Namaku Nadhifa.
Aku suka duduk sendiri di sebuah taman kota yang padat. Seperti saat ini yang sedang aku lakukan, melihat orang-orang saling bersenyawa satu sama lain. Sendiri ! tidak masalah buat ku. Itulah sisi yang banyak tidak orang tau dariku.Melihat kota sedang berbingar, padat, saling bercengkrama penuh dengan tawa. Terkadang jika sudah begini, orang-orang sedang lupa. Lupa akan masalahnya, mereka hanya ingin satu menikmati.
Saat sedang sendiri, aku hanya ingin mengenal tentang diriku. Bukan diriku saat menjadi yang lain, bukan tentang itu. Banyak orang yang terlalu lama memakai topeng, sampai ia lupa siapa ia sebenarnya. Benar memang bahwa Dunia ini panggung sandiwara. Banyak yang terasa lucu, namun banyak yang tak sesuai harapan.
Pada setiap malam yang selalu menenangkan, aku sangat menyadari bahwa banyak hal yang tidak mudah untuk diutarakan, terlalu lama pula bersembunyi. Semesta selalu mengajarkan agar kita dapat menerima. Memeluk semua rasa, yang selalu terlihat sangat mudah. Mau atau tidak ini tetap menjadi bagian dalam hidup ini.
Semakin malam bukannya semakin terlelap, malah semakin bingar. Setiap bingar malam selalu menjadi saksi bahwa tidak ada yang benar-benar terlelap untuk beristirahat. Ada yang terlalu gelisah memikirkan "Apakah esok masih menjadi hari yang sangat bersahabat ? Atau malah sebaliknya.. "
Kali ini aku tiba-tiba merenung dan menatap kosong jalanan yang sedang asik bergurau. Sambil merutuki diriku sendiri.
"Maaf kan aku semesta selama ini, aku membiarkan dia menguasai tentang diriku"
🌍🌍🌍
21 Juli 2019
4 Agust 2020 (revisi)Wnarulita
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Bingar
General FictionDari semua keramaian yang ditawarkan ternyata lebih banyak kesepian yang dirasakan. Ini cerita tentang Nadhifa tentang keramaian namun merasa sepi. Ini masih tentang semesta nya bukan tentang semesta mu, tentang Dunia Nadhifa yang katanya lebih berw...