Hari ini adalah hari ke 3 Clarissa menempati kelas barunya, namun Clarissa belum sepenuhnya mengenal semua teman di kelasnya. Hal itu dikarenakan selama 2 hari kemarin pelajaran di sekolah blm sepenuhnya dimulai, dan Clarissa selalu berada di kantin bersama sahabatnya jika sedang jamkos.
Saat ini pelajaran Seni Budaya sedang berlangsung di kelasnya, dan mereka dipersilahkan untuk mencari sendiri kelompok untuk membuat drama sebanyak 7 orang.
"Gimana nih tha, gada yang kita kenal disini." Ucap Clarissa panik sambil melihat orang-orang dikelasnya.
"Oii!! Syifa, Kirana!! Kalian udah ada kelompok belum? Kami gabung sama kalian ya!" Teriak Retha tiba-tiba ke arah dua orang cewek yang sedang mengobrol.
"Eh? Lo kok bisa kenal mereka sih? Perasaan lo sama gue mulu dari kemaren." Sahut Clarissa kebingungan.
"Sebelumnya gue pernah liat mereka dikelas, trus pas kemaren gue ke wc ada mereka juga disana, habis tu kita kenalan deh. Lagian gue kan gak kayak lo yang gengsi buat kenalan sama temen baru." Mendengar itu Clarissa langsung mendengus sebal.
"Eh kita kan baru ber empat nih... boleh gak gue ajak Ryan sama temennya? Mereka kan pintar, barangkali bisa bantuin kita nyari ide buat drama." Tanya cewek bernama Kirana itu.
Retha langsung menyetujui pendapat kirana itu, sedangkan Clarissa hanya cuek dan tetap menjaga imagenya.
"Ryan, Gion, Keenan! Sini gabung sama kita!" Teriak Kirana memanggil cowok-cowok yang berada di pojok kelas.
"Eh sebentar....perasaan gue denger Ryan?! Eh tapi gak mungkin lah ya kalo Ryan yang itu." Pikir Clarissa ketika mendengar teriakan Kirana.
Tak lama kemudian, ketiga cowok yang tadi dipanggil menghampiri meja mereka dan langsung mengambil kursi.
Clarissa yang sedari tadi hanya menundukkan kepalanya sambil bermain hp, kini menegakkan kepalanya untuk melihat siapa yang datang."ASTAGHFIRULLAH..." Ucap Clarissa ketika melihat cowok yang paling ia benci duduk disebelahnya. Walaupun Clarissa jutek dan kelihatan garang, tapi Clarissa tidak pernah sekalipun berkata kasar. Ia selalu memikirkan kedua orang tuanya, mereka tidak pernah mengajarkan dan tidak mau mendengar anaknya berkata kasar maupun jorok.
"Eh kenapa ca?" Tanya Syifa yang tadi sudah berkenalan dengan Clarissa.
"Gapapa kok, tadi kejepit meja tangan gue hehehe..." jawabnya berbohong.
Benar perkiraan Clarissa, bahwa ternyata Ryan yang dipanggil Kirana adalah Ryan yang super duper menyebalkan itu, yang membuatnya malu di kantin, yang sok ganteng, yang sekarang rumahnya satu komplek dengannya ditambah sekarang satu kelompok dengannya.
Awalnya Clarissa ingin marah dan membalas perbuatan Ryan kemarin, namun melihat ia sekarang berada di kelas, ia dengan cepat mengurungkan niatnya itu. Clarissa tidak ingin kalau orang-orang berpikir dia orang yang suka marah dan lebih parah lagi jika ada yang berpikir dia tukang bully kalau sering marah-marah dengan Ryan dikelas. Clarissa harus menjaga image nya dengan baik.
'Tapi kenapa harus duduk di sebelah gue sih?!' Batinnya.
Retha yang melihat kegelisahan sahabatnya akhirnya menyadari kalau ternyata cowok yang duduk di sebelah Clarissa adalah cowok yang duduk tiba-tiba bersama mereka di kantin dan Retha tau betapa kesalnya Clarissa saat itu, sampai ia bosan saat mendengar omelan Clarissa tentang cowok itu. Namun, Retha belum menanyakan siapa nama cowok itu dan Clarissa juga belum memberitahunya, padahal setau Retha mereka berdua sekarang tetanggaan.
Seketika pikiran aneh muncul di otak Retha, sambil tersenyum jahil ia melihat ke arah Clarissa, Clarissa yang menyadari itu dengan cepat berpikir apa maksud dari senyuman sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milk & Choco
Teen FictionClarissa Ayesha, cewek yang terkenal jutek dan cuek di sekolahnya, SMA CAKRAWALA. Cewek yang biasa dipanggil Ica ini tidak pernah merasakan seperti apa rasanya pacaran, seperti halnya teman sebayanya. Clarissa baru menginjak kelas 11 SMA, tetapi ia...