Sesungguhnya wanita memiliki kedudukan tinggi dalam Islam dan membawa pengaruh besar bagi kehidupan.
Islam memuliakan wanita sebagai seorang anak. Maka seorang ayah dianjurkan dalam mendidik dan mengajarkan serta menjadikan pendidikan anak wanita dengan pahala besar.
Islam memuliakan wanita sebagai istri. Maka para suami diwasiatkan untuk berbuat baik kepadanya dan dalam mempergauliny.
Islam memuliakan wanita sebagai ibu. Al Ummu Madrasatun. Dimana ibu itu bagaikan sekolah dan pendidikan pertama untuk anak-anaknya.
***
Aku Andini Putri Pradani atau biasa dipanggil dengan Andin. Aku sedang menempuh kuliah semester dua jurusan Radiologi di salah satu kampus di Jakarta. Aku mulai membiasakan diri menggunakan jilbab sejak SMP karena jilbab hukumnya kewajiban dan sudah ditulis dalam Al-Qur'an.
Aku adalah Anak dari pasangan Muhammad Mirza Pradana dan Siti Anisa Utami. Ayahku bekerja sebagai CEO di salah satu perusahaan di Jakarta. Bunda ku dulu bekerja sebagai guru SD di Jakarta tetapi semenjak menikah, ayahku melarang bunda bekerja dan akhirnya bunda fokus menjadi ibu rumah tangga. Setinggi apa pun pendidikan seorang wanita tetap tugas yang paling mulia adalah menjadi istri yang baik untuk suaminya dan menjadi ibu yang baik untuk anak-anak nya. Seorang wanita sekolah tinggi bukan untuk menyaingi laki-laki tetapi untuk menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya. Aku mempunyai seorang kakak laki laki yang bernama Fahri Putra Pradana. Kakak ku seorang dokter bedah di salah satu Rumah Sakit Swasta di Jakarta. Kak Fahri memang mempunyai otak yang cerdas sehingga di usia nya yang masih muda dia sudah menjadi dokter bedah umum. Selain kak Fahri seorang dokter, dia juga seorang Hafidz dia sudah hapal 30 juz Al-Qur’an sedangkan aku? Jangan tanya hapalan Al-Qur’an ku karena aku masih dibawah kak Fahri. Ayah dan Bunda memang terbiasa mengajarkan kami Al-Qur’an dan menyuruh kami untuk menghapal dan mengamalkan nya katanya mereka ingin kami menyembahkan mahkota kelak untuk mereka.
Aku sangat bersyukur bisa hadir diantara keluarga ku. Mereka sangat menyayangiku. Meskipun aku terlahir dari keluarga yang cukup berada namun sejak kecil orang tua ku mengajarkan ku untuk hidup hemat. Bagiku keluarga merupakan harta yang paling berharga.***
Selesai melaksanakan Shalat Isya, aku diam dikamar. Rasanya akhir akhir ini aku sering merasakan sakit kepala. Tiba tiba handphone ku bergetar menandakan ada pesan masuk dan ku lihat ternyata pesan dari sahabat ku.Besok jangan lupa kita rapat, katanya bakal ada kating ganteng yang mimpin rapat besok.
MeidinaAku hanya membuka pesan dari Mei tanpa beriat untuk membalasnya. Ya, Meidina adalah sahabatku sekaligus teman satu organisasi ku. Dia memang tidak bisa melihat pria tampan, sekali nya bertemu dengan pria yang menurut nya tampan pasti langsung dideketin meskipun akhirnya selalu dikecewakan. Sebagai seorang sahabat aku sering memberinya nasihat tentang hukum pacaran dalam Islam.
Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Q.S. Al Isra ayat 32:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk”.
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: “Sesungguhnya manusia itu telah ditentukan nasib perzinaannya yang tidak mustahil dan pasti akan dijalaninya. Zina kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berbicara, zina kedua tangan adalah menyentuh, zina kedua kaki adalah melangkah, dan zina hati adalah berkeinginan dan berangan angan, sedangkan semua itu akan ditindak lanjuti atau ditolak oleh kemaluan.” (HR. Muslim).Karena tidak kunjung mendapatkan balasan dariku akhirnya Mei kembali mengirimi aku pesan mengenai masalah rapat besok.
Din, besok datang ya biasanya kan kamu yang paling semangat masalah baksos.
MeidinaAku memang sangat menyukai kegiatan baksos karena disanalah aku bisa belajar tentang kehidupan dari mereka dan belajar bagaimana caranya untuk bersyukur atas apa yang telah Allah berikan kepada ku.
Tak lama satu pesan pun kembali masuk dari sahabatku Mei.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Untuk Allah
Духовные"Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan bersama dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun-daunya". (HR. Al Bukhari dan Muslim).