Wolu

1.2K 84 0
                                    

Haripun terus berganti tak terasa sudah hampir 3 bulan mereka rukun, Dani dan Rasya semakin menunjukan perasaan mereka, meski masih di lingkup yang membingungkan harus diapakan perasaan itu, yang jelas dan pasti perlahan perasaan itu semakin menguat dan menuntut untuk diperjelas namun mereka menahannya dengan alasan yang sudah sangat jelas, mereka saudara sebapak.

Sakit, memang tak bisa dipungkiri karena mereka sudah terlanjur mencipta rasa, rasa yang tumbuh tanpa sengaja mereka pupuk, rasa yang salah karena bukan pada tempatnya jika takdir memperbolehkan mereka ingin kembali ke masa lalu dan mengubah hubungan mereka menjadi dua orang asing, namun jika takdir mereka ubah apakah mereka bisa bertemu dan memiliki rasa sedemikian dan seakan sekarang takdir sedang mempermainkannya, bingung itulah yang saat ini mereka rasakan, maju salah mundur sakit.

Rasya duduk termenung di balkon kamarnya, panggilan dari mamanya tidak dihiraukannya hanya disahut sekenanya agar mamanya diam tak berisik mengganggu kegiatan yang beberapa hari ini menjadi hobinya, melamun. Melamun memikirkan perasaan yang tumbuh dihatinya. Dering ponsel terdengar membuat dia sedikit tersenyum karena sangat tahu siapa yang meneleponnya, dia memberi dering khusus pada nama itu pada ponselnya, Dani.

"Hallo," jawabnya setelah menggeser ikon hijau ke kanan.

"Apa kamu tak bosan melamun terus dikamarmu ?" tanya Dani.

"Sok tahu, aku gak ngelamun," balas Rasya.

"Keluarlah, aku tunggu di persimpangan jalan, aku sudah bicara dengan Mang Hari dia akan mengantarmu," jelas Dani.

"Jika aku tidak mau ?"

"Aku yakin kamu tak akan menolak, kamu akan merindukanku nanti jika tak melihatku beberapa hari kedepan, maka temuilah aku,"

"Pede, kamu mau kemana Dan ?"

"Ikut saja, nanti aku jelaskan,"

Begitulah cara mereka bertemu, diam-diam agar papa mereka tidak tahu karena sang papa tidak mengijinkan Dani mendekati Rasya, dirumah mereka seolah seperti biasa tidak saling kenal jika ada papa maupun mama, tapi jika tidak ada mereka seperti sepasang kekasih yang kasmaran namun sebatas di dalam kamar.

Rasya segera bebersih dan berganti baju dengan wajah yang riang, selain di sekolah dia tidak bisa melihat Dani dengan leluasa dia sangat merindukan bocah sok dingin tapi manja itu.

Setelah berpamitan dengan mamanya Rasya segera meminta mang Hari segera mengantarkannya dititik temu dimana Dani telah menunggu.

"Sudah siap pergi ?" tanya Dani saat Rasya telah sampai.

Rasya celingukan mencari kendaraan Dani namun nihil, dia tidak melihat motor kesayangan Dani ada disana pergi naik apa batin Rasya, Dani seakan tahu apa yang membuat Rasya seperti orang bingung.

"Kita naik itu ?" tunjuk Dani pada sebuah mobil.

Rasya menganga melihat mobil yang bentuknya cocok dipakai oleh cowok dan Rasya sangat tahu harga mobil itu, sungguh luar biasa seorang Dani batin Rasya berteriak.

"Ayo," Dani mengulurkan tangannya dan disambut dengan senang hati oleh Rasya, berjalan menuju mobil yang sudah terparkir rapi disisi jalan, Dani membukakan pintu untuk Rasya membuat hati gadis itu kembali menghangat dengan perlakuan manis Dani.

Dani menyalakan mobilnya dan dengan perlahan tapi pasti dia menjalankan mobil itu menuju tempat yang akan dia habiskan bersama Rasya hari ini.

"Ini mobilmu ?" tanya Rasya.

"Bukan, aku minjem dari dealer," balas Dani asal nyeplos.

"Ditanya tuh jawab yang bener," kesel Rasya.

Benci Dan Cinta (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang