13.

59 1 0
                                    

Deg...Deg...Deg...

"Ini tas siapa?" Ujar anggota osis itu, semua pandangan penghuni kelas seketika tertuju pada tas berwarna abu-abu itu.

"Tas gue. Kenapa?" Ucap Ryan dengan santainya.

Sontak Clarissa memukul pelan bahu Ryan karena terkejut mendengar jawabannya.
Ia masih bersembunyi dibelakang bahu Ryan, tidak ingin melihat jika osis itu menemukan uno kesayangannya.

"Ohh gapapa bagus aja tasnya" Ujar osis itu ringan.

"Yaudah yok gada yang spesial disini" lanjutnya menyuruh anggota osis lain keluar.

Setelah mereka keluar, akhirnya seluruh penghuni kelas bisa bernafas lega karena tidak ada satu pun dari mereka yang ketahuan. Begitupun dengan Clarissa saat ini, ia terduduk lemas di kursinya sambil mengibas-ngibaskan tangannya ke arah wajahnya yang telah keringat dingin karena ulah osis tadi.

Selain karena itu satu-satunya kartu uno yang Clarissa punya, uno tersebut juga merupakan hasil pemberian dari abangnya yang kini tinggal jauh dengan Clarissa.

"Aman kan?"

"Yoi bos thankyou!" Seru Clarissa sambil mengelap keringatnya dengan tisu.

"Giliran gini aja lo langsung baik sama gue."

Clarissa hanya cengengesan mendengarnya. Tak terasa bel pulang telah berbunyi, semua anak bergegas merapikan buku dan pulang. Namun, saat Clarissa mengambil bukunya di laci secarik kertas ikut keluar bersamanya dan terjatuh di lantai.

Awalnya Clarissa mengira itu hanya kertas sampah yang dibuang oleh temannya yang mungkin sedang jail tapi ternyata tertulis nama Clarissa di depan kertas yang terlipat itu. Ia yang penasaran pun mengurungkan niatnya untuk membuang kertas itu ke tempat sampah dan langsung membukanya.

Disitu tertulis..
To: Clarissa
Salam kenal, aku kakak kelasmu. Maaf mungkin aku terlalu sibuk sampai tidak pernah melihatmu di sekolah ini, tapi saat pertama kali melihatmu tadi,aku langsung tertarik untuk mengenalmu lebih jauh. Bersiaplah:)

Bukannya kepo atau tertarik untuk mencari tau siapa yang menulis itu, Clarissa malah meremas kertas tadi dan langsung membuangnya.

"Sa ae buaya" Ucapnya lalu terkekeh sendiri.

💙💙💙

17.30

Clarissa sedang berbaring diatas sofanya sambil mengotak-atik ponselnya. Kemudian tersenyum dan tertawa sendiri layaknya orang yang sedang mengalami gangguan jiwa.

"Ah gelo dikira gue mulai baik apa sama dia? Hahaha... justru gue deketin lo itu supaya temen lo bisa gue gebet HAHAHA..."

"Ica... Kenapa kamu...?!" Teriak Renata dari bawah. Clarissa langsung menutup mulutnya.

"Gapapa maa.. lagi seneng aja" jawabnya.

Lalu Clarissa melanjutkan aktivitasnya tadi yaitu men- stalk ig Gion, ternyata rencana Clarissa kali ini adalah 'mendekati Ryan untuk mendapatkan Gion'.

Disisi lain, Ryan kini sedang menikmati susu hangatnya yang selalu ia minum setiap malam sambil menatap ponsel di genggaman tangannya.

Ia tiba-tiba teringat akan kenangan masa lalu yang membuat dirinya bisa cuek seperti ini padahal dulu ia adalah seorang anak yang periang, hingga suatu hal terjadi saat ia SMP dan membuatnya menjadi dingin seperti sekarang.

Ryan lalu mematikan ponselnya itu dan bersiap untuk tidur. Baru saja hendak memakai selimut terdengar suara gaduh dari arah ruang tamu, Ryan menduga pasti dua orang itu lagi yang membuat malam ini terasa kacau. Ia kemudian turun dari kasur dan berjalan menuju ruang tamu.

Dugaan Ryan ternyata benar, orangtua nya kini sedang bertengkar,tapi Ryan sudah terbiasa dengan hal itu sehingga ia memutuskan kembali ke kamar nya tanpa ada keinginan untuk melerai mereka.

🔥🔥🔥

06.00
Drttt...Drrttt...Drrttt..

Getaran ponsel Clarissa membuatnya terbangun dari tidur lelapnya. Ia mengerjapkan matanya dan segera mengambil ponselnya itu.

'Whatsapp?' Batinnya.

"Ya Allah siapa lagi sih ini?" Ia merasa bingung dan kesal saat melihat ada 3 pesan Whatsapp yang dikirim berturut-turut dan isi pesannya membuat Clarissa mengernyitkan dahinya.

•'Selamat pagi... dari aku yang kemaren ngirim surat'
•'Ayo bangun tidur bersiap ke sekolah'
•'Jangan lupa sarapan biar ga pingsan di sekolah wkwk'

Clarissa yang tak mau ambil repot dengan segera menekan tombol block pada kontak itu.

"Dikira gue selemah apa? Sampai kalo ga sarapan langsung pingsan?" Ucapnya sendiri dan langsung pergi meninggalkan kasurnya itu untuk menuju kamar mandi.

Setelah sudah siap dengan pakaiannya, ia turun kebawah dengan riang dan cengengesan saat melihat mama nya.

"Ayo cepat makan, jangan cengengesan mulu." Ujar Renata.

"Mama tadi malam sudah bilang kan?" Tanya Clarissa penasaran.

"Iya udah. Ayo cepat makan nanti terlambat."

Tin..Tin..

Bertepatan Clarissa menyuap sendok terakhirnya terdengar suara klakson di depan rumahnya. Clarissa segera pamit kepada mamanya dan keluar rumah sambil tersenyum dan melambaikan tangan ke arah mobil tadi.

Clarissa segera berlari dan membuka pintu mobil itu, memasang seat belt dan duduk dengan tenang sambil masih tersenyum.

"Kek orgil." Ucap orang disebelahnya.

"Apaan sih? Eh iya Selamat pagi Ryan..Assalamualaikum hehehe.." Lontar Clarissa tak wajar.

"Kita mau ke RSJ atau ke sekolah?" Balas Ryan.

"Eh apaan dah orang gue ga sakit jiwa." Balas Clarissa juga.

'Jahat banget ga sih gue?' Batinnya.

Ternyata tadi malam Clarissa telah merencanakan sesuatu, sebelum pergi tidur ia berjalan ke kamar mama nya untuk meminta bantuan agar Ryan bisa menjemputnya nanti pagi, dengan begitu ia bisa puas menanyakan tentang pribadi Gion, walaupun mereka sekelas namun Clarissa enggan untuk bertanya langsung kepada Dion.

Ia tak ingin Gion mencap nya sebagai orang yang kepo dan banyak omong, oleh karena itu, ia dari tadi senyum-senyum tak jelas.

Sepanjang jalan menuju sekolah ia bertanya panjang kali lebar mengenai Gion ke Ryan sambil sesekali tersenyum jika Ryan mengucapkan hal baik Dion. Awalnya ia kesal karena Ryan hanya menjawab pertanyaannya dengan sangat singkat, namun jika bukan Ryan siapa lagi yang bisa ditanya Clarissa tentang Gion? Terlebih lagi Ryan merupakan sahabat Gion, jadi ia pasti tau segala hal tentang sahabatnya yang manis itu hehe..

"Lo suka sama Gion?" Tanya Ryan saat telah sampai di parkiran.

"Eh...engga kok, itu temen gue ada yang suka trus minta gue bantuin, jadi ya gue bantuin lah."

'Bisa gawat kalo gue jujur, bisa-bisa kalo gue tanya lagi dia ga mau jawab trus malah nyuruh gue nanya sendiri lagi.' Batin Clarissa.

Drtt...

•'Ryan cuman temen kan?'

08-01-20

📎📎📎

Thanks udh baca♥️♥️
Maap klo ga jelas lgi usaha juga:) jdi tolong hargai dengan vote dan komen ya wkwkk. Ini update nya juga di sekolah jdi gatau kata²nya ada yg salah atau ga:v

Milk & ChocoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang