menghapus air matanya dengan kasar
"Aku tidak nafsu makan" ucap yoongi tiba-tiba membuat tawa Jimin berhenti seketika
"Hyung apa kau marah?"
"Tidak"
"Tapi wajahmu mengatakan sebaliknya"
Tidak lama pesanan mereka datang. Setelah pesanan mereka datang tidak ada yang berbicara keduanya sibuk dengan makanan masing-masing
"Uh aku kenyang sekali" ucap Jimin mengelus perutnya yang menghangat karena sudah diisi
"Ayo kita kerumah sakit aku sudah tidak sabar ingin bertemu taetae" ucap yoongi semangat
***
"Taehyung-ah" ucap yoongi saat melihat taehyung melamun menghadap keluar jendela
TBC
Oke chapter duabelas selesai
Semoga suka
Jangan lupa Vomentnya ya.
Thanks my readers
~25 Juli 2019~
![](https://img.wattpad.com/cover/179967225-288-k326746.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[REVISI] Geojismal Jaeng-i
De TodoTaehyung berbohong dengan kesedihan yang dialaminya dan kebohongan itu pulalah yang membuat keluarganya menyesal pernah membuat taehyung bersedih. Taehyung tidak pernah mengungkapkan kesedihannya dia hanya akan menutupi kesedihan itu dengan berbohon...