"Gue gak nyangka bisa ketemu lu disini" ucap nya sambil membuka pintu toko.
"makasih. Apalagi gue" ucap dhifa sambil berjalan menuju bangku di trotoar.
"Ini dunianya yang sempit atau sebenarnya ini udah takdir ?" ucapnya
"takdir ?" ucap dhifa sambil tersenyum menyepelekan
"sebentar ! sampai detik kita duduk bareng di kursi trotoar ini. Gue masih belum tau nama lu siapa ? Ya kali gue manggil lu 'mas tinggi' ?" ucap dhifa
"hahaa.. Sorry-sorry kita belum kenalan ya. Gue Bumi Pranadipa" ucap bumi sambil menyalurkan tangan untuk bersalaman.
"Gue Nadhifa Putri G" ucap dhifa sambil menerima uluran tangan nya untuk bersalaman.
"G ? Geulis .." ucap bumi bersamaan dengan kekehan kecil
"Iih .. Apasih. Gautama" ucap dhifa sambil tertawa.
"Habis punya nama di singkat-singkat" ucap bumi sambil melihat motor dan mobil lalu lalang di depannya sedangkan dhifa hanya bisa diam saja.
"Kok Lo, waktu itu nonton konser sendiri ?" ucap bumi sambil menggeser tubuhnya miring dan menatap nadhifa.
"sebenarnya berdua sama temen. Tapi, dia tiba-tiba batalin gitu aja. Jadi, daripada gak nonton mending lihat sendiri. Btw, sorry ya waktu itu udah ngerepotin" ucap dhifa.
"Gak masalah, cuma gue waktu itu ngelihat lo kayak bingung, keluar dari kerumunan gimana. Yaudah gue bantuin, daripada Lo pingsan. Duuhh.. Hampir lupa, Lo gapapa waktu tadi gue tabrak ?" ucap bumi dengan nada khawatir nya
"Oh siku gue, gapapa. Lagian tadi gak keras juga kok" ucap dhifa.
"Lo itu kecil, lain kali kudu lebih hati-hati. Tapi kalo sama gue, mau Lo ceroboh gapapa kok" ucap bumi sambil tersenyum
"Hah ?" ucap nadhifa refleks
Tiba-tiba saja bumi mengusap kepala Nadhifa, seketika Nadhifa hanya bisa diam dan saling pandang.
"eehhmm.. Btw Lo tadi mau belanja ? Buat cowo lu yaa?" ucap bumi masih dengan memandang Nadhifa lekat.
"Enak aja. Enggak tau" ucap Nadhifa dengan wajah sebal nya
"terus ? Kok ada di distro nya cowo" ucap bumi
"Gue tadi kes.." tiba-tiba ucapan Nadhifa terpotong oleh teriakan iril dari depan pintu distro sambil berjalan kearahnya
"Kesini sama Abang gue" ucap dhifa sambil melirik dan mengangkat alisnya membuat bumi melihat sosok yang dhifa maksud.
"Iril ?" ucap bumi bingung.
"Loh, Bumi Lo kok sama adek gue dan kapan sampe sini" ucap iril sambil memeluk bumi, pelukan khas seorang cowo. Tidak ada yang lebih bingung dari Nadhifa saat ini.
"Kok bisa kenal sih sama kakak gue. Ini beneran takdir apa emang kebetulan aja sih" gerutu Nadhifa dalam hati
"Baru beberapa hari disini. Jangan bilang ini distro punya Lu" ucap bumi
"Yoi.. Punya gue, tadi kok gue gak lihat Lo habis belanja di dalem" ucap iril.
"Udah dari tadi bro" ucap bumi dan Nadhifa menatap iril dengan wajah bingungnya memberikan isyarat seperti "ini siapa ?"
"Jadi gini dek, ini bumi temen lamanya kakak. Dia selama ini kuliah di luar kota gitu, udah lama gak pernah ketemu dia. Lah malah kamu duluan ketemu dia. Jadi kalian udah saling kenal?" ucap iril sambil melihat bumi dan Nadhifa secara bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Bingar
General FictionDari semua keramaian yang ditawarkan ternyata lebih banyak kesepian yang dirasakan. Ini cerita tentang Nadhifa tentang keramaian namun merasa sepi. Ini masih tentang semesta nya bukan tentang semesta mu, tentang Dunia Nadhifa yang katanya lebih berw...