Jangan pernah berkata baik-baik saja, karena saya tau kamu sedang dalam kondisi tidak baik
***
“Andin... Andin...” Teriak Mei sambil berlari ke arahku.
“Kenapa si Mei? Masih pagi juga udah teriak-teriak.” Kataku.
“Loe semalam kemana? Kenapa gak ikut nimbrung di grup BEM?”
“Aku semalam ketiduran heheh..” Jawabku.Padahal semalam aku membaca pesan-pesan di grup namun aku males takutnya nanti Mei malah bahas lebih panjang lagi soal semalam jadi terpaksa aku berhobong dengan alasan ketiduran.
“Tadi aku ketemu kak Amin, dia bilang nanti jam 10 mau ada rapat tentang program terakhir angkatan mereka, diruang BEM, jangan telat.”
“Iya iya Mei. Iya udah masuk ke kelas yuk.”
***
“Mei aku izin ke Masjid dulu ya mau Shalat dhuha.”
“Iya udah deh gua duluan ke ruang BEM ya, nanti nyusul awas aja kalau enggak nyusul.”
“Iya Mei siap siap hehehe”.Seperti biasa setelah keluar kelas aku pergi ke Masjid untuk melaksanakan Shalat dhuha. Shalat dhuha mempunyai banyak manfaat salah satunya untuk dapat mempermudah segala urusan. Ayah dan bunda mengajarkan aku dan kak Fahri untuk Shalat dhuha dari kecil sehingga kami terbiasa sampai sekarang.
Saat aku keluar dari Masjid, aku melihat ada kak Radit yang juga sama selesai Shalat.Ya Allah.. Kenapa jantung ku tiba-tiba deg-degan seperti ini.
Aku menatap kak Radit begitupun kak Radit yang juga sedang menatapku. Astagfirullah... aku segera menunduk dan kak Radit segera mengalihkan pandangannya ke samping.
“Kamu tidak ikut rapat BEM?” Tanya kak Radit.
“Mmm... ikut kak, ini aku mau langsung ke ruang BEM. Kak Radit sendiri tidak ikut rapat?”
“Saya juga akan kesana sekarang. Kalau begitu mari kita kesana takutnya nanti kita telat.”Aku dan kak Radit memasuki ruangan BEM, disana sudah dipenuhi oleh anak-anak BEM karena di rapat ini akan membahas program terakhir ketua BEM saat ini. Disana juga ada Meidina, dia sudah menyiapkan tempat duduk untukku. Namun saat aku berjalan ke arah Mei tiba-tiba kepalaku sakit dan pandanganku mulai buram.
Brughhhh......
***
Fa bi’ayyi aalaaa’i robbikumaa tukazzibaanSamar-samar aku melihat seseorang sedang membaca Surat Ar-Rahman dan perlahan aku mulai membuka mata. Aku kaget saat aku melihat ternyata ada kak Radit yang sedang duduk dan membacakan kalam Allah.
“Kak Radit, apa yang terjadi?”
“Kamu tadi pingsan dan dibawa ke UKS.”
“Makasih kak udah nemenin aku disini, maaf aku harus ke kelas sekarang hari ini ada kuis.”
“Kamu masih sakit sebaiknya istirahat disini.”
“Aku baik-baik aja kak lagian tadi udah istirahat sebentar lagi juga hilang pusingnya.”
“Jangan pernah berkata baik-baik saja, karena saya tau kamu sedang dalam kondisi tidak baik”.Aku hanya terdiam. Memikirkan aku harus tetap istirahat disini atau mengikuti kuis dikelas. Kalau aku tetap disini, bagaimana dengan nilai ku nanti?
“Saya mohon tetap disini, kamu butuh istirahat. Lain kalau kalau kamu sedang sakit sebaiknya tidak pergi ke kampus, jangan buat saya khawatir lagi seperti tadi.” Ucapnya lagi.
“Maksud kak Radit?” Aku berharap kak Radit mengulangi perkataannya lagi kalau dia mengkhawatirkanku.
“Maksud saya jangan buat semua anak BEM khawatir dengan kondisi kamu.”Aku kira kak Radit benar-benar mengkhawatirkan ku tapi ternyata dia hanya mewakili semua anak BEM. Harusnya memang aku sadar untuk apa pria sesempurna kak Radit mengharapkanku. Astagfirullah, apa yang sedang aku pikirkan, aku mengharapkan dia yang jelas-jelas bukan siapa-siapa diriku.
“Kak Radit aku boleh tanya sesuatu?”
“Hmm ada apa?”
“Apa tadi kak Radit yang membacakan Surat Ar-Rahman ketika aku pingsan?” Tanyaku penasaran.
“Saya rasa kamu sudah tau jawabannya tanpa harus saya jawab.”Allah...
Pada akhirnya aku tau siapa sosok yang membuat hati ini bergetar saat melantukan ayat-ayatMu.
Haruskah aku mendo’akan dia untuk menjadi imam masa depanku kelak?
Ahhh rasanya tidak mungkin, sosoknya begitu sempurna untuk aku harapkan.
Biarlah rasa ini menjadi rahasiaku denganMu, bahwa hari ini hamba mencintainya.
Hamba terlalu malu untuk mengatakannya kalau hamba mencintainya.
Hamba titipkan rasa ini pada-Mu karena Engkau lah Sang Maha Cinta.
-APP-
***
Andini kamu gapapa kan? Maafin kita ya tadi kita gak nungguin kamu disini soalnya kamu tau kan hari ini ada kuis, untung ada kak Radit jadi aku suruh kak Radit aja. Makasihya kak Radit udah mau nungguin sahabat aku”. Kata Meidina.
“Kamu kenapa gak bilang sama kita kalau kamu lagi sakit?” Tanya Titania.
“Kamu kita anterin pulang ya.” Ucap Aisyah.
“Nanyanya satu-satu kasihan Andini nya pusing jawabnya hehehe... iya udah karena udah ada kalian disini, saya pamit pulang duluan ya. Andini saya pulang ya, Syafakillah.”
“Terima kasih banyak kak.”Kak Radit pergi setelah mengcapkan salam. Aku menolak mereka mengantarkan ku pulang karena hari ini aku ada janji pergi ke rumah sakit tempat kak Fahri kerja. Mereka mengantarkanku ke depan. Aku langsung naik taksi online yang sudah aku pesan dan berjalan menuju rumah sakit.
Bersambung...
Sebaik-baik bacaan adalah Al-Qur’an.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Untuk Allah
Duchowe"Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan bersama dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun-daunya". (HR. Al Bukhari dan Muslim).