BAKTI SOSIAL

135 7 0
                                    

Rasulullah saw. bersabda, “Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini,” kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya” (HR. Bukhari, Shahih Bukhari, Sahl bin Sa’ad As-Sa’idiy: 5304).
***

Sampai di kampus sudah banyak anak-anak yang datang karena 15 menit lagi mata kuliah akan dimulai. Aku langsung menghampiri sahabat-sahabatku, yaitu Aisyah, Titania dan Meidina. Mereka adalah sahabat-sahabat ku dari saat aku SMP hingga sekarang duduk di bangku kuliah. Hanya saja yang aktif dalam kegiatan organisasi hanya aku dan Meidina.
Saat istirahat tiba, aku pergi ke Masjid kampus untuk Shalat Dhuha. Aisyah dan Titania pergi ke kantin dan Meidina sibuk mengerjakan tugas nya yang belum selesai.
Setelah aku melaksanakan Shalat Dhuha, aku mendengar ada seorang laki-laki yang sedang membacakan Surat Ar-Rahman dengan suara nya yang begitu indah. Aku tidak bisa melihat jelas wajahnya karena memang ada sekat antara shaf laki-laki dan perempuan. Hatiku merasa bergetar saat dia membacakan lantunan Surat Ar-Rahman.
Selesai mata kuliah terakhir, Meidina langsung mengajak ku untuk cepat-cepat ke ruangan BEM.

“Kenapa buru-buru sih Mei rapatnya kan masih 15 menit.” Kata ku yang masih berusaha menyusul langkah Mei.
“Kamu tau kan ketua pelaksana nya katanya kak Radit. Dia kan cowok yang sering dibicarakan sama anak-anak se kampus.” Kata Mei.
***
Lima belas menit kemudian, rapat dimulai.

“Assalamualaikum wr.wb.” Kata radit membuka rapat hari ini.
“Waalaikumsalam wr.wb.” Jawab kami semua.
“Alhamdulillah wa Syukurillah kita hari ini bisa berkumpul dalam rapat ini. Sebelumnya, perkenalkan nama saya Muhammad Raditya Pratama, saya ditugaskan oleh Pak Surya untuk menjadi ketua pelaksana dalam acara bakti sosial yang akan kita laksanakan Sabtu nanti. Saya disini akan menjelaskan konsep acara terlebih dahulu.”

Dengan menggunakan bahasa formal nya dan sikap dinginnya dia membacakan konsep kegiatan baksos yang akan dilaksanakan hari Sabtu besok.

“Lihat bahasa nya aja Masya Allah menarik pembawaanya, apalagi lihat wajah nya meleleh hati aku. Hahaha..” Kata Mei berbisik padaku.
“Jangan berisik nanti kita kena marah kating.” Kataku pada Mei.
“Baksos kita akan dilaksanakan di panti yang terletak di Jakarta Pusat. Untuk lokasi nya nanti saya kirim di grup. Saya harap satu jam sebelum acara kita sudah berkumpul disini. Saya harap kerja sama nya untuk bisa melancarkan acara ini”.
***

Selesai rapat, aku langsung mencari angkot yang lewat dan langsung pulang ke rumah. Sesampainya dirumah aku langsung merebahkan tubuhku di atas tempat tidur karena aku merasa sangat lelah. Hingga aku melihat buku diary yang bersampul pink itu aku langsung membuka nya dan menuliskan perasaan ku hari ini. Diary itu memang curhatan hati ku kepada Allah selain dengan Doa-doa yang aku panjatkan.

Allah..
Hati ini begitu bergetar saat mendengar dirinya melantunkan ayat-ayatMu.
Rasanya tenang dan damai.
Siapa pun dia, aku berharap semoga kelak Engkau menyatukan hamba dengan nya.
Jika pun hamba tidak berjodoh dengan nya, Semoga hamba dijodohkan dengan orang seperti nya.
-APP-
***
Hari ini kami semua sudah berkumpul di sebuah Panti Asuhan yang terletak di Jakarta Pusat. Sesuai permintaan dari ketua pelaksana kami semua kumpul satu jam sebelum acara dimulai. Tepat jam 8 pagi acara dimulai. Aku sangat senang melihat senyum dan tawa anak anak Panti. Dalam kunjungan baksos ini diisi dengan beberapa rangkaian acara yang dipandu oleh sahabatku Mei. Acara pertama yaitu sambutan dari ketua pelaksana yaitu kak Radit dan dilanjutkan sambutan dari pengurus Panti Asuhan yang diwakili oleh Ibu Khadijah dan dilanjutkan dengan doa bersama dan santunan. Tidak hanya itu, kami juga mengadakan permainan seusai doa untuk menghibur anak anak yang ada di Panti Asuhan. Bagiku, kebahagiaan yang sangat luar biasa saat aku dapat menghibur anak anak yang ada disana.
Saat aku sedang duduk sendiri di taman depan yang ada di Panti, tiba tiba seorang anak laki laki yang kira kira berusia 8 tahun menghampiriku sambil membawa sebuah kertas yang berisi gambar seorang ibu dengan anak laki-laki nya.

Diary Untuk AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang