2.

88 5 1
                                    

"SUMPAH YA TUH COWOK NYEBELIN BANGET, SOK GANTENG GITU LAGI MUKANYA BIKIN MAU MUNTAH, AWAS AJA KALO KETEMU GUE LAGI, BAKAL GUE BUAT MALU DIA!" semenjak kejadian di kantin itu, tak henti-henti nya Clarissa membicarakan cowok tersebut. Bahkan, orang-orang yang melihatnya bingung, Clarissa yang biasanya cuek berubah jadi cerewet.

Baru kali ini ada cowok yang tidak dikenal sangat berani melawan geng Clarissa, walaupun sebenarnya geng Clarissa tidak seseram apa yang kalian pikirkan. Namun, kalau Clarissa sudah marah bisa hancur kantin dibuatnya, apalagi saat ini Clarissa sedang kedatangan tamu bulanan.

"Sudah lah ca, lo kenapa sih harini? Mana Ica yang kalem hah? Lo hari pertama sekolah aja sudah ribut, gimana nanti sebulan?dua bulan?setahun? Wahh udah ancur kali ni sekolah..." Kaila membujuk Clarissa yang ada disampingnya agar melupakan hal tadi.

"Iya ca.. lo semenjak naik kelas malah makin bawel deh gue rasa." Sambung Retha dengan wajah kesalnya. Ia sangat kesal jika Clarissa sudah marah-marah seperti ini, namun yang paling membuatnya kesal adalah tatapan mata dan bisikan dari beberapa siswa yang lewat.

Ketahuilah, jika sdh mendapat tamu bulanan, Clarissa sangat lah bawel dan tidak bisa diam. Namun, sahabat-sahabatnya jarang menyadari hal itu karena biasanya Clarissa hanya memendam rasa kesalnya itu sendirian dan memilih diam jika kekesalannya sudah mencapai luar batas. Entah mengapa kali ini ia tidak bisa memendam rasa kesalnya itu lagi.

"Iya-iya gue kalem, lagi pms nih gue. Lagian kalian bukannya ngehibur gue biar gue seneng malah ngejek, jadi kesannya tuh kalian ngebela tu cowok aneh. Lagian emang ya tuh cowok sok ganteng banget padahal mah orang ga pada kenal dia kali terus tu blablabla..." cerocos Clarissa di sepanjang koridor.

Clarissa tak henti-henti nya membicarakan cowok misterius tadi, sedangkan kelima temannya hanya menutup telinga tak ingin mendengar ocehan Clarissa lagi.

"Eh, tapi tuh cowok manis juga kalau diliat-liat" Potong Retha tiba-tiba yang kemudian dibalas pukulan oleh Clarissa dengan mata tajamnya.

"Lo kalau mukul kagak bisa nyantai dikit napa, Ca? Remuk tulang gue nih." Retha mengelus lengannya yang kurus itu.

"Maaf, reflek gue hehe.." Keempat sahabatnya hanya tertawa, namun Retha malah tambah memelototi Clarissa. Bisa-bisanya setelah memukul dengan keras begitu ia hanya bilang reflek dan kemudian tertawa.

"Udah woy ributnya... pulang sekolah mampir ke Ice Cups yok!" Tawar Melody dengan semangat.

Ice Cups adalah kedai es krim kesukaan mereka, biasanya dalam seminggu mereka mengunjungi kedai itu 4 kali untuk melepas penat sehabis dikurung sekolah.

Selain menjual es krim yang lezat, kedai itu juga menyediakan makanan serta minuman yang enak ditambah free wifi serta disediakan beberapa mainan yang bisa dimainkan selama menunggu makanan datang.

"Ayook... bosen juga nih gue, tau gitu gak sekolah dah kalau ternyata hari ini cuman pembagian kelas doang." Sahut Syafa.

"Cuss...sekalian gue ngelampiasin rasa kesal gue ke eskrim ni hehehe.." Clarissa menjawab.

"Ah lu ca, katanya kesel tapi diomongin mulu tuh cowok, itu mah lu bikin kesel diri lo sendiri namanya." Ujar Syaza sambil memainkan handphone nya.

"BETUUULLL!!" sahut keempat sahabatnya secara kompak.

Tanpa mereka sadari, saat ini ada sekelompok orang yang sedang memperhatikan mereka dari jauh.

"Ohh... itu Clarissa bro, masa lu ga kenal sih? Dia kan cewek paling jutek di sekolah, orang nanya biasa aja dia jawabnya pake ngegas. Makanya tuh setau gue dia jarang punya pacar karna sifatnya itu."
Ucap cowok nomor 1 yang kemudian diangguki oleh cowok disebelahnya.

Milk & ChocoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang