Nadhifa POV
Hari ini rasanya badan ku, mulai enteng. Bagaimana tidak, hari ini UAS terakhir. Rasanya seperti satu beban mu, sedang diangkat. Bahagia!
Akhirnya mata kuliah dari dosen yang super duper tidak jelas ini, dengan segala deadline yang sangat menguras emosi. Berakhir juga, rasanya aku ingin melemparkan bangku kosong, saat melihat beliau tersenyum ramah setelah semua jawaban sudah di kumpul kan.
Pertemuan terakhir, biasanya menjadi ajang permintaan maaf tak jarang juga evaluasi diri untuk menerima kritik dan saran. Beberapa dari teman kelas, tadi melontarkan aksi protes. Sedangkan beliau yang di protes, cuma menanggapi dengan senyuman walaupun terkadang hampir tersulut juga emosi nya. Tapi sudahlah biarkan ! Esok hari juga gak akan ketemu. Jadi, good bye, pak towi.
Coco yang berada di sebelah ku, sengaja menyenggol lengan ku. Aku yang sedang asik memasukkan barang-barang ku, ke dalam tas pun hanya mampu mendengus dengan sebal.
“Apa ?” ucap ku dengan kesal
“Ya Allah, jutek amat neng” ucap coco tapi aku hanya diam saja.
“katanya tadi mau ngomong sesuatu ?”
Aku yang hampir lupa, berusaha menghembuskan nafas dengan perlahan
“Ah iya.. Jadi co, kayaknya gue ke Jogjanya. Di Re-scedule deh, soalnya gue mau pulang ke Palu dulu. Sorry!”“Gue kira kenapa, sebenarnya gue juga mau re-scedule. Eh ternyata keduluan elu. Kok tumben pulang kampung ?”
“Beberapa hari yang lalu kan bunda sama ayah gue, balik. Terus ngajak buat pulang. Jadi dengan berat hati, gue kudu ikut. Kalo lu kenapa ?”
“Oh gitu, kalo di pikir-pikir kan lu juga udah lama gak pulang. Deryl, ngajak ke kawah Ijen. Ya kali, kawah Ijen gue tolak”
“Tapi gue tetep ke Jogja lo”
“Gue juga, kangen sama nenek gue. Eh di grup udah rame nih. Ayo ke tempat rapat, lu kan ketua devisi acara. Ntar di cari sama yang lain lagi” ucap coco, aku yang di sebelah nya hanya dapat mengangguk dengan pasrah.
Satu beban terangkat, masih ada yang harus di selesaikan lagi. Beberapa Minggu akhir ini memang lagi ribet, mengurus acara gala premiere ini. Satu ujian lagi, yang menunggu buat di selesaiin. Tapi yang ini, dibuat dengan senang hati !
Gala premiere itu, hampir sama ribet nya, kayak bikin konser buat dies natalis prodi. Hampir sama ! soalnya kalo di jurusan ku malam gala premiere ini acara tahunan yang selalu ditunggu. Itulah yang membuatku sebagai ketua divisi acara muter, meres, otak lebih banyak. Energi juga udah terserap dengan habis.
Rasanya badan ku remuk dan kepala ku pusing. Rapat final ini akhirnya berakhir juga. Cukup melelahkan, tinggal eksekusi untuk esok hari, acara akan dilaksanakan pukul 7 malam, dengan total 6 film pendek yang akan di putar. Walaupun ini acara angkatan, film yang terputar memang sudah pilihan dari dosen pengampu. Jadi, bisa dipastikan bahwa film yang terputar saat acara gala premier, sudah mendapat nilai yang terbaik.
Disini lah, keunikan dari acara ini. Karena, setiap mahasiswa tidak tau film mana yang akan di Putar. Ada tim khusus yang hanya mengetahui film yang nanti nya akan terputar, itu pun tim yang sudah di tunjuk oleh dosen. Biasanya juga, dari adik tingkat supaya nanti nya teknis acara ini bisa diturunkan.
“kak, dhifa diminum dulu air nya” ucap Gilang di sebelah nya dengan logat bahasa Jawa.
“Ya Allah gilang, bikin kaget aja. Btw, makasih ya. Tau aja lagi haus”
“Sama-sama kak. Tadi kak dhifa keren, waktu jelasin ke kita semua. Konsep nya saya suka”
“semoga tahun depan acara kalian juga bisa sukses malah lebih”
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Bingar
General FictionDari semua keramaian yang ditawarkan ternyata lebih banyak kesepian yang dirasakan. Ini cerita tentang Nadhifa tentang keramaian namun merasa sepi. Ini masih tentang semesta nya bukan tentang semesta mu, tentang Dunia Nadhifa yang katanya lebih berw...