08.30"Lo tadi berangkat sama Ryan, Ca?
"Hah?! Demi apa, Ca?"
"Tuh kan... dulu sebel sekarang malah berduaan".
"Apaan sih?! Orang gue lagi ada rencana juga". Ucap Clarissa muak mendengar celotehan sahabat-sahabatnya.
Mereka kini tengah berada di DPR ( dibawah pohon rindang ) sambil memakan cemilan yang telah dibeli mereka di kantin tadi.
Retha tak henti-henti nya membicarakan orang. Kalo kata mereka sih itu bukan ghibah tapi meneliti kehidupan dan sikap sesorang atau bahkan beberapa orang.
Lain hal nya dengan Clarissa yang saat ini melamun memikirkan caranya memikat hati Gion, ia tak mau nantinya Gion merasa aneh jika Clarissa mendekatinya secara terang-terangan, Clarissa tak mungkin melakukan hal itu. Ia ingin nantinya Gion datang sendiri padanya, ya begitulah sikap egois dan gengsinya cewek. Kadang berlebihan.
"Cuy! Melamun aja!" Tepukan Melody sontak membuat Clarissa terkejut dan membuyarkan lamunannya.
"Dipanggil noh" lanjut Melody diikuti tunjukan dari dagunya. Dan itu adalah Ryan.
Clarissa mengernyitkan dahinya menatap Ryan yang sedang berdiri lima langkah dari tempatnya duduk dan sedang menatap ponsel.
Clarissa berdiri dan berjalan menghampiri Ryan diikuti teriakan 'cie cie' dari ke lima sahabatnya itu membuat Clarissa menghentakan kaki dengan keras dan mempercepat langkahnya.
"Apaan?!" Ucapnya.
"Widiih galak amat perasaan tadi baik." Ryan menyunggingkan senyumnya.
"To the point".
Ryan menghembuskan napasnya berat "nyokap lo nyuruh gue antar lo lagi nanti pulangan".
"Ohh.. oke.. ada yang mau gue tanya juga nanti".
"Gue panggilin aja deh Gion nya langsung" Ryan lalu mengetik ponselnya, dengan cepat Clarissa mengambil ponsel itu.
"Bukan dia.. eh tapi ada dia juga sih.. eh tapi bukan dia yang pengen benar-benar gue omongin kok". Kata Clarissa panjang lebar dengan ekspresi paniknya.
"Gausah panik gitu dong Hahaha..." ejek Ryan.
"Intinya lain dia deh". Ujar Clarissa sembari mengembalikan ponsel Ryan.
"Iye.. iye.. udah gue kelas dulu. Lo jangan bolos". Perintah Ryan lalu meninggalkan Clarissa.
"Dih ga kebalik tuh siapa yang tukang bolos!!" Teriak Clarissa membuat Ryan berbalik dan melotot ke arahnya sedangkan Clarissa hanya menjulurkan lidahnya.
"Apaan sih Ca?" Tanya Melody saat Clarissa kembali ke tempat mereka duduk tadi.
"Kepo aja". Ujar Clarissa mengambil cemilannya lalu pergi meninggalkan ke lima sahabatnya yang kebingungan.
Bel pulang telah berbunyi dari tadi dan sekarang Clarissa telah bersama Ryan di dalam mobil. Sebelumnya Clarissa harus melewati berbagai macam hal dulu agar bisa sampai di mobil Ryan. Mulai dari tumpukkan pertanyaan ke lima sahabat Clarissa, tatapan teman-teman Ryan hingga tatapan sinis dari kakak kelas mereka.
Mobil berhenti saat lampu merah menyala. Ryan menatap Clarissa, menunggunya untuk berbicara.
"Cepetan". Ucap Ryan.
"Ngantuk cuy, bentar" Clarissa kemudian menyalakan ponselnya dan memencet kotak masuk.
"Nih lo kenal gak?" Tanya Clarissa menunjukkan ponselnya kepada Ryan.
Ryan mengambil ponsel itu dari tangan Clarissa, melihatnya lalu mengembalikannya lagi.
"Cuman 7 nomor yang gue ingat dan gue simpan di hp gue. Mama, papa, ke empat curut itu dan lo". Sambungnya.
Clarissa sempat terkejut mendengar kata terakhir yang Ryan ucapkan tadi. Namun ia harus tetap fokus.
"Tanyain temen-temen lo dong ini nomor siapa, gue diteror mulu soalnya". Rengek Clarissa.
"Iya". Ryan tersenyum menatap Clarissa dan kembali fokus menyetir.
16.00
"Cuy lo tau ga nomor hp sapa yang belakang nomornya ini?" Laki-laki itu menunjukkan hp nya ke arah lawan bicaranya, sedangkan yang ditanya malah menyipitkan matanya dan memiringkan kepalanya.
"Tar...tar..tar... kek pernah liat gua" ucapnya sembari memasang muka sok berpikir.
Kini Ryan dan ke empat curut itu a.k.a sahabatnya sendiri sedang berada di sebuah cafe kecil di tengah kota, namun tidak diketahui banyak orang.
Cafe itu tidak diketahui banyak orang karena tampak depannya seperti tak ter-urus tapi itu merupakan konsep dari cafe tersebut agar orang tak melihat tampak depannya saja tapi melihat apa yang ada didalamnya.
Hal itulah yang membuat kelima lelaki ini menjadikan cafe itu sebagai tongkrongan mereka, terlebih lagi makanan disana enak-enak dan yang paling penting ada free wifi dan juga stop kontak dimana-mana.
"Dapat nomor dari mana yan?" Tanya Keenan yang saat ini sedang mengaduk-aduk kopi pesanannya.
"Kagak pengen tau aja gue". Ryan sengaja menyembunyikan bahwa sebenarnya nomor itu terus menghubungi Clarissa, kalau dia ngomong yang sebenarnya pasti keempat curut itu langsung heboh.
"Bentar deh gue cek kontak gue perasaan gue pernah liat tu nomor." Zidan mengambil tisu dan mengelap tangannya yang kotor karena roti bakar, kemudian langsung mengambil hpnya.
"Yang ini bukan sih? Coba lo cocokkin". Sambungnya sambil memberi hpnya kepada Ryan, lalu lanjut memakan roti bakar tadi.
"Eh iya woy sama!"
"Ezra? anak mana nih?!" Seru Ryan, tak sadar nada bicaranya meninggi.
"Eitss.. selow boss... napa sih?" Tanya Zidan yang berusaha merebut kembali hpnya.
"Ezra? Anak IPS 3 bukan sih?" Reza akhirnya angkat bicara setelah lama berdiam diri karena di putusin pacarnya lusa lalu.
"Eh lo kenal ja?" Tanya Ryan lagi.
"Napa sih yan?" Gion anak yang kepo, tak tahan lagi dengan sikap Ryan yang membuatnya penasaran.
Suasana kini menjadi sepi, karena semakin berkurangnya pengunjung dan semakin malamnya hari. Untungnya cafe ini buka 24 jam, jadi mereka bisa puas berada disitu.
Ryan yang sadar akan kehebohannya kini terdiam canggung, berusaha menjaga image nya dan berpikir haruskah ia mengatakan yang sebenarnya atau ia cari sendiri penyebab kenapa Ezra-ezra itu meneror Clarissa terus-menerus.
Tok!
Saat sedang asyik melamun kepala Ryan malah digetok oleh Zidan, membuatnya meringis kesakitan sambil mengelus-elus dahinya.
"Lagian orang nanya malah ngelamun". Ucapnya dilanjut sorakan ketiga curut yang lain.
"Mana coba orangnya gue mau liat". Reza menggeleng-gelengkan kepalanya sambil membuka instagram miliknya.
"Noh" Reza menyodorkan hpnya ke depam mata Ryan agar ia bisa melihatnya dengan jelas.
"Ehh??"
09-02-2020
📎📎📎
Penasaran gak sih? Sebenarnya Ryan tau Ezra² itu atau ngga ya??
Btw, makasi buat yg udh baca, walaupun siders tpi aku ttp seneng kok apalgi klo dia vote cerita aku🤣.
Follow ig ku juga yaa @syrfhsalwaa
Thankyou sekali lagi♥️♥️♥️Nnt kapan² aku kasih deh fotonya Ezra² itu🙈
KAMU SEDANG MEMBACA
Milk & Choco
Teen FictionClarissa Ayesha, cewek yang terkenal jutek dan cuek di sekolahnya, SMA CAKRAWALA. Cewek yang biasa dipanggil Ica ini tidak pernah merasakan seperti apa rasanya pacaran, seperti halnya teman sebayanya. Clarissa baru menginjak kelas 11 SMA, tetapi ia...