1.

222 11 7
                                    

Tringgg...

Bel tanda masuk berbunyi, tahun ini SMA Cakrawala melaksanakan program baru. Dimana saat kenaikan kelas semua murid akan diacak kelasnya tidak sesuai dengan kelas sebelumnya.

Clarissa Ayesha atau yang biasa disapa Ica melangkahkan kakinya di halaman sekolah sambil memperhatikan sekelilingnya, mencari para sahabatnya yang belum juga datang.

"BAAAA!!" teriak Syaza dan Syafa,
si kembar yang menjadi sahabat Ica dari SMP.

"Dihh.. ga kaget gue. Eh btw, kalian udah liat daftar nama dipapan belum? Dapet kelas dimana nih kalian?" tanya Clarissa dengan nada cemas, kalau-kalau ia tidak sekelas lagi dengan kedua sahabatnya ini.

"11 ipa 6, akhirnya kali ini gue sekelas dengan Syafa setelah lama kami berpisah kelas akhirnya Allah menyatukan kita lagi ya fa." Jawab Syaza yang kemudian memeluk Syafa, Clarissa hanya memandang beli mereka.

"Alay lo pada, dah ah mending gue liat nama gue daripada harus dengar obrolan alay kalian." Ia berjalan meninggalkan meninggalkan Syaza dan Syafa.

"Mudahan gue bisa sekelas dengan mereka" batinnya.

Papan mading yang biasanya sepi kini menjadi ramai dengan orang-orang yang ingin melihat nama dan kelas yang akan ditempatinya nanti. Setelah berdesak-desakan akhirnya Ica sampai tepat di depan daftar nama, ia mengamati satu persatu kertas yang tertempel untuk mencari namanya disana.

"Nahh.. akhirnya nemu juga nama gue dikelas 11 ipa 3, tapi kok yang sekelas sama gue cuman Retha ya? yang lain pada dikelas mana nihh.." Gerutu Ica karena mengetahui hanya ada satu sahabatnya yang sekelas dengannya. Ya, Clarissa memiliki 5 sahabat yang selalu peduli dengannya, mereka berenam sudah saling mengenal sejak mos di SMP.

"Ngomong sendiri ya neng?" Tanya Melody, juga salah satu sahabat Ica yang entah ada disitu sejak kapan.

"Perlu gue bawa ke RSJ nih?"

"Lahh.. sejak kapan lo disitu mel?" Sahut Ica kaget.

"Sejak jaman purba gue mah." melody yang kemudian tertawa sambil memukul lengan Clarissa.

Clarissa hanya memutar bola matanya malas, begitulah sifat sahabat-sahabatnya, jika mereka tertawa pasti orang disampingnya yang akan terkena pukulan oleh mereka. Tak tanggung-tanggung, mereka akan memukul orang itu sekeras mungkin jika hal yang dibicarakan sangat amat lucu.

"Ga lucu kali, lo dikelas mana nih jadinya? masa gue cuman sekelas sama Retha, lagian anaknya gatau lagi dimana, padahal kan ya kalau misal kita sekelas lagi kan jadi rame nih, kenapa juga sekolah ngadain program gituan lagian anak-anak juga fine aja kok dengan kelas yang dulu." Keluh Clarissa.

"Weyy..sans babe kelas kita sebelahan kok.. gue di ipa 4 sama Kaila, gue juga belum liat si curut itu tuh dari tadi lo ada liat gak?"

Walaupun kelas mereka bersebelahan, tapi Clarissa tidak terima jika ia harus berpisah kelas dengan sahabat-sahabatnya. Padahal selama mereka bersahabat, baru satu kali mereka ditempatkan dikelas yang sama, yaitu kelas X Ipa 5.

Walaupun mereka sudah kenal sejak mos SMP, namun hanya setahun mereka bisa bercanda tawa si kelas yang sama, bolos bersama saat pelajaran sejarah, dan mengerjakan tugas bersama.

"Gue mah baru liat si kembar alay sama lo aja dari tadi, awas aja tuh kalau ternyata mereka bolos dihari pertama sekolah." Clarissa mengepalkan tangannya kedepan dada seakan-akan ingin meninju sahabatnya yang telat itu.

"Yaudah.. mending kita ke kantin aja sekarang siapa tau ada mereka disana."
Melody langsung menarik tangan Clarissa, dan dengan pasrah Clarissa mengikuti gerakan Melody.

Suasana kantin begitu ramai saat ini, ada yang sedang menyantap makanan, ada yang sedang bercanda, dan ada juga yang hanya duduk di kantin tanpa memesan makanan karena hanya ingin menggosip.

Sudah hampir setengah jam Ica dan Melody berkeliling mencari tempat duduk, hingga akhirnya mereka menemukannya tepat didepan warung bu Seni, warung nasi uduk favorit mereka. Selain karena rasanya yang enak, bu seni juga ramah kepada pembelinya oleh karena itu jualannya paling cepat habis dibanding dengan warung lain. Clarissa tidak mencemaskan hal itu karena ia dan bu seni sudah sangat akrab, bahkan Clarissa menganggap bu seni sebagai koki sekaligus ibu keduanya, oleh karena itu bu seni selalu menyisakan nasi uduk untuk Clarissa dan sahabat-sahabatnya.

Setelah mengambil makanan, mereka menelpon keempat sahabatnya yang lain untuk datang dan segera mengambil makanannya, jika mereka tidak ingin memakan nasi uduk yang sudah dingin.

Syaza,Syafa,Kaila dan Retha pun akhirnya datang dengan senyum yang merekah diwajahnya. Mereka kemudian mengambil makanan di lemari Bu seni dan kemudian duduk bergabung dengan Clarissa serta Melody.

"Darimana aja lo pada? dari tadi kita cariin sampe ke ujung kulon sono!" Clarissa memperlihatkan wajah kesalnya kepada Kaila dan Retha.

Clarissa memang tidak bisa santai jika sudah bersama sahabat-sahabatnya ini, jika sudah bersama mereka, Clarissa bukanlah cewek dengan julukan cuek lagi, melainkan cerewet.

"Santai boss... gue habis dari kelas Kaila nih, banyak cogan disana adem jadinya." jawab Retha dengan santai dan langsung menyantap makanannya tanpa memperdulikan tatapan tajam dari Clarissa.

"Lo mah yang diliat co..." belum sempat menyelesaikan perkataannya, Ica dikejutkan dengan kehadiran cowok yang tidak ia kenal tiba-tiba duduk disebelahnya dengan wajah yang sangat amat santai.

Fyi, Clarissa dan kelima sahabatnya itu dijuluki geng Clarissa karena mereka selalu membuat masalah berenam, serta kemana-mana selalu berenam, termasuk ke wc pun. Dan kenapa namanya geng Clarissa? Karena dari mereka berenam yang paling menonjol adalah Clarissa. Rata-rata murid di SMA Cakrawala takut kepada geng Clarissa, karena jika ada masalah sedikit Clarissa pasti langsung melabrak orang yang membuat masalah kepada gengnya itu.

"LO APAANSIH SIH TIBA-TIBA DUDUK DIMEJA KITA? SOK BANGET LAGI MUKANYA. ORANG MAH KALAU MAU DUDUK IJIN DULU SAMA KITA, LO BERANI YA?!" Clarissa memandang sinis cowok disebelahnya itu, tapi yang dilihat malah bersikap santai seolah-olah tidak ada yang terjadi.

Suasana kantin mendadak sepi karena teriakan Ica dan saat ini semua mata tertuju ke mejanya. Ya, tidak ada satu orang pun yang berani duduk di tempat yang sudah diduduki oleh geng Clarissa, kalaupun terpaksa mereka harus meminta izin dulu kepada geng Clarissa agar bisa duduk di tempatnya.

Sebenarnya, Clarissa dan kelima sahabatnya adalah orang yang ramah dan baik jika orang tersebut juga ramah kepada mereka. Namun, karena Clarissa memiliki muka yang jutek, orang-orang jadi segan terhadapnya. Selain karena wajah Clarissa yang jutek, kelima temannya juga memiliki sifat-sifat unik yang jarang dimiliki oleh geng-geng pada umumnya.

Syaza dan Syafa terkenal karena wajah mereka yang susah dibedakan dan juga karena kepintarannya, Retha terkenal karena ia adalah model di majalah fashion, Kaila terkenal karena wajahnya yang imut, dan Melody dengan suaranya yang merdu dan sering menang dalam beberapa kompetisi menyanyi.

"Gada tempat duduk lain." cowok berkulit sawo matang itu berbicara tanpa memandang lawan bicaranya dan terus memainkan handphone nya.

"Ya ijin dulu kali sama kita." Kini kesabaran Clarissa sudah diluar.

"Ini bukan meja nenek moyang lo kan?"
Sahut cowok itu dengan wajah datarnya. Terdengar suara tertawa dari beberapa siswa yang sedang makan, bahkan ada yang mengabadikan momen tersebut dengan kamera hpnya.

Kini kesabaran Clarissa sudah melewati batas, bisa-bisanya cowok yang tidak dikenal dan baru pertama kali Clarissa liat itu mempermalukan dirinya di hadapan banyak orang.








26-07-19

***
Ini cerita pertamaku jdi maaf kalau ada kata2 yg ga jelas,ga nyambung atau sebagainya.

Jangan lupa tulis kritik dan saran kalian dong dikomentar bagusnya aku bikin yg kyk gmn,

Oh iya ini cerita murni dari pikiranku dan dibantu sama teman aku yaa jdi kalau ada nama atau cerita yang mirip2 dengan milk&choco ini berarti ga disengaja, karna aku emg ga ada niat untuk plagiat punya orang hehe..

🍒

Milk & ChocoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang